1.
Rasional
Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat
diberbagai instansi pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin
kerja, disiplin lalu lintas, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang
lain. Disiplin secara etimologi berasal dari bahasa latin “ disibel”
yang berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan bahasa, kata tersebut
mengalami perubahan menjadi ‘disipline” yang artinya kepatuhan atau yang
menyangkut tata tertib. Berbeda dengan pendapat yang menyatakan bahwa disiplin
berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang berarti latihan atau
pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi sifat
disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.
Sekarang ini kata displin telah berkembang mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan,
sehingga banyak para ahli baik ahli bahasa maupun sosial dan etika dan estetika
memberikan definisi yang berbeda-beda.
Ada beberapa
tokoh yang mendefinisikan disiplin sebagai sebuah proses yang harus ditempuh
sebagaimana diringkas oleh carapedia.com berikut ini;
Disiplin merupakan hasil belajar dan
mencakup aspek kognitif, afektif, dan behavioral (Toto Asmara). Disiplin
merupakan wujud nyata dari penghargaan kita pada diri sendiri dan orang lain
(Tim Penulis Grasindo). Disiplin adalah proses pelatihan pikiran dan karakter,
yang meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan menumbuhkan
ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib atau nilai tertentu (Andrias
Harefa). Disiplin adalah merujuk pada autoriti, keadaan kelas yang teratur,
program studi yang sitematik, serta cara penetapan peraturan atau hukuman (R.
F. Olivia)
Dari
beberapa definisi tersebut dapat difahami bahwa disiplin adalah serangkaian
pelatihan atau pembiasaan yang untuk meningkatknya kemampuan aspek kognitif,
afektif dan behavioral serta pengendalian diri yang menjadi habit dalam
kehidupan.
Ada juga
yang mendefinisikan bahwa disiplin merupakan potensi diri siswa yang perlu
diekflor dalam proses pembelajaran yang berlangsung.sebagaiman dipaparkan oleh
carapedia.com berikut;
Disiplin
merupakan salah satu aspek perkembangan seorang individu yang berkaitan dengan
cara untuk mengkoreksi atau memperbaiki dan mengajarkan anak tingkah laku baik
tanpa merusak harga diri anak (Euis Sunarti).
Pada hakekatnya, disiplin merupakan hal yang dapat
dilatih. pelatihan disiplin diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter
atau keteraturan, dan efisiensi. Jadi secara singkat dapat disimpulkan bahwa
disiplin berhubungan dengan pengendalian diri supaya dapat menbedakan mana hal
yang benar dan mana hal yang salah sehingga dalam jangka panjang diharapkan
bisa menumbuhkan perilaku yang bertanggung jawab
Berikut ini adalah pengertian dan definisi disiplin
sebagaimana dipaparkan oleh carapedia.com adalah sebagai berikut;
Disiplin adalah hubungan tata tertib, tata susila,
adab, akhlak, dan kesopanan (Abdullah Sani Bin Yahaya). Disiplin adalah
jembatan antara tujuan dan prestasi (Jim Rohn).Disiplin merupakan latihan yang
diberikan kepada murid supaya mereka bertindak sesuai dengan peraturan di
rumah, sekolah, dan masyarakat (Mizan Adiliah). Disiplin adalah beraneka aturan
yang menjadi petunjuk dan pegangan kehidupan beradab suatu masyarakat agar
dapat melangsungkan keberadaannya dalam keadaan aman, tertib, serta terkendali
berdasarkan hukum dalam semua aspek kehidupan (Sukono) Disiplin adalah tata
tertib ( di sekolah, kemiliteran, dsb) atau ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan (tata tertib, dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
2. Hakikat
Disiplin.
Sekilas dalam membahas Pengertian disiplin di atas, kita sudah menyentuh mengapa disiplin
itu perlu. Misalnya, makna disiplin dalam Bahasa Inggris menunjukkan bahwa
tujuan dari disiplin adalah melahirkan ketaatan pada aturan dan pengendalian
diri. Dalam pengertian Bahasa Arab, disiplin juga diperlukan untuk menegakkan
kemaslahatan umum. Selain itu, tujuan disiplin juga adalah menjaga diri
seseorang agar tidak jatun berbagai kesalahan, atau lebih luas lagi, agar
seseorang bisa mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam pengertian terakhir
ini, kata ta’dîb identik dengan pendidikan.
Dengan demikian, tujuan dari disiplin, jika kita
melihatnya dalam pengertian yang luas, adalah tercapainya tujuan pendidikan itu
sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut, tentu diperlukan metode-mdetode tertentu.
Tidak ada ketentuan yang baku dalam hal metode ini kecuali dua hal: (1) metode
tidak boleh bertentangan dengan tujuan; (2) metode yang baik adalah metode yang
paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
Metode tidak boleh bertentangan dengan tujuan. Ini
prinsip yang amat penting. Tujuan yang baik, yang dicapai melalui cara-cara
yang salah, akan merusak tercapainya tujuan tersebut. Kalau saya mencuri dengan
tujuan bersedekah kepada fakir miskin, tindakan saya itu tetap haram, dan
sedekah saya tidak berpahala. Kalau saya ingin agar anak saya menjadi seorang
yang baik, tetapi saya membiarkan dia bergaul dengan orang-orang yang nakal dan
jahat, maka saya sudah melakukan cara yang bertentangan dengan tujuan.
Tetapi Anda mungkin akan berkata, kalau persoalan
jelas hitam-putih seperti contoh-contoh di atas, maka takkan ada masalah. Yang
jadi masalah adalah ketika cara-cara tertentu oleh sebagian orang dianggap
wajar, sebagian lagi menganggapnya tidak wajar bahkan melanggar hukum.
Misalnya, bisakah orangtua atau guru menempeleng anak didiknya yang melakukan
kesalahan besar dengan tujuan agar anak itu jera? Di zaman sekarang, pemukulan
pada anak bisa dijerat hukum karena dianggap melakukan tindak kekerasan pada
anak.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, saya berpendapat
bahwa perubahan sosial budaya masyarakat akan menentukan cara-cara apa saja
yang dapat diterima dalam mendidik anak. Barangkali, di zaman dulu pukul dan
tempeleng itu dianggap wajar dan biasa. Budaya masyakarat kita pada saat itu
lebih bersifat paternalistik (tunduk pada figur ayah atau guru) dan komunal
(kepentingan kelompok lebih diutamakan daripada kepentingan indvidu). Sekarang
zaman berubah. Anak-anak kita semakin berpendidikan, dan budaya kita semakin
individualis dalam arti orang dihargai lebih sebagai diri pribadi ketimbang
sebagai anggota dari satu kelompok. Perubahan sosial ini membuat apa yang dulu
wajar, sekarang malah dianggap melanggar hukum.
Apakah perubahan ini patut disyukuri atau disesali?
Saya kira kita tak perlu bersyukur atau menyesal karena yang penting adalah
prinsip kedua dalam menerapkan metode, yaitu sejauhmana sebuah metode efektif
mencapai tujuan yang diinginkan. Kalau di zaman dulu anak-anak menjadi disiplin
karena takut pada guru atau orangtua yang kalau marah bisa saja memukulnya,
sekarang kalau dipukul barangkali mereka tidak akan bertambah disiplin,
melainkan bertambah nakal. Jika demikian halnya, maka cara yang diterapkan
harus diubah, yakni dengan cara-cara persuasif dan kasih sayang. Selain itu,
karakter masing-masing anak dan latar belakang sosial keluarganya, seringkali
berpengaruh pula terhadap metode apa yang efektif untuk anak tersebut. Maka
dalam hal ini, seorang pendidik harus jeli dan bisa memahami karakter
masing-masing anak didiknya. Anak miskin dari keluarga tidak terpelajar, yang
tiap hari diomelin di rumah, mungkin akan berbeda cara penanganannya dengan
anak orang berduit dari keluarga terpelajar. Singkat kata, tidak ada metode
yang benar-benar universal.
Berdasarkan hasil need
assessment maka perlu di kembangkan program bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan
siswa kelas VIII di SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG.
Berikut adalah 2 orang
siswa SMP BINA MULYA terkait tentang masalah kepercayaan diri yang dialami:
a.
Nama :TASYA
Tempat tanggal lahir :Bandar Lampung , 12
januari 2003
Nama Orangtua :Bpk.SUKAMTO
Pekerjaan orang tua :Wiraswasta/Buruh
Terkait dengan masalah kedisiplinan
siswa tidak disiplin dalam hal waktu ,mereka sering membolos bahkan saat bel
masuk kelas mereka masih diluar untuk bermain main
b.
Nama :AGISTIA
PUTRI
Tempat tanggal lahir :Bandar Lampung,25 april 2003
Nama Orangtua :Bpk. SUTRISNO
Pekerjaan orangtua :Berdagang
Terkait masalah kurang kedisiplinan
siswa disekolah kurang adanya disiplin berpakaian karena disini baju yang dia
kenakan tidak pernah dimasukan atau tergolong berantakan.
3.
Kompetensi yang dikembangkan
Berdasarkan standar kompetesi
kemandirian siswa, pengembangan kompetensi di titikberatkan kepada meningkatkan
kedisiplinan siswa melalui kemapuan siswa dalam mengembangkan rasa percaya diri
agar mampu bersaing di dunia luar dengan sekolah sekolah lain dengan
meningkatkan kedisiplinan siswa maka siswa akan lebih maksimal dalam
mengeluarkan apa yang ada pada dirinya dengan percaya diri.
Program disusun dengan tujuan untuk
membantu siswa dalam meningkatkan rasa percaya diri yang di tunjukan dalam
bentuk siswa memiliki rasa bertanggung jawab.
4.
Dasar dan Landasan Operasional
Beberapa hal yang mendasari pengembangan
program bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa siswa kelas
VIII SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG ini adalah sebagai berikut:
1.
Undang undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional:’Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengemembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan , pengendalian diri, kepribadian , kecerdasan , ahklak mulia , serta
ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat , bangsa , dan Negara”
2.
PP No.19 Tahun 2005 pasal 28 ayat (5)
tentang Standar Nasional Pendidikan: perlu menentukan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.27 tahun 2008 tentang standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (tanggal 11 juni 2008)
3.
Permendiknas No.22/2006 tentang Standar
isi yang melahirkan KTSP Pengembangan diri bagian integral dari kurikulum
sekolah.
4.
Bimbingan belajar merupakan upaya
mengembangkan seluruh potensi siswa secara optimal , membantu siswa memecahkan
permasalahan yang di hadapi dalam belajar terutama dalam meningkatkan rasa
percaya diri siswa.
Secara operasional yang melandari penyusunan program bimbingan untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa siswa kelas VIII SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG
yang menunjukan potensi sedang.
5.
Deskripsi
kebutuhan
Berdasarkan temuan di lapangan maka di
peroleh kebutuhan siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa siswa sebagai berikut
:
Kebutuhan Layanan Bimbingan dan Konseling
untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa siswa
kelas VIII SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG
6.
Visi
dan Misi Program
Adapun visi dan misi dari
program bimbingan belajar untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa siswa di SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG
berdasarkan kebutuhan siswa kelas VIII yang sejalan dengan visi misi di
sekolah.
a. Visi
Berperan
dalam Kegiatan IMTAQ
Unggul dalam Prestasi Akademik
dalam Prestasi Non Akademik
Bermanfaat dan ramah Lingkungan
Trampil mengaplikasikan Pengetahuan dalam kehidupan
sehari hari
b. Misi
Meningkatkankeimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia warga sekolah
Meningkatakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menuju era Globalisasi
Menciptakan Lingkungan sekolah yang tertib,Bersih, Indah,Nyaman dan Kondusif
Meningkatkan Ketrampilan semua warga sekolah untuk Mengaplikasikan Ilmu
Pengetahuan Dalam kehidupan sehari hari.
Meningkatkan Ketrampilan semua warga sekolah untuk Penguasaan Imformasi
dan komonikasi.
7.
Tujuan Program
Secara umum tujuan bimbingan
untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa siswa
kelas VIII SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG adalah:
a.
Siswa memiliki dorongan untuk maju
b.
Siswa mampu mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang di milikinya secara optimal
c.
Siswa mampu menunjukkan bakat yang dimiliki
d.
Siswa mampu berinteraksi dengan baik
e.
Siswa mampu bersaing di dunia luar.
8.
Komponen
Program
Program bimbingan untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa kelas 8a SMP BINA
MULYA mengacu pada bimbingan konferhensif , yaitu terdiri dari empat komponen
utama yaitu:
a.
Layanan dasar Bimbingan
Layanan dasar
bertujuan untuk membantu seluruh siswa kelas8a SMPBINA MULYA. Layanan dasar
dalam penelitian ini berisi hal hal yang umum yang perlu dikembangkan pada
seluruh siswa melalui layanan bimbingan belajar dalam membantu siswa
mengembangkan rasa percayadiri nya sehingga siswa mencapai prestasi belajar
yang optimal. Strategi yang digunakan dalamlayanan ini adalah bimbingan
klasikal.
Indicator indicator
yang terjadi focus dalam pengembangan layanan dasar adalah:
1.
Ketekunan dalam belajar
2.
Bertanggung jawab dengantugas yang diberikan
oleh guru
3.
Puas dengan pekerjaan sendiri yang menunjukan
seberapa jauh siswa menyukai pekerjaan nya
4.
Menetapkan nilai yang ingin dicapai
5.
Berusaha menguasai pelajaran secara tuntas
6.
Menampilkan susatu yang bervariasi dalam
belajar
7.
Mencari alternative untuk menyelesaikan tugas
8.
Menetapkan cita cita yang ingin dicapai
9.
Ulet dalam belajar siswa tidak mudah putus
asa dan bekerja keras dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai
10. Persiapan
belajar yang matang
11. Mengantisipasi
apabila menemui kesulitan yang mungkin terjadi
12. Membuat
jadwal kegiatan belajar dan mentaatinya
13. Teliti
dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru
14. Memiliki
buku paket dan alat tulis yang lengkap untuk belajar.
b.
Layanan Responsif
Layanan responsive merupakan
pemberian bantuan kepada siswa kelas 8a SMP BINA MULYA yang memiliki kebutuhan
dan masalah yang memerukan pertolongan dengan segera. Layanan responsive dapat
membantu siswa dalam memenuhi kebutuhan nya terutamadalam mencapai prestasi
belajar khususnya dalam kemampuan meningkatkan rasa percayadiri siswa. focus
layanan responsive dalambimbingan belajar disini adalah upaya membantu siswa
memiliki rasa percaya diri yang dapat digunakan untuk mencapai citacitanya.
Bentuk pendekatan yang dilakukan oleh guru BK melalui pendekatan krisis atau
kuratif dengan strategi yang digunakan yaitu konseling kelompok.
c.
Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan
individual diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan
dan melaksanakan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan nya
berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta pemahaman
akan peluang dan kesempatan yang tersedia dilingkungan. Focus pelayanan
perencanaan individual berkaitan erat dengan perkembangan aspek akademik ,
karir dan social pribadi . secara rinci cakupan focus tersebuat antara lain
mencakup pengembangan aspek :
a.
Aspek akademik meliputi manfaat ketrampilan
belajar , melakukan pilihan jurusan , memilih kursus atau pelajaran tambahan
yang tepat dan memahami nilai belajar sepanjang hayat
b.
Aspek karir meliputi mengeksplorasi peluang
peluang karir , mengeksplorasi latihan latihan pekerjaan , memahami kebutuhan
untuk kebiasaan bekerja yang positif
c.
Social pribadi meliputi konsep diri yang
positif dan pengembangan ketrampilan social yang efektif.
9.
Personel
yang terlibat
Layanan bimbingan dan
konseling merupakan bagian yang integral dari bagian seluruh pembelajaran
disekolah. Pelaksanaan program bimbingan belajar adalah tanggung jawab bersama
setiap personil disekolah. Personil yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa adalah
guru pembimbing yang ada di sekolah. Berikut akan dikemukaann secara rinci
personil yang terlibat dalam pelaksanaan layanan bimbingan belajar untuk siswa
disekolah , yaitu :
a.
Kepala Sekolah SMP BINA MULYA
b.
Wakil Kepala Sekolah SMP BINA MULYA
c.
Coordinator Bimbingan dan Konseling SMP BINA
MULYA
d.
Guru Pembimbing SMP BINA MULYA
e.
Guru Mata Pelajaran SMP BINA MULYA
f.
Wali Kelas 8 SMP BINA MULYA
g.
Staf administrasi SMP BINA MULYA
h.
Orangtua siswa kelas 8 SMP BINA MULYA
10. Mekanisme Kerja Antar Personil
a.
Kepala sekolah SMP BINA MULYA
Pelaksanaan program
bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa siswa
tugas kepala sekolah adlah sebagai berikut:
1.
Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang akan
dilaksanakan terkait dengan meningkatkan kedisiplinan siswa
2.
Memfasilitasi pelaksanaan program layanan
bimbingan dan konseling untuk meningkattkan kedisiplinan siswa seperti
saran dan prasarana yang di butuhkan
3.
Memberikan dukungan kepada seluruh personil
sekolah dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling
b.
Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap
perencanaan dan pelaksanaan program ,penilaian dan upaya untuk tindak lanjut
peayanan bimbingan dan konseling bagi siswa yang memiliki kedisiplinan siswa Wakil Kepala Sekolah SMP BINA MULYA
Tugas kepala sekolah
dalam program bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa adalah mengkoordinasikan pelaksanaan layanan
bimbingan dan konselling untuk meningktakan rasa percaya diri siswa kepada
semua personil sekolah dan membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya.
c.
Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP BINA
MULYA
koordinator bimbingan dan konseling merupakan personil
yang memiliki tanggung jawab dalam layanan bimbingan dan konseling untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa. Tugas coordinator
bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
1.
koordinator bimbingan dan konseling bertugas
memasyrarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada seluruh warga sekolah
diantaranya :
a. melaksanakan
program layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
b. mengadministrasikan
layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
c. memberikan
pengarahan kepada semua pihak tentang pentingnya motivasi kedisiplinan siswa menilai hasil pelaksanaan program bimbingan
belajar untuk meningkatkan percaya diri siswa
d. menganalisis
hasil penilaian pelaksnaan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
2.
Mengadakan tindak lanjut terhadap hasil
analisi penelitian bimbingan belajar untuk meningkatkan percaya diri siswa
3.
Mengusulkan kepada kepala sekolah agar
terpenuhinya tenaga dan fasilitas baik fisik maupun non fisik yang diperlukan
dalam pelaksanaan program bimbingan belajar untuk kedisiplinan siswa Mempertanggung jawabkan pelaksanaan kegiatan
bimbingan belajar untuk meningkatkan percayadiri siswa kepada kepala sekolah
d.
Guru Pembimbing SMP BINA MULYA
Tugas
guru pembimbing dalam kegiatan layanan bimbingan belajarr untuk meningkatkan kedisiplinan siswa antara lain:
1.
Melakukan need assessment pelayanan bimbingan
belajar untuk mengingkatkan kedisiplinan siswa
2.
Merencanakan program bimbingan belajar untuk
menigkatkan rasa kedisiplinan siswa
3.
Melaksanakan layanan bimbingan belajar untuk
meningkatkan rasa kedisiplinan siswa
4.
Menilai proses dan hasil pelaksanaan
bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
5.
Menganalisis hasil penilaian pelayanan
bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
6.
Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil
penilaian pelayanan bimbingan belajar untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa
7.
Mengadministrasikan kegiatan program
bimbingan belajar untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa
8.
Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan
kepada coordinator bimbingan belajar untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa
9.
Mempersiapkan diri,menerima dan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengawasan oleh pengawas sekolah bidang
bimbingan dan konseling terkait dengan pelaksanaan program bimbingan belajar
untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.
e.
Guru Mata Pelajaran SMP BINA MULYA
Peran dan tanggung
jawab guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan belajar untuk
meningkatkan rasa percaya diri siswa juga sangat penting. Guru mata pelajaran
yang dilibatkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling ialah seluruh guru mata
pelajran disekolah dan Pembina dibidang ekstrakulikuler. Tugas dan tanggung
jawab guru mata pelajaran dalam program bimbingan belajar untuk meningkatkan
percaya diri siswa adalah sebagai berikut:
1. Bekerjasama
dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang memerlukan layanan
bimbingan belajar untuk meningkaatkan kedisiplinan siswa secara
khusus kepada guru pembimbing.
2. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan belajar untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa dari guru pembimbing
3. Mereferalkan
siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling terkait dengan masalah
percaya diri siswa kepada guru pembimbing
4. Membantu
memberikan informasi yang diperlukan dlam rangka layanan bimbingan dan
konseling untuk meningkatkan rasa kedisiplinan siswa,khususnya
pemahaman mengembangkan potensi yang dimiliki .
f.
Wali Kelas 8 SMP BINA MULYA
Wali
kelas merupakan personil sekolah yang bertugas untuk menangani permasalahan
yang di alami oleh para siswa yang
menjadi binaan nya. Peran dan tanggung jawab wali kelas dalam kegiatan ini
adalah sebagi berikut :
1.
Membantu guru pembimbing dalam melaksanakan
layanan bimbingan belajar dalam meningkatkan kedisiplinan siswa
2.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memproleh layanan bimbingan belajar
dalam meningkatkan kedisiplinan siswa
3.
Berpartisipasi dalam menangani siswa terkait
dengan permasalahan kedisiplinan siswa
4.
Memberikan informasi kepada guru pembimbing
tentang kondisi siswa yang memperoleh layanan bimbingan belajar untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa
g.
Staf Administrasi SMP BINA MULYA
Tugas
dan tanggung jawab staf administrassi dalam program bimbingan belajar untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa diantaranya yaitu:
1.
Membantu coordinator bimbingan dan konseling
dan guru pembimbing dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah
2.
Membantu guru pembimbing dalam mempersiapkan
sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan layanan bimbingan belajar untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa dan memelihara data
serta sarana dan fasilitas bimbingan konseling yang ada.
h.
Orangtua siswa Kelas 8 SMP BINA MULYA
Peran
dan tanggung jawab orangtua dalam program bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa yaitu :
1.
Mendukung dan memberikan respon positif
terhadap bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di
sekolah
2.
Memberikan informasi tentang prilaku dan
kegiatan siswa dirumah bagi kepentingan bimbingan dan konseling.
10.
Rencana
Oprasional
Pelaksanaan program
bimbingan untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa dilaksanakan di SMP BINA
MULYA . dari angket yang disebarkan tentang percaya diri siswa diperkirakan
waktu pelaksanaan kegiatan kurang lebih dalam kurun waktu 3 minggu dengan
asumsi alokasi waktu pelaksanaan kegiatan layanan klasikal untuk kegiatan
layanan dasar satu jam pelajaran 1x45 menit dan diadakan 1 kali dalam seminggu.
11.
Pengembangan
Tema dan Topik
Program ini disusun dalam
upaya bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.
Materi layanan di kelompokan dalam layanan dasar dan layanan responsive
berdasarkan kebutuhan siswa. Berdasarkan analis kebutuhan siswa yang didapat
dari hasil penyebaran instrument percaya diri kelas 8 SMP BINA MULYA yang membutuhkan materi materi bimbingan
seperti yang di sajikan dalam program bimbingan untuk meninngkatkan kedisiplinan siswa kelas 8 SMP BINA MULYA .
12.
Pengembangan
Satuan Layanan
Satuan layanan yang di susun
dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan siswa dengan menggunakan instrument
berupa angket. Satuan layanan bimbingan dan konseling yang disusun.
13.
Waktu
Pelaksanaan
program lyang disusun
berdasarkan need assessment dilaksanakan dalam waktu yang telah ditetapkan.
14.
Sarana
dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa disekolah berupa alat pengumpul data seperti
angket dan program,dan kelengkapan alat tulis.
Prasarana dalam pelaksanaan
bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa yang
dibutuhkan disekolah seperti: ruangan layanan bimbingan ruang kelas untuk
bimbingan klasikal.
15.
Evaluasi
dan Tindak Lanjut
Penilaian merupakan langkah
penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian tidak mungkin kit
dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaayanan program bimbingan
dan konseling yang telah kita rencanakan. Penilaian program merupakan usaha
untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan kata lain bahwa keberhasilan program dalam perencanaan tujuan
merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat melalui kegiatan penilaian .
Evaluasi ini dapat juga
diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk mengetahui
efektivitas (keterlaksanaandan ketercapaian) kegiatan kegiatan yang telah
dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan.
Penilaian kegiatan bimbingan
disekolah adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat
kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan
disekolah dengan mengacu pada criteria atau patokan patokan tertentu sesuai
dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Criteria atau patokan yang
dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan
konseling disekolah adalah mengacu pada terpenuhinya atau tidak terpenuhinya
kebutuhan kebutuhan siswaa dan pihak pihak yang terllibat baik langsung maupun
tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan tingkah laku dan
pribadi kearah yang lebih baik.
Dalam keseluruhan kegiatan
layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan
balik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan
informasi ini dapat diketahui sejauh mana
derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi
dapat ditetapkan langkah langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan
mengembangkan program selanjutnya.
Adapun fungsi evaluasi
program bimbingan dan konseling disekolah adalah:
1.
Memberikan umpan balik (feed back) kepada
guru pembimbing/konselor untuk memperbaiki atau pengembangkan program bimbingan
dan konseling.
2.
Memberikan informasi kepada pihak pimpinan
sekolah, guru matapelajaran dan orangtua siswa tentang perkembangan sikap dan
perilaku atau tingkat kecapaian tugas tugas perkembangan siswa , agar secara
siswa bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program
BK disekolah.
Ada dua aspek kegiatan
penilaian program kegiatan bimbingan yaitu penilaian proses dan penilaian
hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana
keefesiensi layanan bimbingan dilihat dari prosesnya sedangkan penilaian hasil
dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan bimbingan dilihat
dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain:
1.
Kesesuaian antara program dan pelaksanaan
2.
Keterlaksanaan program
3.
Hambatan hambatan yang dijumpai
4.
Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan
belajar mengajar
5.
Respon siswa, personil sekolah , orangtua dan
masyarakat terhadap layanan bimbingan
6.
Perubahan kemajuan siswa dilihat dari
pencapaian tujuan layanan bimbingan, pencapaian tugas tugas perkembangan dan
hasil belajar dan keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi
lanjutan ataupun pada kehidupan di masyarakat.
Apabila dilihat dari sifat
evaluasi bimbingan dan konseling lebih bersifat penilaian dalam proses yang dapat
dilakukan dengan cara berikut ini:
1.
Mengamati pertisipasi dan aktivitas siswa
dalam kegiatan layanan bimbingan
2.
Mengungkapkan pemahaman atau pendalaman siswa
atas masalah yang dialaminya
3.
Mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan
perolehan siswa sebagai hasil dari partisipasi/aktifitasnya dalam kegiatan
layanan bimbingan
4.
Mengungkapkan minat siswa tentang perlunya
layanan bimbingan lebih lanjut
5.
Mengamati perkembangan siswa dari waktu ke
waktu (butir ini terutama dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan yang
berkesinambungan
6.
Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana
penyelenggaraan kegiatan layanan.
Berbeda dengan hasil
evaluasi pengajaran pada umumnya berbentuk angkat atau skor. Maka hasil
evaluasi bimbingan dan konseling berupa deskripsi tentang aspek aspek yang di
evaluasi .
No comments:
Post a Comment