Saturday, 31 March 2018

KETERBATASAN ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH UMUM


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Kegiatan observasi ini  merupakan kegiatan pembelajaran mata kuliah Anak Berkebutuhan Khusus di Jurusan Ilmu Pendidikan Program Study Bimbingan Konseling. Kegiatan observasi ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengenal secara langsung anak anak yang berkebutuhan khusus, terutama anak yang mengalami tunanetra. .
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam  pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Mengalami  hambatan dalam belajar dan perkembangan sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan ebutuhan belajar masing-masing anak.
Klasifikasi anak berkebutuhan khusus diantaranya tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,anak autis, anak lamban belajar dan anak dengan kecerdasan istimewa (gifted and talented).
Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan tingkat gangguannya Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (Low Visioan). Alat bantu untuk mobilitasnya bagi tuna netra dengan menggunakan tongkat khusus, yaitu berwarna putih dengan ada garis merah horisontal. Akibat hilang/berkurangnya fungsi indra penglihatannya maka tunanetra berusaha memaksimalkan fungsi indra-indra yang lainnya seperti, perabaan, penciuman, pendengaran, dan lain sebagainya sehingga tidak sedikit penyandang tunanetra yang memiliki kemampuan luar biasa misalnya di bidang musik atau ilmu pengetahuan.

B.   Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik anak berkebutuhan khusus ?

C.   Tujuan Masalah
Mengetahui bagaimana karakteristik anak berkebutuhan khusus


BAB II
PEMBAHASAN

A.   IDENTITAS
Nama                                     : M. Galuh Saputra
Kelas                                      : III
Tempat, Tanggal Lahir        : Rejo Mulyo, 14 Oktober 2005
Umur                                      : 12
Jenis Kelamin                      : Laki-Laki
Alamat                                    : Desa Rejo Mulyo
Agama                                   : Islam
Kewarganegaraan               : Indonesia

Nama Orang Tua                 :
Ayah                                       : Ismail
Pekerjaan                              : Buruh
Ibu                                          : Siti Nujanah
Pekerjanan                           : Ibu Rumah Tangga

B.   WAKTU DAN TEMPAT
Waktu             : Rabu, 13 Desember 2017
Pukul             : 13.00 s/d selesai
Tempat           : SLB Bina Insani, Bandar Lampung



C.   JENIS MASALAH ABK
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Definisi Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaantulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalah perekam suara dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium).

D.   KARAKTERISTIK ANAK
Karakteristik anak tunanetra
1.    Fisik
Keadaan fisik anak tunanetra tidak berbeda dengan anak sebaya lainnya. Perbedaan nyata diantara mereka hanya terdapat pada organ penglihatannya.
Gejala tunanetra yang dapat diamati dari segi fisik diantaranya:
a.    Mata juling
b.    Sering berkedip
c.    Menyipitkan mata
d.    (kelopak) mata merah
e.    Mata infeksi
f.     Gerakan mata tak beraturan dan cepat
g.    Mata selalu berair ( mengeluarkan air mata)
h.    Pembengkakan pada kulit tempat tumbuh bulu mata.
2.    Prilaku
Ada beberapa gejala tingakah laku anak tunanetra antara lain.
a.    Menggosok mata secara berlebih
b.    Menutup atau melindungi mata sebelah, memiringkan kepala atau mencondongkan kepala ke depan.
c.    Berkedip lebih banyak dari pada biasanya atau lekas marah apabila mengerjakan suatu pekerjaan.
d.    Membawa bukunya ke dekat mata.
e.    Tidak dapat melihat benda-benda yang aga jauh
3.    Psikis
Secara psikis anak tunanetra dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.    Mental.intelektual
Intelektual atau kecerdasan anak tunanetra umumnya tidak bebeda jauh dengan anak normal, kecendrungan IQ anak tunantra ada pada batas sampai batas bawah, jadi ada anak yang sangat pintar, cukup pintar dan adayang kurang pintar. Intelegensi mereka lengkap yakni memiliki kemampuan dedikasi, analogi, asosiasi dan sebagainya.
b.    Sosial
Hubungan sosial yang pertama terjadi dengan anak adalah hubungan ibu, ayah, dan anggota keluarga lain yang ada di lingkungan keluarga. Kadang kala ada orang tua dan anggota keluarga yang tidak siap menerima kehadiran anak tunanetra, sehingga  muncul ketegangan, gelisah di antara keluarga.

Akibat dari keterbatasan rangsangan visual untuk menerima prilaku orang lain terhadap dirinya.tunanetra mengalami hambatan dalam perkembanagan kepribadian dengan timbulnya beberapa masalah antara lain:
1.    Curiga terhadap orang lain.
2.    Perasaan yang mudah tersinggung.
3.    Ketergantungan yang berlebihan.

E.    PENYEBAB ANAK TUNANETRA
Penyebab terjadinya tunanetra pada dasarnya sangat beraneka ragam, sebab itu dari prenatal ( sebelum kelahiran) dan post natal (setelah kelahiran).
1.    Prenatal
Faktor penyebab ketuna netraan pada masa prenatal sangat erat hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan, antara lain.
a.    Keturunan
Ketunanetraan yang disebabkan oleh faktor keturunan terjadi dari hasil perkawinan besaudara, sesama tunanetra atau mempunyai orang tua yang tunanetra.
b.    Pertumbuhan anak dalam kandungan
Ketuna netraan yang di sebabkan karena proses pertumbuhan dalam kandungan dapat di sebabkan oleh :
1). Gangguan waktu ibu hamil
2). Penyakit menahun seperti  tbc, sehingga merusak sel-sel darah tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan.
3). Infeksi atau luka yang di alami oleh ibu hamil akibat terkena rubbela atau cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga, jantung dan sistem susunan saraf pusat pada janin yang sedang berkembang.
4). Kurangnya vitamin tertentu, dapat menyebabkan ganguan pada mata sehingga hilangnya fungsi pada penglihatan.
2.  Postnatal
Penyebab ketuna netraan yang terjadi pada masa post natal dapat terjadi sejak atau setelah bayi lahir antar lain :
a.    Kerusakan pada mata atau saraf mata atau pada waktu persalinan, akibat benturan alat-alat atau benda keras.
b.    Waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe sehingga baksil gonorhoe menular pada bayi, yang pada ahirnya setelah bayi lahir mengalami sakit dan berakibat daya penglihatan.
c.    Mengalami penyakit mata yang menyebabkan, misalnya :
1)    Xeropthalmia yakni penyakit mata karena kekurangan vitamin A
2)    Trachoma yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon trachomanis.
3)    Catarac yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga lensa mata menjadi keruh, akibatnya terlihat dari luar mata menjadi putih.
4)    Glaucoma yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam bola mata, sehingga tekanan pada bola mata meningkat.
5)    Diabetik retinophaty adalah gangguan pada retina yang di sebabkan karena diabetis dan dapat di pengaruhi oleh kerusakan sistem sirkulasi sehingga merusak penglihatan.
d.    Kerusakan mata yang di sebabkan terjadinya kecelakaan, seperti masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan dari kendaraan dan lain-lain

  


BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN

Anak tunanetra cenderung memiliki bebagai masalah baik yang berhubungan dengan pendidikan, sosial, emosi, kesehatan, pengisian waktu luang maupun pekerjaan. Semua masalah tersebut perlu diantisipasi dengan memberikan layanan pendidikan, arahan, bimbingan, latihan sehingga masalah yang timbul dapat di antisipasi sedini mungkin. Oleh karna itu agar tidak terjadi sesuatu yang buruk pada pertumbuhan dan masa depan anak, anak berkelainan harus ditangani dengan cara sungguh-sungguh supaya mereka dapat tumbuh, berkembang serta berprestasi sebagaimana anak normal pada umumnya. 

No comments:

Post a Comment