BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kegiatan observasi ini
merupakan kegiatan pembelajaran mata kuliah Anak Berkebutuhan Khusus di Jurusan
Ilmu Pendidikan Program Study Bimbingan Konseling. Kegiatan observasi ini
bertujuan agar mahasiswa mampu mengenal secara langsung anak anak yang
berkebutuhan khusus, terutama anak yang mengalami tunanetra. .
Anak berkebutuhan khusus adalah anak
yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan
anak pada umumnya. Mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan
sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan ebutuhan
belajar masing-masing anak.
Klasifikasi anak berkebutuhan khusus
diantaranya tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras,anak autis, anak lamban belajar dan anak dengan kecerdasan istimewa
(gifted and talented).
Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang
yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan
tingkat gangguannya Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind)
dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (Low Visioan). Alat bantu
untuk mobilitasnya bagi tuna netra dengan menggunakan tongkat khusus, yaitu
berwarna putih dengan ada garis merah horisontal. Akibat hilang/berkurangnya fungsi indra penglihatannya maka
tunanetra berusaha memaksimalkan fungsi indra-indra yang lainnya seperti,
perabaan, penciuman, pendengaran, dan lain sebagainya sehingga tidak sedikit
penyandang tunanetra yang memiliki kemampuan luar biasa misalnya di bidang
musik atau ilmu pengetahuan.
B.
Rumusan
Masalah
Bagaimana karakteristik anak
berkebutuhan khusus ?
C.
Tujuan
Masalah
Mengetahui bagaimana karakteristik anak berkebutuhan
khusus
BAB
II
PEMBAHASAN
A. IDENTITAS
Nama :
M. Galuh Saputra
Kelas :
III
Tempat, Tanggal Lahir : Rejo Mulyo, 14 Oktober 2005
Umur :
12
Jenis Kelamin :
Laki-Laki
Alamat :
Desa Rejo Mulyo
Agama :
Islam
Kewarganegaraan :
Indonesia
Nama Orang Tua :
Ayah :
Ismail
Pekerjaan :
Buruh
Ibu :
Siti Nujanah
Pekerjanan :
Ibu Rumah Tangga
B. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu : Rabu, 13 Desember 2017
Pukul : 13.00 s/d selesai
Tempat : SLB Bina Insani, Bandar Lampung
C. JENIS MASALAH ABK
Tunanetra
adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Definisi Tunanetra
menurut Kaufman
& Hallahan adalah
individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari
6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra
memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran
menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran.
Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran
kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaantulisan braille, gambar timbul, benda model dan
benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalah perekam suara dan
peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra
beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas
diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta
bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang
terbuat dari alumunium).
D. KARAKTERISTIK ANAK
Karakteristik anak tunanetra
1. Fisik
Keadaan
fisik anak tunanetra tidak berbeda dengan anak sebaya lainnya. Perbedaan nyata
diantara mereka hanya terdapat pada organ penglihatannya.
Gejala
tunanetra yang dapat diamati dari segi fisik diantaranya:
a. Mata
juling
b. Sering
berkedip
c. Menyipitkan
mata
d. (kelopak)
mata merah
e. Mata
infeksi
f. Gerakan
mata tak beraturan dan cepat
g. Mata
selalu berair ( mengeluarkan air mata)
h. Pembengkakan
pada kulit tempat tumbuh bulu mata.
2. Prilaku
Ada
beberapa gejala tingakah laku anak tunanetra antara lain.
a. Menggosok
mata secara berlebih
b. Menutup
atau melindungi mata sebelah, memiringkan kepala atau mencondongkan kepala ke
depan.
c. Berkedip
lebih banyak dari pada biasanya atau lekas marah apabila mengerjakan suatu
pekerjaan.
d. Membawa
bukunya ke dekat mata.
e. Tidak
dapat melihat benda-benda yang aga jauh
3. Psikis
Secara
psikis anak tunanetra dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Mental.intelektual
Intelektual
atau kecerdasan anak tunanetra umumnya tidak bebeda jauh dengan anak normal,
kecendrungan IQ anak tunantra ada pada batas sampai batas bawah, jadi ada anak
yang sangat pintar, cukup pintar dan adayang kurang pintar. Intelegensi mereka
lengkap yakni memiliki kemampuan dedikasi, analogi, asosiasi dan sebagainya.
b. Sosial
Hubungan
sosial yang pertama terjadi dengan anak adalah hubungan ibu, ayah, dan anggota
keluarga lain yang ada di lingkungan keluarga. Kadang kala ada orang tua dan
anggota keluarga yang tidak siap menerima kehadiran anak tunanetra,
sehingga muncul ketegangan, gelisah di
antara keluarga.
Akibat
dari keterbatasan rangsangan visual untuk menerima prilaku orang lain terhadap
dirinya.tunanetra mengalami hambatan dalam perkembanagan kepribadian dengan
timbulnya beberapa masalah antara lain:
1. Curiga
terhadap orang lain.
2. Perasaan
yang mudah tersinggung.
3. Ketergantungan
yang berlebihan.
E. PENYEBAB
ANAK TUNANETRA
Penyebab terjadinya tunanetra pada
dasarnya sangat beraneka ragam, sebab itu dari prenatal ( sebelum kelahiran)
dan post natal (setelah kelahiran).
1.
Prenatal
Faktor penyebab ketuna netraan pada
masa prenatal sangat erat hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan
seorang anak dalam kandungan, antara lain.
a.
Keturunan
Ketunanetraan
yang disebabkan oleh faktor keturunan terjadi dari hasil perkawinan besaudara,
sesama tunanetra atau mempunyai orang tua yang tunanetra.
b.
Pertumbuhan
anak dalam kandungan
Ketuna
netraan yang di sebabkan karena proses pertumbuhan dalam kandungan dapat di
sebabkan oleh :
1).
Gangguan waktu ibu hamil
2).
Penyakit menahun seperti tbc, sehingga
merusak sel-sel darah tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan.
3).
Infeksi atau luka yang di alami oleh ibu hamil akibat terkena rubbela atau
cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga, jantung dan sistem
susunan saraf pusat pada janin yang sedang berkembang.
4).
Kurangnya vitamin tertentu, dapat menyebabkan ganguan pada mata sehingga
hilangnya fungsi pada penglihatan.
2. Postnatal
Penyebab
ketuna netraan yang terjadi pada masa post natal dapat terjadi sejak atau
setelah bayi lahir antar lain :
a.
Kerusakan
pada mata atau saraf mata atau pada waktu persalinan, akibat benturan alat-alat
atau benda keras.
b.
Waktu
persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe sehingga baksil gonorhoe menular
pada bayi, yang pada ahirnya setelah bayi lahir mengalami sakit dan berakibat
daya penglihatan.
c.
Mengalami
penyakit mata yang menyebabkan, misalnya :
1)
Xeropthalmia
yakni penyakit mata karena kekurangan vitamin A
2)
Trachoma
yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon trachomanis.
3)
Catarac
yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga lensa mata menjadi keruh,
akibatnya terlihat dari luar mata menjadi putih.
4)
Glaucoma
yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam bola mata, sehingga
tekanan pada bola mata meningkat.
5)
Diabetik
retinophaty adalah gangguan pada retina yang di sebabkan karena diabetis dan
dapat di pengaruhi oleh kerusakan sistem sirkulasi sehingga merusak
penglihatan.
d.
Kerusakan
mata yang di sebabkan terjadinya kecelakaan, seperti masuknya benda keras atau
tajam, cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan dari kendaraan dan lain-lain
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak tunanetra
cenderung memiliki bebagai masalah baik yang berhubungan dengan pendidikan,
sosial, emosi, kesehatan, pengisian waktu luang maupun pekerjaan. Semua masalah
tersebut perlu diantisipasi dengan memberikan layanan pendidikan, arahan,
bimbingan, latihan sehingga masalah yang timbul dapat di antisipasi sedini
mungkin. Oleh karna itu agar tidak terjadi sesuatu yang buruk pada pertumbuhan
dan masa depan anak, anak berkelainan harus ditangani dengan cara
sungguh-sungguh supaya mereka dapat tumbuh, berkembang serta berprestasi
sebagaimana anak normal pada umumnya.
No comments:
Post a Comment