Saturday, 31 March 2018

PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA DI SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG



1.            Rasional
Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat diberbagai instansi pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu lintas, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang lain. Disiplin secara etimologi berasal dari bahasa latin “ disibel” yang berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan bahasa, kata tersebut mengalami perubahan menjadi ‘disipline” yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Berbeda dengan pendapat yang menyatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan. Sekarang ini kata displin telah berkembang mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak para ahli baik ahli bahasa maupun sosial dan etika dan estetika memberikan definisi yang berbeda-beda.
Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan disiplin sebagai sebuah proses yang harus ditempuh sebagaimana diringkas oleh carapedia.com berikut ini;

Disiplin merupakan hasil belajar dan mencakup aspek kognitif, afektif, dan behavioral (Toto Asmara). Disiplin merupakan wujud nyata dari penghargaan kita pada diri sendiri dan orang lain (Tim Penulis Grasindo). Disiplin adalah proses pelatihan pikiran dan karakter, yang meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan menumbuhkan ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib atau nilai tertentu (Andrias Harefa). Disiplin adalah merujuk pada autoriti, keadaan kelas yang teratur, program studi yang sitematik, serta cara penetapan peraturan atau hukuman (R. F. Olivia)

Dari beberapa definisi tersebut dapat difahami bahwa disiplin adalah serangkaian pelatihan atau pembiasaan yang untuk meningkatknya kemampuan aspek kognitif, afektif dan behavioral serta pengendalian diri yang menjadi habit dalam kehidupan.
Ada juga yang mendefinisikan bahwa disiplin merupakan potensi diri siswa yang perlu diekflor dalam proses pembelajaran yang berlangsung.sebagaiman dipaparkan oleh carapedia.com berikut;
Disiplin merupakan salah satu aspek perkembangan seorang individu yang berkaitan dengan cara untuk mengkoreksi atau memperbaiki dan mengajarkan anak tingkah laku baik tanpa merusak harga diri anak (Euis Sunarti).
Pada hakekatnya, disiplin merupakan hal yang dapat dilatih. pelatihan disiplin diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter atau keteraturan, dan efisiensi. Jadi secara singkat dapat disimpulkan bahwa disiplin berhubungan dengan pengendalian diri supaya dapat menbedakan mana hal yang benar dan mana hal yang salah sehingga dalam jangka panjang diharapkan bisa menumbuhkan perilaku yang bertanggung jawab
Berikut ini adalah pengertian dan definisi disiplin sebagaimana dipaparkan oleh carapedia.com adalah sebagai berikut;
Disiplin adalah hubungan tata tertib, tata susila, adab, akhlak, dan kesopanan (Abdullah Sani Bin Yahaya). Disiplin adalah jembatan antara tujuan dan prestasi (Jim Rohn).Disiplin merupakan latihan yang diberikan kepada murid supaya mereka bertindak sesuai dengan peraturan di rumah, sekolah, dan masyarakat (Mizan Adiliah). Disiplin adalah beraneka aturan yang menjadi petunjuk dan pegangan kehidupan beradab suatu masyarakat agar dapat melangsungkan keberadaannya dalam keadaan aman, tertib, serta terkendali berdasarkan hukum dalam semua aspek kehidupan (Sukono) Disiplin adalah tata tertib ( di sekolah, kemiliteran, dsb) atau ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib, dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

2.      Hakikat Disiplin.
Sekilas dalam membahas Pengertian disiplin di atas, kita sudah menyentuh mengapa disiplin itu perlu. Misalnya, makna disiplin dalam Bahasa Inggris menunjukkan bahwa tujuan dari disiplin adalah melahirkan ketaatan pada aturan dan pengendalian diri. Dalam pengertian Bahasa Arab, disiplin juga diperlukan untuk menegakkan kemaslahatan umum. Selain itu, tujuan disiplin juga adalah menjaga diri seseorang agar tidak jatun berbagai kesalahan, atau lebih luas lagi, agar seseorang bisa mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam pengertian terakhir ini, kata ta’dîb identik dengan pendidikan.
Dengan demikian, tujuan dari disiplin, jika kita melihatnya dalam pengertian yang luas, adalah tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut, tentu diperlukan metode-mdetode tertentu. Tidak ada ketentuan yang baku dalam hal metode ini kecuali dua hal: (1) metode tidak boleh bertentangan dengan tujuan; (2) metode yang baik adalah metode yang paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
Metode tidak boleh bertentangan dengan tujuan. Ini prinsip yang amat penting. Tujuan yang baik, yang dicapai melalui cara-cara yang salah, akan merusak tercapainya tujuan tersebut. Kalau saya mencuri dengan tujuan bersedekah kepada fakir miskin, tindakan saya itu tetap haram, dan sedekah saya tidak berpahala. Kalau saya ingin agar anak saya menjadi seorang yang baik, tetapi saya membiarkan dia bergaul dengan orang-orang yang nakal dan jahat, maka saya sudah melakukan cara yang bertentangan dengan tujuan.
Tetapi Anda mungkin akan berkata, kalau persoalan jelas hitam-putih seperti contoh-contoh di atas, maka takkan ada masalah. Yang jadi masalah adalah ketika cara-cara tertentu oleh sebagian orang dianggap wajar, sebagian lagi menganggapnya tidak wajar bahkan melanggar hukum. Misalnya, bisakah orangtua atau guru menempeleng anak didiknya yang melakukan kesalahan besar dengan tujuan agar anak itu jera? Di zaman sekarang, pemukulan pada anak bisa dijerat hukum karena dianggap melakukan tindak kekerasan pada anak.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, saya berpendapat bahwa perubahan sosial budaya masyarakat akan menentukan cara-cara apa saja yang dapat diterima dalam mendidik anak. Barangkali, di zaman dulu pukul dan tempeleng itu dianggap wajar dan biasa. Budaya masyakarat kita pada saat itu lebih bersifat paternalistik (tunduk pada figur ayah atau guru) dan komunal (kepentingan kelompok lebih diutamakan daripada kepentingan indvidu). Sekarang zaman berubah. Anak-anak kita semakin berpendidikan, dan budaya kita semakin individualis dalam arti orang dihargai lebih sebagai diri pribadi ketimbang sebagai anggota dari satu kelompok. Perubahan sosial ini membuat apa yang dulu wajar, sekarang malah dianggap melanggar hukum.
Apakah perubahan ini patut disyukuri atau disesali? Saya kira kita tak perlu bersyukur atau menyesal karena yang penting adalah prinsip kedua dalam menerapkan metode, yaitu sejauhmana sebuah metode efektif mencapai tujuan yang diinginkan. Kalau di zaman dulu anak-anak menjadi disiplin karena takut pada guru atau orangtua yang kalau marah bisa saja memukulnya, sekarang kalau dipukul barangkali mereka tidak akan bertambah disiplin, melainkan bertambah nakal. Jika demikian halnya, maka cara yang diterapkan harus diubah, yakni dengan cara-cara persuasif dan kasih sayang. Selain itu, karakter masing-masing anak dan latar belakang sosial keluarganya, seringkali berpengaruh pula terhadap metode apa yang efektif untuk anak tersebut. Maka dalam hal ini, seorang pendidik harus jeli dan bisa memahami karakter masing-masing anak didiknya. Anak miskin dari keluarga tidak terpelajar, yang tiap hari diomelin di rumah, mungkin akan berbeda cara penanganannya dengan anak orang berduit dari keluarga terpelajar. Singkat kata, tidak ada metode yang benar-benar universal.
Berdasarkan hasil need assessment maka perlu di kembangkan program bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG.
Berikut adalah 2 orang siswa SMP BINA MULYA terkait tentang masalah kepercayaan diri yang dialami:
a.    Nama                                           :TASYA
Tempat tanggal lahir                 :Bandar Lampung , 12 januari  2003
Nama Orangtua                         :Bpk.SUKAMTO
Pekerjaan orang tua                  :Wiraswasta/Buruh
Terkait dengan masalah kedisiplinan siswa tidak disiplin dalam hal waktu ,mereka sering membolos bahkan saat bel masuk kelas mereka masih diluar untuk bermain main 
b.    Nama                                           :AGISTIA PUTRI
Tempat tanggal lahir                 :Bandar Lampung,25 april 2003
Nama Orangtua                         :Bpk. SUTRISNO
Pekerjaan orangtua                   :Berdagang
Terkait masalah kurang kedisiplinan siswa disekolah kurang adanya disiplin berpakaian karena disini baju yang dia kenakan tidak pernah dimasukan atau tergolong berantakan.

3.    Kompetensi yang dikembangkan
Berdasarkan standar kompetesi kemandirian siswa, pengembangan kompetensi di titikberatkan kepada meningkatkan kedisiplinan siswa melalui kemapuan siswa dalam mengembangkan rasa percaya diri agar mampu bersaing di dunia luar dengan sekolah sekolah lain dengan meningkatkan kedisiplinan siswa maka siswa akan lebih maksimal dalam mengeluarkan apa yang ada pada dirinya dengan percaya diri.
Program disusun dengan tujuan untuk membantu siswa dalam meningkatkan rasa percaya diri yang di tunjukan dalam bentuk siswa memiliki rasa bertanggung jawab.
4.    Dasar dan Landasan Operasional
Beberapa hal yang mendasari pengembangan program bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa siswa kelas VIII SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG ini adalah sebagai berikut:
1.    Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:’Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengemembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan , pengendalian diri, kepribadian , kecerdasan , ahklak mulia , serta ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat , bangsa , dan Negara”
2.    PP No.19 Tahun 2005 pasal 28 ayat (5) tentang Standar Nasional Pendidikan: perlu menentukan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.27 tahun 2008 tentang standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (tanggal 11 juni 2008)
3.    Permendiknas No.22/2006 tentang Standar isi yang melahirkan KTSP Pengembangan diri bagian integral dari kurikulum sekolah.
4.    Bimbingan belajar merupakan upaya mengembangkan seluruh potensi siswa secara optimal , membantu siswa memecahkan permasalahan yang di hadapi dalam belajar terutama dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa.
Secara operasional yang melandari penyusunan program bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa siswa kelas VIII SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG yang menunjukan potensi sedang.

5.    Deskripsi kebutuhan
Berdasarkan temuan di lapangan maka di peroleh kebutuhan siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kedisiplinan siswa siswa sebagai berikut :
Kebutuhan Layanan Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa siswa kelas VIII SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG

6.    Visi dan Misi Program
Adapun visi dan misi dari program bimbingan belajar untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa siswa di SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG berdasarkan kebutuhan siswa kelas VIII yang sejalan dengan visi misi di sekolah.
a.    Visi
Berperan dalam Kegiatan IMTAQ
Unggul dalam Prestasi Akademik
dalam Prestasi Non Akademik
Bermanfaat dan ramah Lingkungan
Trampil mengaplikasikan Pengetahuan dalam kehidupan sehari hari

b.    Misi
Meningkatkankeimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia warga  sekolah
Meningkatakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menuju era Globalisasi Menciptakan Lingkungan sekolah yang tertib,Bersih, Indah,Nyaman dan Kondusif
Meningkatkan Ketrampilan semua warga sekolah untuk Mengaplikasikan Ilmu Pengetahuan  Dalam kehidupan sehari hari.
Meningkatkan Ketrampilan semua warga sekolah untuk Penguasaan Imformasi dan komonikasi.
7.    Tujuan Program
Secara umum tujuan bimbingan untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa siswa kelas VIII SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG adalah:
a.    Siswa memiliki dorongan untuk maju
b.    Siswa mampu mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang di milikinya secara optimal
c.    Siswa mampu menunjukkan bakat yang dimiliki
d.    Siswa mampu berinteraksi dengan baik
e.    Siswa mampu bersaing di dunia luar.

8.    Komponen Program
Program bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa kelas 8a SMP BINA MULYA mengacu pada bimbingan konferhensif , yaitu terdiri dari empat komponen utama yaitu:
a.    Layanan dasar Bimbingan
Layanan dasar bertujuan untuk membantu seluruh siswa kelas8a SMPBINA MULYA. Layanan dasar dalam penelitian ini berisi hal hal yang umum yang perlu dikembangkan pada seluruh siswa melalui layanan bimbingan belajar dalam membantu siswa mengembangkan rasa percayadiri nya sehingga siswa mencapai prestasi belajar yang optimal. Strategi yang digunakan dalamlayanan ini adalah bimbingan klasikal.
Indicator indicator yang terjadi focus dalam pengembangan layanan dasar adalah:
1.    Ketekunan dalam belajar
2.    Bertanggung jawab dengantugas yang diberikan oleh guru
3.    Puas dengan pekerjaan sendiri yang menunjukan seberapa jauh siswa menyukai pekerjaan nya
4.    Menetapkan nilai yang ingin dicapai
5.    Berusaha menguasai pelajaran secara tuntas
6.    Menampilkan susatu yang bervariasi dalam belajar
7.    Mencari alternative untuk menyelesaikan tugas
8.    Menetapkan cita cita yang ingin dicapai
9.    Ulet dalam belajar siswa tidak mudah putus asa dan bekerja keras dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai
10. Persiapan belajar yang matang
11. Mengantisipasi apabila menemui kesulitan yang mungkin terjadi
12. Membuat jadwal kegiatan belajar dan mentaatinya
13. Teliti dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru
14. Memiliki buku paket dan alat tulis yang lengkap untuk belajar.
b.    Layanan Responsif
Layanan responsive merupakan pemberian bantuan kepada siswa kelas 8a SMP BINA MULYA yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerukan pertolongan dengan segera. Layanan responsive dapat membantu siswa dalam memenuhi kebutuhan nya terutamadalam mencapai prestasi belajar khususnya dalam kemampuan meningkatkan rasa percayadiri siswa. focus layanan responsive dalambimbingan belajar disini adalah upaya membantu siswa memiliki rasa percaya diri yang dapat digunakan untuk mencapai citacitanya. Bentuk pendekatan yang dilakukan oleh guru BK melalui pendekatan krisis atau kuratif dengan strategi yang digunakan yaitu konseling kelompok.
c.    Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melaksanakan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan nya berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia dilingkungan. Focus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan perkembangan aspek akademik , karir dan social pribadi . secara rinci cakupan focus tersebuat antara lain mencakup pengembangan aspek :
a.    Aspek akademik meliputi manfaat ketrampilan belajar , melakukan pilihan jurusan , memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat dan memahami nilai belajar sepanjang hayat
b.    Aspek karir meliputi mengeksplorasi peluang peluang karir , mengeksplorasi latihan latihan pekerjaan , memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif
c.    Social pribadi meliputi konsep diri yang positif dan pengembangan ketrampilan social yang efektif.



9.    Personel yang terlibat
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari bagian seluruh pembelajaran disekolah. Pelaksanaan program bimbingan belajar adalah tanggung jawab bersama setiap personil disekolah. Personil yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa adalah guru pembimbing yang ada di sekolah. Berikut akan dikemukaann secara rinci personil yang terlibat dalam pelaksanaan layanan bimbingan belajar untuk siswa disekolah , yaitu :
a.    Kepala Sekolah SMP BINA MULYA
b.    Wakil Kepala Sekolah SMP BINA MULYA
c.    Coordinator Bimbingan dan Konseling SMP BINA MULYA
d.    Guru Pembimbing SMP BINA MULYA
e.    Guru Mata Pelajaran SMP BINA MULYA
f.     Wali Kelas 8 SMP BINA MULYA
g.    Staf administrasi SMP BINA MULYA
h.    Orangtua siswa kelas 8 SMP BINA MULYA


10. Mekanisme Kerja Antar Personil
a.    Kepala sekolah SMP BINA MULYA
Pelaksanaan program bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa siswa tugas kepala sekolah adlah sebagai berikut:
1.    Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang akan dilaksanakan terkait dengan meningkatkan kedisiplinan siswa
2.    Memfasilitasi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling untuk meningkattkan kedisiplinan siswa seperti saran dan prasarana yang di butuhkan
3.    Memberikan dukungan kepada seluruh personil sekolah dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling
b.            Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program ,penilaian dan upaya untuk tindak lanjut peayanan bimbingan dan konseling bagi siswa yang memiliki kedisiplinan siswa Wakil Kepala Sekolah SMP BINA MULYA
Tugas kepala sekolah dalam program bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa adalah mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konselling untuk meningktakan rasa percaya diri siswa kepada semua personil sekolah dan membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya.
c.            Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP BINA MULYA
koordinator  bimbingan dan konseling merupakan personil yang memiliki tanggung jawab dalam layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Tugas coordinator bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
1.    koordinator bimbingan dan konseling bertugas memasyrarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada seluruh warga sekolah diantaranya :
a.    melaksanakan program layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
b.    mengadministrasikan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
c.    memberikan pengarahan kepada semua pihak tentang pentingnya motivasi kedisiplinan siswa menilai hasil pelaksanaan program bimbingan belajar untuk meningkatkan percaya diri siswa
d.    menganalisis hasil penilaian pelaksnaan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
2.    Mengadakan tindak lanjut terhadap hasil analisi penelitian bimbingan belajar untuk meningkatkan percaya diri siswa
3.    Mengusulkan kepada kepala sekolah agar terpenuhinya tenaga dan fasilitas baik fisik maupun non fisik yang diperlukan dalam pelaksanaan program bimbingan belajar untuk kedisiplinan siswa Mempertanggung jawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar untuk meningkatkan percayadiri siswa kepada kepala sekolah
d.            Guru Pembimbing SMP BINA MULYA
Tugas guru pembimbing dalam kegiatan layanan bimbingan belajarr untuk meningkatkan kedisiplinan siswa antara lain:
1.    Melakukan need assessment pelayanan bimbingan belajar untuk mengingkatkan kedisiplinan siswa
2.    Merencanakan program bimbingan belajar untuk menigkatkan rasa kedisiplinan siswa
3.    Melaksanakan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa
4.    Menilai proses dan hasil pelaksanaan bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
5.    Menganalisis hasil penilaian pelayanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
6.    Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pelayanan bimbingan belajar untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa
7.    Mengadministrasikan kegiatan program bimbingan belajar untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa
8.    Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada coordinator bimbingan belajar untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa
9.    Mempersiapkan diri,menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengawasan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling terkait dengan pelaksanaan program bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.
e.            Guru Mata Pelajaran SMP BINA MULYA
Peran dan tanggung jawab guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan belajar untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa juga sangat penting. Guru mata pelajaran yang dilibatkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling ialah seluruh guru mata pelajran disekolah dan Pembina dibidang ekstrakulikuler. Tugas dan tanggung jawab guru mata pelajaran dalam program bimbingan belajar untuk meningkatkan percaya diri siswa adalah sebagai berikut:
1.    Bekerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang memerlukan layanan bimbingan belajar untuk meningkaatkan kedisiplinan siswa secara khusus kepada guru pembimbing.
2.    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dari guru pembimbing
3.    Mereferalkan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling terkait dengan masalah percaya diri siswa kepada guru pembimbing
4.    Membantu memberikan informasi yang diperlukan dlam rangka layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa,khususnya pemahaman mengembangkan potensi yang dimiliki .

f.     Wali Kelas 8 SMP BINA MULYA
Wali kelas merupakan personil sekolah yang bertugas untuk menangani permasalahan yang di alami oleh para siswa  yang menjadi binaan nya. Peran dan tanggung jawab wali kelas dalam kegiatan ini adalah sebagi berikut :
1.    Membantu guru pembimbing dalam melaksanakan layanan bimbingan belajar dalam meningkatkan kedisiplinan siswa
2.     Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memproleh layanan  bimbingan belajar dalam meningkatkan kedisiplinan siswa
3.    Berpartisipasi dalam menangani siswa terkait dengan permasalahan kedisiplinan siswa
4.    Memberikan informasi kepada guru pembimbing tentang kondisi siswa yang memperoleh layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
g.    Staf Administrasi SMP BINA MULYA
Tugas dan tanggung jawab staf administrassi dalam program bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa diantaranya yaitu:
1.    Membantu coordinator bimbingan dan konseling dan guru pembimbing dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah
2.    Membantu guru pembimbing dalam mempersiapkan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dan memelihara data serta sarana dan fasilitas bimbingan konseling yang ada.
h.    Orangtua siswa Kelas 8 SMP BINA MULYA
Peran dan tanggung jawab orangtua dalam program bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa yaitu :
1.    Mendukung dan memberikan respon positif terhadap bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah
2.    Memberikan informasi tentang prilaku dan kegiatan siswa dirumah bagi kepentingan bimbingan dan konseling.

10.         Rencana Oprasional
Pelaksanaan program bimbingan untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa dilaksanakan di SMP BINA MULYA . dari angket yang disebarkan tentang percaya diri siswa diperkirakan waktu pelaksanaan kegiatan kurang lebih dalam kurun waktu 3 minggu dengan asumsi alokasi waktu pelaksanaan kegiatan layanan klasikal untuk kegiatan layanan dasar satu jam pelajaran 1x45 menit dan diadakan 1 kali dalam seminggu.


11.         Pengembangan Tema dan Topik
Program ini disusun dalam upaya bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Materi layanan di kelompokan dalam layanan dasar dan layanan responsive berdasarkan kebutuhan siswa. Berdasarkan analis kebutuhan siswa yang didapat dari hasil penyebaran instrument percaya diri kelas 8 SMP BINA MULYA  yang membutuhkan materi materi bimbingan seperti yang di sajikan dalam program bimbingan untuk meninngkatkan kedisiplinan siswa kelas 8 SMP BINA MULYA .


12.         Pengembangan Satuan Layanan
Satuan layanan yang di susun dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan siswa dengan menggunakan instrument berupa angket. Satuan layanan bimbingan dan konseling yang disusun.


13.         Waktu Pelaksanaan
program lyang disusun berdasarkan need assessment dilaksanakan dalam waktu yang telah ditetapkan.


14.         Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa disekolah berupa alat pengumpul data seperti angket dan program,dan kelengkapan alat tulis.
Prasarana dalam pelaksanaan bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa yang dibutuhkan disekolah seperti: ruangan layanan bimbingan ruang kelas untuk bimbingan klasikal.

15.         Evaluasi dan Tindak Lanjut
Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian tidak mungkin kit dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaayanan program bimbingan dan konseling yang telah kita rencanakan. Penilaian program merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan kata lain bahwa keberhasilan program dalam perencanaan tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat melalui kegiatan penilaian .
Evaluasi ini dapat juga diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaandan ketercapaian) kegiatan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan.
Penilaian kegiatan bimbingan disekolah adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan disekolah dengan mengacu pada criteria atau patokan patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Criteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling disekolah adalah mengacu pada terpenuhinya atau tidak terpenuhinya kebutuhan kebutuhan siswaa dan pihak pihak yang terllibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan tingkah laku dan pribadi kearah yang lebih baik.
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sejauh mana  derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi dapat ditetapkan langkah langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.
Adapun fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling disekolah adalah:
1.    Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing/konselor untuk memperbaiki atau pengembangkan program bimbingan dan konseling.
2.    Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru matapelajaran dan orangtua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku atau tingkat kecapaian tugas tugas perkembangan siswa , agar secara siswa bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program BK disekolah.
Ada dua aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keefesiensi layanan bimbingan dilihat dari prosesnya sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan bimbingan dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain:
1.    Kesesuaian antara program dan pelaksanaan
2.    Keterlaksanaan program
3.    Hambatan hambatan yang dijumpai
4.    Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar
5.    Respon siswa, personil sekolah , orangtua dan masyarakat terhadap layanan bimbingan
6.    Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan, pencapaian tugas tugas perkembangan dan hasil belajar dan keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupan di masyarakat.
Apabila dilihat dari sifat evaluasi bimbingan dan konseling lebih bersifat penilaian dalam proses yang dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
1.    Mengamati pertisipasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan
2.    Mengungkapkan pemahaman atau pendalaman siswa atas masalah yang dialaminya
3.    Mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan siswa sebagai hasil dari partisipasi/aktifitasnya dalam kegiatan layanan bimbingan
4.    Mengungkapkan minat siswa tentang perlunya layanan bimbingan lebih lanjut
5.    Mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu (butir ini terutama dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan yang berkesinambungan
6.    Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan.
Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran pada umumnya berbentuk angkat atau skor. Maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling berupa deskripsi tentang aspek aspek yang di evaluasi .

No comments:

Post a Comment