Saturday, 31 March 2018

SKENARIO PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN METODE – METODE BELAJAR II


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain.
Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dalam makalah, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1.    Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran Active Learning?
2.    Apa sajakah karakteristik dari Model pembelajaran Active Learning?
3.    Apa sajakah prinsip-prinsip dari Model pembelajaran Active Learning?
4.    Bagaimana sintak-sintak atau langkah-langkah dalam Model pembelajaran Active Learning?
5.    Apa saja jenis-jenis dari Model pembelajaran Active Learning?


1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dirumuskan beberapa tujuan :
1.    Mengetahui pengertian dari Model pembelajaran Active Learning
2.    Mengetahui karakteristik dari Model pembelajaran Active Learning
3.    Mengetahui prinsip-prinsip dari Model pembelajaran Active Learning
4.    Mengetahui sintak atau langkah-langkah dalam Model pembelajaran Active Learning
5.    Mengetahui jenis-jenis Model pembelajaran Active Learning
6.    Mengetahui kelebihan dan kelemahan Model pembelajaran Active Learning




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Model  Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Model pembelajaran aktif adalah suatu model dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif (active learning). Untuk dapat mencapai hal tersebut kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar bermakna bagi siswa atau anak didik.
Belajar aktif merupakan perkembangan teori learning by doing (1859-1952). Dewey menerapkan prinsip-prinsip “learning by doing”, bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan. Dari rasa keingin tahuan (curriositas) siswa terdapat hal-hal yang belum diketahuinya, maka akan dapat mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam suatu proses belajar. Belajar aktif berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa serta menggali potensi siswa dan guru untuk sama-sama  berkembang dan berbagi pengetahuan keterampilan, dan pengalaman.
Melalui model pembelajaran aktif, siswa diharapkan akan mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang mereka miliki. Di samping itu, siswa secara penuh dan sadar dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekitarnya, lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara sistematis, krisis dan tanggap, sehingga dapat menyelesaikan masalah sehari-hari melalui penelusuran informasi yang bermakna baginya. Belajar aktif menuntut guru bekerja secara profesional, mengajar secara sistematis, dan berdasarkan prnsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan efisien. Artinya, guru dapat merekayasa model pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis dan menjadikan proses pembelajaran sebagai pengalaman yang bermakna bagi siswa. Untuk itu, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk:
a.    Memanfaatkan sumber belajar dilingkungannya secara optimal dalam proses pembelajaran
b.    Berkreasi mengembangkan gagasan baru
c.    Mengurangi kesenjangan pengetahuan yang diperoleh siswa dari sekolah dengan pengetahuan yang diperoleh dari masyarakat
Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melakukan aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu yang singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Ketika peserta didik belajar dengan aktif berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran.

2.2 Karakteristik Active Learning
Pembelajaran  aktif  adalah  segala  bentuk  pembelajaran yang  memungkinkan  siswa berperan  secara  aktif  dalam  proses  pembelajaran  itu  sendiri  baik  dalam  bentuk  interaksi antar  siswa  maupun siswa  dengan  pengajar  dalam  proses  pembelajaran tersebut.
Menurut  Bonwell (1995),  pembelajaran  aktif  memiliki  karakteristik-karakteristik  sebagai berikut:
·         Penekanan  proses  pembelajaran  bukan  pada  penyampaian  informasi  oleh pengajar  melainkan  pada  pengembangan  keterampilan  pemikiran  analitis  dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.
·         Siswa tidak  hanya belajar  secara  pasif  tetapi  mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Di  samping karakteristik tersebut, secara  umum  suatu  proses  pembelajaran  aktif memungkinkan  diperolehnya  beberapa  hal.  Pertama,  interaksi yang  timbul  selama  proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence, dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan guru harus    mendapatkan  penilaian  untuk  setiap  siswa  sehingga  terdapat individual accountability.  Ketiga,  proses  pembelajaran  aktif  ini agar  dapat  berjalan  dengan  efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills.
Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga penguasaan materi juga meningkat. Suatu studi yang dilakukan Thomas (1972) menunjukkan bahwa setelah 10 menit  pelajaran,  siswa  cenderung  akan  kehilangan  konsentrasinya  untuk  mendengar pelajaran yang  diberikan  oleh  pengajar  secara  pasif. Hal  ini  tentu  akan  makin  membuat pembelajaran  tidak  efektif  jika pembelajaran  terus  dilanjutkan  tanpa  upaya-upaya  untuk memperbaikinya. Dengan menggunakan cara-cara pembelajaran aktif, hal tersebut dapat dihindari. Pemindahan peran pada siswa untuk aktif belajar dapat mengurangi kebosanan ini bahkan bisa menimbulkan minat belajar yang besar pada siswa. Pada akhirnya  hal  ini  akan  membuat  proses  pembelajaran  mencapai learning outcomes yang diinginkan.

2.3 Prinsip-Prinsip Active Learning
Untuk menjadikan aktif, maka pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis serta mengetahui prinsip-prinsipnya. Prisip-prinsip belajar aktif antara lain:
·         Stimulus belajar
Yang dimaksud dengan stimulus belajar adalah segala hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat berbentuk verbal atau bahasa, visual, auditif, taktik dan lain-lain. Stimulus hendaknya disampaikan dengan upaya membantu agar siswa menerima pesan dengan mudah.
·         Perhatian dan motivasi
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek. Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Perhatian dan motivasi akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, untuk memotivasi dan memberikan perhatian pada kegiatan belajar, guru dapat melakukan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan pembelajaran yang menyenangkan. media dan alat bantu yang menarik perhatian siswa seperti gambar, foto, diagram dan lain-lain. Secara umum siswa akan terangsang untuk belajar apabila ia melihat bahwa situasi belajar mengajar cenderung memuaskan dirinya sesuai dengan kebutuhannya.
·         Respon yang dipelajari
Belajar adalah proses belajar yang aktif, sehingga apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respon siswa terhadap stimulus guru, maka tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil belajar yang dikehendaki.
Keterlibatan atau respon siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal terhadap informasi, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar seperti memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru,
·         Penguatan
Setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap bebutuhan siswa akan mempunyai kecenderungan untuk diulang kembali. Sumber penguat belajar untuk pemuasan kebutuhan yang berasal dari luar adalah nilai, pengakuan prestasi siswa, persetujuan pendapat siswa, pemberian hadiah dan lain-lain.

2.4 Sintak atau Langkah-Langkah Active Learning
  Pembelajaran aktif (Active Learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu, pembelajaran aktif (Active Learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Menurut Machmudah (2008), berikut adalah sintak atau langkah-langkah model pembelajaran aktif (Active Learning) :
·         Fase 1: Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa
Dalam fase ini  guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa. Tujuan belajar yang disampaikan adalah untuk memahami sel darah pada sistem peredaran darah.
·         Fase 2: Menyajikan informasi
Dalam fase ini guru menyampaikan penjelasan umum   tentang peredaran darah kepada siswa.
·         Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
Dalam fase ini guru membagikan kartu berisi informasi tentang sel darah sebagai penentuan kelompok siswa.
·         Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Dalam fase ini guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

2.5 Jenis-jenis Active Learning
Menurut Hamruni (2012), Model Pembelajaran Active Learning dapat diterapkan menggunakan beberapa metode, antara lain :
a.    True or False (Benar atau Salah)
Metode ini merupakan aktifitas kolaboratif yang mengajak siswa untuk terlibat ke dalam materi secara langsung. Metode ini meminta kepada siswa untuk menyatakan benar atau salah atas pernyataan yang ditulis oleh guru pada masing-masing kartu. 
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1.    Guru membuat list pernyataan yang berhubungan dengan materi pelajaran, separohnya benar dan separohnya lagi salah. Masing-masing pernyataan ditulis pada selembar kertas yang berbeda. Jumlah lembar pernyataan disesuaikan dengan jumlah siswa.
2.    Guru memberi setiap siswa satu kertas kemudian mereka diminta untuk menentukan benar atau salah pernyataan tersebut. Selanjutnya guru menjelaskan bahwa masing-masing dari mereka bebas menggunakan cara apa saja untuk menentukan jawaban.
b.    Guided Teaching (Pembelajaran Terbimbing)
Metode ini merupakan aktifitas untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa atau untuk memperoleh hipotesa. Metode ini meminta kepada siswa untuk membandingkan antara jawaban mereka dengan materi yang telah disampaikan oleh guru.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1.    Guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pikiran dan kemampuan yang mereka miliki.
2.    Guru memberi kesempatan beberapa menit kepada siswa untuk menjawab pertanyaan dengan meminta mereka untuk bekerja berdua atau dalam kelompok kecil.

c.    Card Sort (Cari Kawan)
Metode ini merupakan aktifitas kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang objek atau mereview informasi. Metode ini meminta kepada masing-masing kelompok siswa untuk mempresentasikan isi kartu yang ada di kelompoknya.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1.    Guru membagi kertas yang berisi informasi kepada setiap siswa.
2.    Guru meminta siswa untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu yang kategorinya sama.
d.    The Power of Two (Gabungan Dua Kekuatan)
Metode ini merupakan aktifitas pembelajaran yang digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat pentingnya serta manfaat sinergi. Metode ini meminta kepada siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru secara individual, kemudian melakukan sharing bersama seorang siswa di sebelahnya. 
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1.    Guru mengajukan satu atau dua pertanyaan kepada siswa yang menuntut perenungan dan pemikiran.
2.    Guru meminta setiap siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara individual.
3.    Setelah selesai, guru meminta mereka untuk berpasangan dan saling bertukar jawaban dan membahasnya.
Metode ini merupakan aktifitas yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kecakapan dalam bermain peran terhadap situasi kehidupan nyat
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1.    Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari tiga siswa.
2.    Guru memerintahkan setiap kelompok membuat tiga skenario kehidupan nyata yang berkaitan dengan topik diskusi.
e.    Reading Guide
Pembelajaran dilakukan berbasis bacaan (teks). Agar proses membaca ini bisa efektif, maka guru memberikan pedoman (guide) membaca. Pedoman ini berisi pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab siswa berdasarkan isi bacaan (teks), bisa berisi tugas – tugas yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1.    Berilah siswa teks (bacaan) yang harus mereka pelajari, akan lebih baik lagi bila ditunjukkan halamannya.
2.    Mintalah peserta didik untuk membaca teks (bacaan) secara individual, kemudian membuat resume mengenai topik – topik penting yang ada dalam bacaan tersebut (berbentuk pointers).
Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kelas, keluar dari lingkungan kelas. Mereka bisa belajar di perpustakaan, warnet, mencari jurnal, dan sumber – sumber belajar yang lain.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1.    Bagilah siswa dalam kelompok – kelompok kecil, sekitar 2 atau 3 orang.
2.    Berilah masing  - masing kelompok pertanyaan atau tugas yang bisa dicari jawabannya di tempat – tempat yang sudah ditunjukkan guru.
3.    Diskusikan temuan – temuan kelompok tersebut
f.     Index Car Match
Metode ini adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran. Selain itu memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada kawan sekelas.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1.    Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang diajarkan dalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang sesuai dengan jumlah siswa.
2.    Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan – pertanyaan tersebut.
3.    Gabungkan dua lembar kartu dan kocok bebrapa kali sampai benar – benar acak.

2.6 Kelebihan dan  Kelemahan Active Learning
Active learning sebagai model dalam pembelajaran mempunyai keuntungan  sebagai berikut :
1.    Peserta didik lebih termotivasi
Model pembelajaran active learning memungkinkan terjadinya pembelajaran yang menyenangkan. Suasana yang menyenangkan merupakan faktor motivasi untuk peserta didik. Lebih mudah menyampaikan materi  ketika peserta didik menikmatinya. Dengan melakukan hal yang sedikit berbeda, peserta didik akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam pembelajaran.
2.    Mempunyai lingkungan yang aman
Kelas merupakan tempat di mana  terjadi percobaan serta kegagalan-kegagalan. Kita tidak hanya membolehkan terjadinya hal-hal tersebut, tetapi juga memberi semangat bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Resiko harus diambil untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. Pendidik   dapat menyediakan lingkungan yang aman melalui modelling dan setting batas- batas perilaku dalam kelas.
3.    Pertisipasi oleh seluruh kelompok belajar
Peserta didik merupakan bagian dari  rencana pembelajaran. Informasi tidak diberikan pada peserta didik, tetapi peserta didik mencarinya. Beberapa kegiatan membutuhkan kekuatan, kecerdasan, dan membutuhkan peserta didik untuk menjadi bagiannya. Semua mempunyai tempat dan berkontribusi berdasarkan karakteristik masing-masing.
4.    Setiap orang bertanggungjawab dalam kegiatan belajarnya sendiri
Setiap orang bertanggungjawab untuk memutuskan apakah sesuatu hal tepat untuk mereka. Setiap orang dapat menginterpretasikan tindakan-tindakan untuk mereka sendiri dan mengaplikasikannya  sesuai dengan kondisi mereka.
Sedangkan kelemahan-kelemahan dalam penerapan model pembelajaran active learning adalah:
1.    Keterbatasan waktu
Waktu yang disediakan untuk pembelajaran sudah ditentukan sebelumnya, sehingga untuk kegiatan pembelajaran yang memakan waktu lama akan terputus menjadi dua atau lebih pertemuan.
2.    Kemungkinan bertambahnya waktu untuk persiapan
Waktu yang digunakan untuk persiapan kegiatan akan bertambah, baik waktu untuk merancang kegiatan maupun untuk mempersiapkan agar peserta didik siap untuk melakukan kegiatan.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran aktif (active learning) untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik  pribadi mereka miliki. Di samping itu, pembelajaran aktif juga untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran


DAFTAR PUSTAKA
Bellamy, L., Barry, W., & Foster, S. (1999). A Learning Centered Approach to EngineeringEducation for the 21st Century: The  Workshop.  College of Engineering and AppliedSciences : Arizona State University.
Bonwell, C.C. (1995). Center for Teaching and Learning, Active Learning: Creating excitement in the classroom. St. Louis College of Pharmacy.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : Insan Madani
Machmudah, Ummi. 2008. Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN-Malang Press


No comments:

Post a Comment