BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia penddikan peran pihak-pihak yang
ahli sangatlah menentukan bagaimana dan kemana arah pendidikan akan dibawa.
Pendidikan akan berjalan sesuai rambu-rambunya dan menghasilkan tujuan yang
diharapkan apabila diatur serta dibimbing oleh lingkungan yang baik, begitu
pula sebaliknya kesalahan dan kecenderungan negatif yang ditimbulkan dari asas
pendidikan tersebut kelak akan menimbulkan kemunduran dan kehancuran dibidang
pendidikan.
Diantara
pihak-pihak yang berperan penting dalam mendidik dan mengarahkan setiap peserta
didik menuju arah yang jelas dan benar adalah keluarga sekolah dan masyarakat.
Tiga unsur ini dikenal dengan nama Tripusat Pendidikan. Setiap lingkungan
tersebut mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang berperan penting dalm
pembentukan perilaku dan pribadi peserta didik. Selain memiliki tugas dan fungsinya
masing-masing, unsur-unsur lingkungan tersebut memiliki hubungan yang sangat
erat dalam menentukan keberhasilan peserta didik.
Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk membahas tentang Tripusat Pendidikan agar
pembaca mengetahui tujuan keberadaannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah:
1.
Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
2.
Definisi Tri Pusat Pendidikan
3.
Keluarga
4.
Sekolah
5.
Masyarakat
6.
Hubungan
antara keluarga, sekolah, dan masyarakat
1.3 Tujuan
Berdasarkan
masalah di atas, maka tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk:
1.
Mengetahui
Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
2.
Mengetahui Definisi Tri Pusat Pendidikan
3.
Mengetahui
penjelasan tentanag Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
4.
Mengetahui
Hubungan antara keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan khusus
yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena
adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Lingkungan sangat
berpengaruh dalam kehidupan manusia, karena lingkungan dapat mempengaruhi
tingkah laku, pertumbuhan, dan perkembangan.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab atas terhadap
kedewasaaan anak didik, namun lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap perkembangan anak didik karena anak didik pasti akan tinggal disuatu
lingkungan yang akan mempengaruhi anak didik. Pada dasarnya lingkungan mencakup
lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.[1]
Lingkungan
pendidikan ialah latar tempat berlangsungnya pendidikan khususnya pada tiga
lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan Secara
umum fungsi lingkungan pendidikan ialah membantu peserta didik dalam ibteraksi
dalam berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagi sumber daya pendidikan
yang terjadinya akar dapat mencapai tujuan pendidik yang optimal.[2]
Perlu
dikemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan yakni
membimbing, mengajar,dan/melatih (Ayat 1 Pasal 1 dari UU No. 2/1989)[3]. Tiga aspek tersebut dapat
dibedakan sebagai berikut :
1.
Membimbing, terutama berkaitan dengan
pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi perilaku umum (aspek
pembudayann)
2.
Mengajar, terutama berkaitan dengan
penguasaan ilmu pengetahuan, dan
3.
Melatih, berkaitan dengan ketrampilan dan
kemahiran (aspek teknologi)
2.2 Tri Pusat Pendidikan
Manusia sepanjang hidupnya selalu akan mendapatkan pengaruh dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut disebut Tri
Pusat Pendidikan, yang akan mengaruhi manusia dari segi perilaku, Perkembangan
dan pertumbuhan.
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara
tetap hidup didalam lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami pendidik.
2.2.1 Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari
sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat
berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga
yang diperluas (disamping inti ada orang lain: kakek, nenk, adik/ipar, pembantu
dan lain-lain).[4] Keluarga merupakan
lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami
oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung
jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar berkembang dengan
baik.
Lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan
yang pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan
dan bimbingan. Dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar
dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang
paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang
pertama memiliki Fungsi dan peranan dalam pendidikan,[5] yaitu:
1. Pengalaman
pertama masa kanak kanak.
2. Menjamin
kehidupan emosional anak.
3. Menanamkan
dasar pendidikan moral.
4. Memberikan
dasar pendidikan sosial.
5. Peletakan
dasar-dasar keagamaan
Menurut
Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang
sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan individual)
maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat untuk melangsungkan pendidikan
kearah pembentukan pribadi yang senpurna, tidak saja bagi anak-anak kecil
tetapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagai penuntun,
sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Secara khusus terdapat
dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap anaknya,[6] meliputi:
1. Adanya
motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
2. Pemberian
motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap
anaknya.
3. Tanggung
jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi
tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
4. Memelihara
dan membesarkan anaknya.
5. Memberikan
pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi
kehidupan anak kelak.
2.2.2
Sekolah
Pada
dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga,
yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga
Tidak
semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,terutama
dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu
dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan perkembangan peradaban
manusia,sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dalam pendidikan
keluarga. Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola pikir ekonomi yaitu
efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam ideologi dalam
proses pendidikan disekolah. Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah disini
adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur,
sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.[8]
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung disekolah ini
yaitu:
1. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang
yang memiliki hubungan hierarkis
2. Usia
anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen
3. Waktu
pendidikan relatif lama sesuai dengan pendidikan yang harus diselesaikan
4. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis
dan umum
5. Adanya penekanan tentang kualitas tentang pendidikan
sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan mendatang.
1. Tanggung jawab sekolah
Sebagi
lembaga pendidikan yang bersifat normal, sekolah memilki tanggung jawab yang
berdasarkan atas asas-asas yang berlaku, meliputi:[9]
a. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi
dan tujuan yang di tetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku
b. Tangung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi tujuan dan
tingkat pendidikan yang di percayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa
c. Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab
professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini
berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya
2. Sifat-sifat lembaga pendidikan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah
keluarga, yang bersifat formal namun tidak kodrati, tetapi banyak orang tua
yang menyerahkan tannggung jawab pendidikan terhadap sekolah
1. Tumbuh
sesudah keluarga
2. Lembaga
pendidikan formal
Dinamakan
lembaga pendidikan formal, karena sekolah memilki bentuk yang jelas, dalam arti
memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan ditetapkan dengan
resmi
·
Lembaga pendidikan yang tidak bersifat
kodrati
Lembaga
pendidikan didirikan tidak atas hubungan darah antara guru dan murid seperti
halnya dikeluarga, tetapi berdasarkan hubungan yang bersifat kedinasan
·
Fungsi dan peranan sekolah
·
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu
lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta
memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang di bawa dari
keluarganya.
Sementara itu dalam
perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum
antara lain:
1.
Anak didik belajar bergaul sesama anak didik,
antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan
guru (karyawan).
2.
Anak didik belajar mentaati
peraturan-peraturan sekolah.
Ditinjau dari segi sifatnya
a. Sekolah
Umum
Yaitu
sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada bidang pekerjaan
tertentu. Sekolah ini penekanannya adalah sebagai persiapan mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi tingkatannya. Termasuk dalam hal ini adalah SD
/MI, SMP /MTS, SMA / MAU.
b. Sekolah
Kejuruan
Yaitu lembaga pendidikan
sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu,
seperti: SMEA, MAPK (MAK), SMKK, STM, SMK dan lain sebagainya.
2.2.3
Masyarakat
Masyarakat
diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh
pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadarkan
persatuan dan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis
kehidupannya.
Masyarakat
juga dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata
nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah dan wahana
pendidikan; medan kehidupan manusia yang majemuk (plural:suku, agama, ekonomi,
dan lain sebagainya). Manusia berada dalam multi kompleks antar hubungan dan
antar aksi dalam masyarakat.
Dalam
pembahasan ini masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam pendidikan.
Pendidikan masyarakat tersebut telah mulai sejak anak lepas dari asuhan
keluarga dan berada diluar pendidikan sekolah
Untuk agak memperjelas pengertian kita tentang lingkungan itu,
baiklah kita jangan terlalu terikat pada “tempat”. Kita adakan tinjauan tentang
lingkungan bukan atas dasar tempat, melainkan atasa dasar “peranan” orang-orang
yang berada dalam lingkungan-lingkungan itu.
Jika orang tua atau anggota keluarga yang lain, tidak
berperan lagi terhadap anak, artinya tidak mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku
perbuatan anak, maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut tidak berada dalam
lingkungan keluarga. Biarpun ia mungkin masih berada di halaman rumahnya.
Misalnya ia sedang bermain-main dengan kawan-kawan sebayanya.
Sebaliknya, biarpun ia tidak berada di sekitar halaman
rumahnya, akan tetapi orang tua atau anggota keluarga yang lain masih mengadakan pengawasan terhadap
tingkah laku perbuatan anak, maka dapat dikatakan, bahwa anak itu berada di
dalam lingkungan keluarga. Misalnya mereka sedang berjalan-jalan di sebuah
taman, mereka pergi ke tempat-tempat hiburan dan sebagainya.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan anak berada di
dalam lingkungan masyarakat, apabila anak itu tidak berada di bawah pengawasan orang tua
atau anggota keluarga yang lain, dan tidak berada di bawah pengawasan guru atau
petugas sekolah yang lain. Pengawasan tingkah laku perbuatan anak dalam
lingkungan masyarakat ialah oleh petugas-petugas hukum di dalam masyarakat,
atau juga orang-orang lain yang berada dalam masyarakat.
Sebenarnya di dalam masyarakat itu tidak ada pendidikan.
Masyarakat tidak mendidik orang- orang atau anak-anak yang berada di dalamnya.
Di dalam masyarakat yang ada hanyalah “pengaruh” dari masyarakat itu.
Pendidikan yang ada di dalam masyarakat adalah yang terdapat dalam
perkumpulan-perkumpulan pemuda. Sehingga Ki Hajar Dewantara secara tegas
menyebutkan lingkungan pendidikan yang ketiga ialah pergerakan pemuda.
Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ada yang bersifat
positif terhadap anak dan juga bersifat negatif. Yang dimaksud dengan pengaruh
yang bersifat positif ialah segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap
pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada
hal-hal yang baik dan berguna bagi anak itu sendiri maupun bagi kehidupan
bersama
Pengaruh
yang positif dari masyarakat banyak kita jumpai dalam perkumpula-perkumpulan
pemuda, organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa maupun organisasi yang
lain. Baik perkumpulan atau organisasi itu bergerak dalam bidang kesenian,
kebudayaan, olahraga, politik, maupun yang merupakan organisasi biasa yang
bersifat menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti halnya
organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa dari sesuatu jenis sekolah atau
fakultas. Tetapi perlu ditekankan di sini bahwa organisasi atau perkumpulan
pemuda yang memberikan pengaruh positif ini ialah organisasi atau perkumpulan
pemuda yang di organisasi secara baik dan “legal”.
Sedang
yang di maksud dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah segala macam
pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan. Baik,
merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak maupun merugikan kepada
kehidupan bersama.
Pengaruh
yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya di dalam masyarakat.
Dan anehnya , pengaruh yang negatif ini sangat mudah di terima oleh anak, dan
sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah
mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak brandalan. Oleh
karena itu menjadi tugas bagi orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan
terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan selalu mengawasi dengan siapa
anaknya itu bergaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan,
tetapi justru untuk menjaga agar si anak tidak terlanjur memperoleh
pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan
Contoh:
setiap kali anak minta izin untuk belajar di rumah kawannya. Berangkat, membawa buku dan pulang jam 10 atau 11 malam
di mana orang tua sudah tidur. Demikian berjalan beberapa lama tetapi apa
hasilnya? Anak telah menjadi pecandu ganja.
Memang kita bisa menyalahkan kepada anak. Dan mungkin
kita bisa juga menyalahkan kepada kawan yang mengajaknya. Tetapi di samping itu,
orang tua lah yang bersalah paling besar. Mengapa ia tidak selalu mengadakan
pengawasan yang teliti terhadap anaknya. Andaikata orang tua selalu mengadakan
pengawasan dengan teliti, selalu mengawasi dengan siapa saja anak itu bergaul,
kiranya tidak akan terjadi hal-hal yang demikian. Hal hal semacam itu kiranya
akan bisa di cegah sebelumnya.
2.3 Hubungan
Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
2.3.1 Hubungan keluarga dengan sekolah
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat
mendapat peranan sangat penting karena membentuk kepribadian dan watak anggota keluarganya.
Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga. Dari satuan terkecil itu
terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar watak dan kepribadian yang
baik yang diakui oleh semua golongan masayarakat, salah satu institusi yang
mewarisakan kepribadian dan watak kepada masayarakat adalah sekolah. Sekolah
tidak akan terus berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu
kedua sistem sosial ini saling mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat
terbentuk perubahan sosial yang baik berdasarkan nilai atau kaidah yang
berlaku, maka masyarakat pun akan mengalami perubahan sosial.
Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai bagian dari
masyarakat maka terbentuklah sekolah masyarakat (community
school). Sekolah ini bersifat life centered. Yang menjadi pokok pelajaran
adalah kebutuhan manusia, masalah-masalah dan proses-proses social dengan
tujuan untuk memperbaiki kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat dipandang
sebagai laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha-usaha
masyarakat yang mengandung unsur pendidikan.
· Fungsi
kasih sayang
· Fungsi
ekonomi
· Fungsi
pendidikan
· Fungsi
perlindungan/penjagaan
· Fungsi
rekreasi
· Fungsi
status keluarga
· Fungsi
agama
2.3.2 Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya
tergantung kepada luas-tidaknya produk serta kualitas dari produk sekolah itu
sendiri. Semakin luas sebaran produk sekolah di tengah-tengah masyarakat, tentu
produk sekolah tersebuut membawa pengaruh positif yang berarti bagi
perkembangan masyarakat bersangkutan. Sekolah dapat disebut sebagai lembaga
investasi manusiawi. Investasi jenis ini sangat penting bagi perkembangan dan
kemajuan masyarakat. Rendahnya kualitas faktor manusia disetiap masyarakat,
akan berpengaruh terhadap prestasi yang bisa dicapai oleh masyarakat
bersangkutan.
Terdapat empat macam pengaruh pendidikan sekolah terhadap
perkembangan masyarakat, yaitu:
1. Mencerdaskan
kehidupan masyarakat
2. Membawa
pengaruh pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
3. Mencetak
warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan
masyarakat.
4. Melahirkan
sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta
integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.
Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki hubungan
rasional berdasarkan kebutuhan. Adapun gambaran hubungan rasional diantara keduanya:
a. Sekolah
sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan di masyarakat yang
membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian
antar fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan
masyarakat. Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka
sekolah memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional, objektif dan
realitas dengan masyarakat
b. Sasaran
pendidikan yang ditengani lembaga persekolahan detentukan kejelasan formulasi
kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif
didalam pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan jenjang
persekolahan.
c. Pelaksanaan
fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan
objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian,
penghargaan dan lapangan-lapangan tertentu seperti dana, fasilitas dan
jaminan-jaminan objektif lainnya.
2.3.3
Pengaruh masyarakat terhadap sekolah
Pada dasarnya masyarakat senantiasa memiliki dinamika
untuk selalu tumbuh dan berkembang, disamping itu juga setiap masyarakat
memiliki identitas tersendri sesuai dengan pengalaman budaya dan perbendaharaan
alamiahnya.masyarakat sebagai satu totlitas memiliki physical environment
(lingkungan alamiah, benda-benda, iklim, kekayaan material) dan social
environment (manusia, kebudayaan, dan nilai-nilai agama), sumber daya alam,
sumber daya manusia dan budaya.[20]
Keterkaitan
masyarakat dengan pendidikan adalah sangat erat dan sangat mempengaruhi, kenyataannya bagi setiap
orang bahwa masyarkat yang baik, maju, modern ialah masyarakat yang didalamnya
ditemukan suatu tingkat pendidikan yang baik, maju, dan modern pula, dalam
wujud lembaga-lembaganya maupun jumlah dan tingkat orang terdidik. Dengan kata
lain suatu masyarakat yang maju karena adanya pendidikan yang maju dan baik,
sebaliknya masyarakat yang kurang memperhatikan pembinaan pendidikan, akan
tetap keterbelakangan, tidak hanya dari segi intelektual tetapi juga dari segi
sosial kultural.
Masyarkat dengan segala atribut dan identitassnya yang
memiliki dinamika ini, secara langsung akan berpengaruh terhadap pendidikan
persekolahan. Pengaruh-pengaruh yang dimaksud adalah:
1. Terhadap
orientasi dan tujuan pendidikan
Bahwa
suatu masyarakat dengan segala dinamikanya, senantiasa Membawa pengaruh
terhadap orientasi dan tujuan pendidikan pada lembaga persekolahan. Ini adalah
wajar dan bisa dimengerti karena sekolah merupakan lembaga yang dilahirkan
dari, oleh untuk masyarakat.
Arah
program pendidikan persekolahan biasanya tercermin didalam kurikulum, didalam
kenyataannya selalu terjadi perubahan-perubahan didalam suatu jangka tertentu.
Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang
memunculkan orientasi-orientasi dan tujuan-tujuan yang baru yang pasti akan
diperhatikan oleh lembaga pendidikan sekolah.
Sebagai
bukti bahwa idenitas suatu masyarakat beepengaruh terhadap program pendidikan
disekolah-sekolah adalah dengan berbedanya orientasi dan tujuan pendidikan pada
masing-masing negara. Pengaruh pertumbuhan dan perkembngan masyarakat juga
terlihat dalam perubahan orientasi dan tujuan pendidikan dari suatu periode
tertentu dengan periode berikutnya. Oleh karena itu, dalam relitasnya tidak
pernah terdapat kurikulum pendidikan yang berlaku permanen, kurikulum akan
selalu disempurnakan dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarkat
yang terjadi.
2. Terhadap
proses pendidikan di sekolah
Pengaruh
masyarakat dibidang sosial budaya dan partisipasinya adalah sesuatu yang jelas
membawa pengaruh erhadap berlangsungnya proses pendidikan di sekolah. Adapun
pengaruh sosial budaya yang dimaksud biasanya tercermin didalam prose belajar
mengajar, baik yang menyagkut pola aktifitas pendidik maupun anak didik didalam
proses pendidikan. Dalam kenyataannya berfungsinya proses penyelenggaraan
pendidikan disekolah-sekolah tergantung pada kualitas dan kuantitas kompenen
manusiawi, fasilitas dana, dan perlengkapan pendidikan. Dalam kaitan ini
pengaruh tingkat partisipasi masyarakat seperti diatas tampak sangat besar,
karena itulah hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat pasrtisipasi
masyarakat dengan kulitas proses penyelenggaraan pendidikan sekolah-sekolah,
menuntut adanya jalinan hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat.
Sementara itu perubahan-perubahan yang terjadi dan ada di masyarakat
mempengaruhi pula materi pendidikan disekolah, karena perubahan itu merupakan
salah satu sumber yang ada di masyrakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tripusat
Pendidikan ialah Lingkungan pendidikan yang sangat berperan penting dalam
pendidikan manusia, diantara lingkungan tersebut keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Semua Lingkungan tersebut mempunyai fungsi atau peran dan tanggung
jawab masing-masing dalam pendidikan manusia.
Semua
lingkungan pendidikan tersebut mempunyai hubungan timbal balik antara satu
dengan lainnya, diantaranya:
1.
Hubungan antara keluarga dan sekolah
2.
Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
3.
Pengaruh masyarakat dan sekolah
Hubungan
timbal balik tersebutlah yang bisa membuat pendidikan bisa berjalan dengan
baik.
3.2 Kritik dan Saran
Dengan
adanya makalah ini, kami berharap agar para pembaca umumnya dan kami sebagai
penulis khususnya dapat dijadikan acuan sebagai bahan pembelajaran, oleh
karenanya kami juga berharap kepada semua pihak yang membaca makalah ini,
kiranya dapat memberikan masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
untuk perbaikan penyusunan makalah kami selanjutnya.
Akhirnya
kami berharap Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah. 2001. Dasar-dasar Ilmu
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Angraini, Nani.2017.Pengantar pendidikan.Bandar
Lampung
No comments:
Post a Comment