BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran pada dasarnya
merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga
mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang
akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain,
memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain.
Pembelajaran yang kurang
memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru,
akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan
pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada
pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini
adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang
kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini
mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem
belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses
pembelajaran di sekolah.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
dalam makalah, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Apakah
yang dimaksud dengan model pembelajaran Active Learning?
2. Apa
sajakah karakteristik dari Model pembelajaran Active Learning?
3. Apa
sajakah prinsip-prinsip dari Model pembelajaran Active Learning?
4. Bagaimana
sintak-sintak atau langkah-langkah dalam Model pembelajaran Active Learning?
5. Apa
saja jenis-jenis dari Model pembelajaran Active Learning?
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, dapat dirumuskan beberapa tujuan :
1. Mengetahui
pengertian dari Model pembelajaran Active Learning
2. Mengetahui
karakteristik dari Model pembelajaran Active Learning
3. Mengetahui
prinsip-prinsip dari Model pembelajaran Active Learning
4. Mengetahui
sintak atau langkah-langkah dalam Model pembelajaran Active Learning
5. Mengetahui
jenis-jenis Model pembelajaran Active Learning
6. Mengetahui
kelebihan dan kelemahan Model pembelajaran Active Learning
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Model Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Model pembelajaran aktif
adalah suatu model dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara
belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri
merupakan tujuan akhir dari belajar aktif (active learning). Untuk dapat
mencapai hal tersebut kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar
bermakna bagi siswa atau anak didik.
Belajar aktif merupakan
perkembangan teori learning by doing (1859-1952). Dewey menerapkan
prinsip-prinsip “learning by doing”, bahwa siswa perlu terlibat dalam proses
belajar secara spontan. Dari rasa keingin tahuan (curriositas) siswa terdapat
hal-hal yang belum diketahuinya, maka akan dapat mendorong keterlibatan siswa
secara aktif dalam suatu proses belajar. Belajar aktif berguna untuk
menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa serta menggali potensi
siswa dan guru untuk sama-sama
berkembang dan berbagi pengetahuan keterampilan, dan pengalaman.
Melalui model pembelajaran
aktif, siswa diharapkan akan mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar
dan potensi yang mereka miliki. Di samping itu, siswa secara penuh dan sadar
dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di lingkungan
sekitarnya, lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara sistematis,
krisis dan tanggap, sehingga dapat menyelesaikan masalah sehari-hari melalui
penelusuran informasi yang bermakna baginya. Belajar aktif menuntut guru
bekerja secara profesional, mengajar secara sistematis, dan berdasarkan
prnsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan efisien. Artinya, guru dapat
merekayasa model pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis dan
menjadikan proses pembelajaran sebagai pengalaman yang bermakna bagi siswa.
Untuk itu, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk:
a.
Memanfaatkan sumber belajar dilingkungannya
secara optimal dalam proses pembelajaran
b.
Berkreasi mengembangkan gagasan baru
c.
Mengurangi kesenjangan pengetahuan yang
diperoleh siswa dari sekolah dengan pengetahuan yang diperoleh dari masyarakat
Belajar aktif meliputi
berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melakukan
aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu yang singkat
membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Ketika peserta didik belajar
dengan aktif berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran.
2.2
Karakteristik Active Learning
Pembelajaran aktif
adalah segala bentuk
pembelajaran yang
memungkinkan siswa berperan secara
aktif dalam proses
pembelajaran itu sendiri
baik dalam bentuk
interaksi antar siswa maupun siswa
dengan pengajar dalam
proses pembelajaran tersebut.
Menurut Bonwell (1995), pembelajaran
aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
·
Penekanan
proses pembelajaran bukan
pada penyampaian informasi
oleh pengajar melainkan pada
pengembangan keterampilan pemikiran
analitis dan kritis terhadap
topik atau permasalahan yang dibahas.
·
Siswa tidak
hanya belajar secara pasif
tetapi mengerjakan sesuatu yang
berkaitan dengan materi pelajaran.
Di samping karakteristik tersebut, secara umum
suatu proses pembelajaran
aktif memungkinkan
diperolehnya beberapa hal.
Pertama, interaksi yang timbul
selama proses pembelajaran akan
menimbulkan positive interdependence, dimana konsolidasi pengetahuan yang
dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif
dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan guru harus mendapatkan penilaian
untuk setiap siswa
sehingga terdapat individual
accountability. Ketiga, proses
pembelajaran aktif ini agar
dapat berjalan dengan
efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk
social skills.
Dengan demikian kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga penguasaan materi juga meningkat.
Suatu studi yang dilakukan Thomas (1972) menunjukkan bahwa setelah 10
menit pelajaran, siswa
cenderung akan kehilangan
konsentrasinya untuk mendengar pelajaran yang diberikan
oleh pengajar secara
pasif. Hal ini tentu
akan makin membuat pembelajaran tidak
efektif jika pembelajaran terus
dilanjutkan tanpa upaya-upaya
untuk memperbaikinya. Dengan menggunakan cara-cara pembelajaran aktif,
hal tersebut dapat dihindari. Pemindahan peran pada siswa untuk aktif belajar
dapat mengurangi kebosanan ini bahkan bisa menimbulkan minat belajar yang besar
pada siswa. Pada akhirnya hal ini
akan membuat proses
pembelajaran mencapai learning
outcomes yang diinginkan.
2.3
Prinsip-Prinsip Active Learning
Untuk menjadikan aktif, maka
pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis serta
mengetahui prinsip-prinsipnya. Prisip-prinsip belajar aktif antara lain:
·
Stimulus belajar
Yang dimaksud dengan
stimulus belajar adalah segala hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi
atau perbuatan belajar. Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi
biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat berbentuk verbal atau
bahasa, visual, auditif, taktik dan lain-lain. Stimulus hendaknya disampaikan
dengan upaya membantu agar siswa menerima pesan dengan mudah.
·
Perhatian dan motivasi
Perhatian adalah pemusatan
tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek. Sedangkan yang dimaksud dengan
motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Perhatian dan motivasi akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, untuk memotivasi dan memberikan
perhatian pada kegiatan belajar, guru dapat melakukan berbagai model
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan pembelajaran yang menyenangkan.
media dan alat bantu yang menarik perhatian siswa seperti gambar, foto, diagram
dan lain-lain. Secara umum siswa akan terangsang untuk belajar apabila ia
melihat bahwa situasi belajar mengajar cenderung memuaskan dirinya sesuai
dengan kebutuhannya.
·
Respon yang dipelajari
Belajar adalah proses
belajar yang aktif, sehingga apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan
belajar sebagai respon siswa terhadap stimulus guru, maka tidak mungkin siswa
dapat mencapai hasil belajar yang dikehendaki.
Keterlibatan atau respon siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal terhadap informasi, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar seperti memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru,
Keterlibatan atau respon siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal terhadap informasi, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar seperti memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru,
·
Penguatan
Setiap tingkah laku yang
diikuti oleh kepuasan terhadap bebutuhan siswa akan mempunyai kecenderungan
untuk diulang kembali. Sumber penguat belajar untuk pemuasan kebutuhan yang
berasal dari luar adalah nilai, pengakuan prestasi siswa, persetujuan pendapat
siswa, pemberian hadiah dan lain-lain.
2.4
Sintak atau Langkah-Langkah Active Learning
Pembelajaran aktif (Active Learning)
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh
anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping
itu, pembelajaran aktif (Active Learning) juga dimaksudkan untuk menjaga
perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Menurut Machmudah
(2008), berikut adalah sintak atau langkah-langkah model pembelajaran aktif
(Active Learning) :
·
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan motivasi
siswa
Dalam fase ini guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa. Tujuan belajar yang
disampaikan adalah untuk memahami sel darah pada sistem peredaran darah.
·
Fase 2: Menyajikan informasi
Dalam fase ini guru
menyampaikan penjelasan umum tentang
peredaran darah kepada siswa.
·
Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok
Dalam fase ini guru
membagikan kartu berisi informasi tentang sel darah sebagai penentuan kelompok
siswa.
·
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
Dalam fase ini guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
2.5
Jenis-jenis Active Learning
Menurut Hamruni (2012),
Model Pembelajaran Active Learning dapat diterapkan menggunakan beberapa
metode, antara lain :
a.
True or False (Benar atau Salah)
Metode ini merupakan
aktifitas kolaboratif yang mengajak siswa untuk terlibat ke dalam materi secara
langsung. Metode ini meminta kepada siswa untuk menyatakan benar atau salah atas
pernyataan yang ditulis oleh guru pada masing-masing kartu.
Adapun langkah-langkah yang
ditempuh sebagai berikut:
1.
Guru membuat list pernyataan yang berhubungan
dengan materi pelajaran, separohnya benar dan separohnya lagi salah.
Masing-masing pernyataan ditulis pada selembar kertas yang berbeda. Jumlah
lembar pernyataan disesuaikan dengan jumlah siswa.
2.
Guru memberi setiap siswa satu kertas
kemudian mereka diminta untuk menentukan benar atau salah pernyataan tersebut.
Selanjutnya guru menjelaskan bahwa masing-masing dari mereka bebas menggunakan
cara apa saja untuk menentukan jawaban.
b.
Guided Teaching (Pembelajaran Terbimbing)
Metode ini merupakan
aktifitas untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa atau untuk memperoleh
hipotesa. Metode ini meminta kepada siswa untuk membandingkan antara jawaban
mereka dengan materi yang telah disampaikan oleh guru.
Adapun langkah-langkah yang
ditempuh sebagai berikut:
1.
Guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada
siswa untuk mengetahui pikiran dan kemampuan yang mereka miliki.
2.
Guru memberi kesempatan beberapa menit kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan dengan meminta mereka untuk bekerja berdua atau
dalam kelompok kecil.
c.
Card Sort (Cari Kawan)
Metode ini merupakan
aktifitas kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,
karakteristik klasifikasi, fakta tentang objek atau mereview informasi. Metode
ini meminta kepada masing-masing kelompok siswa untuk mempresentasikan isi
kartu yang ada di kelompoknya.
Adapun langkah-langkah yang
ditempuh sebagai berikut:
1.
Guru membagi kertas yang berisi informasi
kepada setiap siswa.
2.
Guru meminta siswa untuk bergerak dan
berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu yang kategorinya sama.
d.
The Power of Two (Gabungan Dua Kekuatan)
Metode ini merupakan
aktifitas pembelajaran yang digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif
dan memperkuat pentingnya serta manfaat sinergi. Metode ini meminta kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru secara individual, kemudian melakukan
sharing bersama seorang siswa di sebelahnya.
Adapun langkah-langkah yang
ditempuh sebagai berikut:
1. Guru
mengajukan satu atau dua pertanyaan kepada siswa yang menuntut perenungan dan
pemikiran.
2. Guru
meminta setiap siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara individual.
3. Setelah
selesai, guru meminta mereka untuk berpasangan dan saling bertukar jawaban dan
membahasnya.
Metode ini merupakan
aktifitas yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kecakapan dalam
bermain peran terhadap situasi kehidupan nyat
Adapun langkah-langkah yang
ditempuh sebagai berikut:
1.
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari tiga siswa.
2.
Guru memerintahkan setiap kelompok membuat
tiga skenario kehidupan nyata yang berkaitan dengan topik diskusi.
e.
Reading Guide
Pembelajaran dilakukan
berbasis bacaan (teks). Agar proses membaca ini bisa efektif, maka guru
memberikan pedoman (guide) membaca. Pedoman ini berisi pertanyaan – pertanyaan
yang harus dijawab siswa berdasarkan isi bacaan (teks), bisa berisi tugas –
tugas yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran.
Adapun langkah-langkah yang
ditempuh sebagai berikut:
1. Berilah
siswa teks (bacaan) yang harus mereka pelajari, akan lebih baik lagi bila
ditunjukkan halamannya.
2. Mintalah
peserta didik untuk membaca teks (bacaan) secara individual, kemudian membuat
resume mengenai topik – topik penting yang ada dalam bacaan tersebut (berbentuk
pointers).
Metode ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kelas, keluar dari lingkungan
kelas. Mereka bisa belajar di perpustakaan, warnet, mencari jurnal, dan sumber
– sumber belajar yang lain.
Adapun langkah-langkah yang
ditempuh sebagai berikut:
1.
Bagilah siswa dalam kelompok – kelompok
kecil, sekitar 2 atau 3 orang.
2.
Berilah masing - masing kelompok pertanyaan atau tugas yang
bisa dicari jawabannya di tempat – tempat yang sudah ditunjukkan guru.
3.
Diskusikan temuan – temuan kelompok tersebut
f.
Index Car Match
Metode ini adalah cara
menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran. Selain itu
memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis
kepada kawan sekelas.
Adapun langkah-langkah yang
ditempuh sebagai berikut:
1. Pada
kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang diajarkan dalam
kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang sesuai dengan jumlah siswa.
2. Pada
kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan – pertanyaan tersebut.
3. Gabungkan
dua lembar kartu dan kocok bebrapa kali sampai benar – benar acak.
2.6
Kelebihan dan Kelemahan Active Learning
Active learning sebagai
model dalam pembelajaran mempunyai keuntungan sebagai berikut :
1.
Peserta didik lebih termotivasi
Model pembelajaran active
learning memungkinkan terjadinya pembelajaran yang menyenangkan. Suasana yang
menyenangkan merupakan faktor motivasi untuk peserta didik. Lebih mudah
menyampaikan materi ketika peserta didik menikmatinya. Dengan melakukan hal
yang sedikit berbeda, peserta didik akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi
dalam pembelajaran.
2.
Mempunyai lingkungan yang aman
Kelas merupakan tempat di
mana terjadi percobaan serta kegagalan-kegagalan. Kita tidak hanya
membolehkan terjadinya hal-hal tersebut, tetapi juga memberi semangat bahwa
kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Resiko harus diambil untuk mendapatkan
sesuatu yang berharga. Pendidik dapat menyediakan lingkungan yang
aman melalui modelling dan setting batas- batas perilaku dalam kelas.
3.
Pertisipasi oleh seluruh kelompok belajar
Peserta didik merupakan
bagian dari rencana pembelajaran. Informasi tidak diberikan pada peserta
didik, tetapi peserta didik mencarinya. Beberapa kegiatan membutuhkan kekuatan,
kecerdasan, dan membutuhkan peserta didik untuk menjadi bagiannya. Semua
mempunyai tempat dan berkontribusi berdasarkan karakteristik masing-masing.
4.
Setiap orang bertanggungjawab dalam kegiatan
belajarnya sendiri
Setiap orang
bertanggungjawab untuk memutuskan apakah sesuatu hal tepat untuk mereka. Setiap
orang dapat menginterpretasikan tindakan-tindakan untuk mereka sendiri dan
mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi mereka.
Sedangkan
kelemahan-kelemahan dalam penerapan model pembelajaran active learning adalah:
1.
Keterbatasan waktu
Waktu yang disediakan untuk
pembelajaran sudah ditentukan sebelumnya, sehingga untuk kegiatan pembelajaran
yang memakan waktu lama akan terputus menjadi dua atau lebih pertemuan.
2.
Kemungkinan bertambahnya waktu untuk
persiapan
Waktu yang digunakan untuk
persiapan kegiatan akan bertambah, baik waktu untuk merancang kegiatan maupun
untuk mempersiapkan agar peserta didik siap untuk melakukan kegiatan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pembelajaran aktif (active
learning) untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak
didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan
sesuai dengan karakteristik pribadi
mereka miliki. Di samping itu, pembelajaran aktif juga untuk menjaga perhatian
siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran
DAFTAR
PUSTAKA
Bellamy, L., Barry, W.,
& Foster, S. (1999). A Learning Centered Approach to EngineeringEducation
for the 21st Century: The Workshop. College of Engineering and AppliedSciences :
Arizona State University.
Bonwell, C.C. (1995). Center
for Teaching and Learning, Active Learning: Creating excitement in the
classroom. St. Louis College of Pharmacy.
Hamruni. 2012. Strategi
Pembelajaran. Yogyakarta : Insan Madani
Machmudah, Ummi. 2008.
Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN-Malang Press
No comments:
Post a Comment