BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Televisi
merupakan salah satu media yang kuat pengaruhnya dalam pembentukan pola pikir,
sikap tingkah laku, menambah pengetahuan, juga dapat memperluas pengetahuan,
dan juga dapat memperluas wawasan masyarakat. Siaran televisi memiliki daya
pengaruh yang sangat kuat terhadap kehidupan manusia, sehingga televisi mampu
mengubah sikap, pendapat, dan perilaku seseorang dalam rentang waktu yang
relatif singkat. Siaran televisi juga memiliki potensi untuk mempengaruhi
sikap, pandangan, gaya hidup, orientasi, dan motivasi. Oleh karena itu stasiun
Metro TV menyajikan acara motivasi bernama Golden Ways dengan seorang
motivator bernama Mario Teguh.
Acara Golden
Ways memberikan motivasi yang dilakukan melalui media lisan yang merupakan
salah satu bentuk tindak tutur yang termasuk retorika interpersonal. Retorika
memusatkan diri pada situasi ujar yang berorientasi tujuan dalam pemakaian
bahasa, dengan tujuan menghasilkan suatu efek tertentu pada pikiran (mind)
petutur.
Tuturan yang
digunakan Mario Teguh sebagai motivator untuk menghasilkan efek pada fikiran
petutur memiliki kekhasan, hal ini terlihat dari tuturannya yang mengandung
implikatur, pertanyaan penonton dijawab dengan tuturan tidak langsung yang
dimungkinkan untuk tidak memberikan kesan menggurui agar fungsi motivasi dapat
tercapai. Hal ini dilakukan karena faktor sosial, tingkat pendidikan, tingkat
ekonomi, dan usia serta faktor situasional yang mencakup siapa yang berbicara,
dengan bahasa apa, kepada siapa, di mana, dan masalah apa yang dibicarakan.
Motivasi yang
diberikan Mario Teguh untuk mempengaruhi penonton dalam memandang suatu
permasalahan dan cara penyelesaiannya serta mendorong penonton bertindak
seperti yang diharapkan motivator dengan materi bahasa, ulasan, dan strategi
bertutur. Kajian penelitian ini terfokus pada tindak tutur ekspresif yang di
gunakan Mario Teguh dalam acara Golden Ways. Tindak tutur ekspresif
adalah tindak tutur yang di gunakan Mario Teguh agar ujarannya sebagai evaluasi
tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Tuturan yang dimaksudkan
seperti memuji, mengkritik, mengeluh, mengucapkan terima kasih, menyalahkan,
menyanjung, dan mengucapkan selamat. Tuturan tersebut merupakan fungsi ilokusi
yang mengungkapkan psikologis seseorang dalam mengungkapkan sesuatu untuk
memberi respon.
Adapun teori
yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah defenisi pragmatik yang
diutarakan Leech Dalam buku Prinsip-Prinsip Pragmatik (edisi terjemahan
M.D.D.Oka, 1993:8), Leech mengatakan “pragmatik adalah studi tentang makna
ujaran di dalam situasi-situasi ujar (speech situation)”. Sebagai
lanjutan dari pembatasan di atas Leech (1993:18) menunjukkan perbedaan yang
tersirat antara semantik ( sebagai bagian dari tata bahasa) dengan pragmatik
(sebagai bagian dari penggunaan tata bahasa). Oleh sebab itu untuk membedakan
fenomena semantik dan pragmatik, acuannya adalah aspek situasi ujar berikut
ini: yang menyapa atau yang disapa (pesapa), konteks sebuah tuturan, tujuan
sebuah tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan (tindak ujar),
tuturan sebagai produk tindak verbal.
Data yang
diambil penulis berasal dari tuturan Mario Teguh pada acara Golden Ways yang
merupakan sebuah tayangan yang disiarkan di Metro TV setiap hari Minggu pukul
19.00 sampai 21.00. Acara yang mulai ditayangkan tahun 2009 ini diselenggarakan
atas kerjasama Mario Teguh Super Club (MTSC) dan Metro TV.Dalam setiap
episodenya, motivator Mario Teguh datang langsung ke studio untuk memberikan
motivasi, dengan dipandu oleh pembawa acara Hilbram Dunar.Tema-tema yang sering
diusung di dalam Mario Teguh Golden Ways adalah tentang kesuksesan
karir, cinta, dan kebahagiaan hidup. Selain menyampaikan motivasi secara
klasikal (ceramah), di dalam tayangan Mario Teguh Golden Ways juga
terdapat sesi curahan hati, sesi polling, dan sesi simulasi interaktif.
Berdasarkan
tinjauan kajian di atas terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan. Penelitian
tindak tutur, tindak tutur ilokusif, tindak tutur direktif, dan tindak tutur
ekspresif memang pernah dilakukan, namun tidak sama dengan penelitian ini yang
dimaksudkan untuk mengungkapkan tindak tutur pada acara motivasi dalam bentuk
ekspresif, dan mendeskripsikan jenis tindak tutur tersebut, dan menggali
implikatur dalam acara tersebut.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas masalah yang diangkat dalam penelitian adalah:
a.
Bagaimanakah bentuk
tindak tutur ekspresif yang digunakan Mario Teguh pada Acara Golden Ways di
Metro TV?
1.3
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan dari
penelitian tindak tutur ekspresif yang digunakan Mario Teguh dalam acara Golden
Ways dalam episode Motivasi di METRO TV adalah:
Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk
tindak tutur ekspresif yang terjadi pada Acara Golden Ways dalam episode Motivasi di Metro TV.
1.4
Manfaat
Penelitian
Manfaat dari
penelitian tindak tutur ekspresif yang digunakan Mario Teguh dalam acara Golden
Ways dalam episode Motivasi di METRO TV, baik secara teoretis maupun
praktis:
a. Manfaat
Teoritis
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu deskripsi mengenai kajian
pragmatik, khususnya yang menyangkut bentuk tindak tutur ekspresif yang
digunakan Mario Teguh dalam acara Golden
Ways dalam episode Motivasi di Metro Tv.
b. Manfaat
Praktis
Secara
praktis, penelitian ini mempunyai manfaat untuk melengkapi penelitian
sebelumnya tentang pragmatik, khususnya tentang tindak tutur ekspresif. Melalui
penelitian ini akan diperoleh gambaran tentang kekhasan tuturan dalam acara Golden Ways episode Motivasi di Metro
Tv. Kekhasan tersebut terlihat dalam tuturan-tuturan yang terjadi antara
peserta dengan Hilbram Dunar sebagai pembawa acara.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Pengertian
Pragmatik
Ketika sebuah
ujaran didengar oleh seseorang, biasanya ia tidak saja mencoba memahami makna
kata-kata dalam ujaran tersebut, tetapi juga makna yang dikehendaki penutur.
Untuk memahami makna tersebut, penutur perlu memperhatikan konteks yang ada
agar komunikasi yang terjalin dapat berjalan berlancar, tetapi jika konteks tidak
dipaham, terjadi kesalahpahaman sehingga komunikasi tidak berjalan dengan
lancar. Sehubungan dengan hal di atas, diperlukan suatu bidang ilmu yang
mempelajari dengan ujaran dengan konteksnya yang disebut pragmatik.
Pragmatik
adalah cabang ilmu yang mempelajari atruktur bahasa secara eksternal, yakni
bagaimana satuan kebahasan itu digunakan di dalam komunikasi (Wijana, 1996: 1).
Pendapat lain disampaikan oleh Yule (2006: 3) bahwa pragmatik adalah studi
makna yang disampaikan oleh penutur (penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar
(pembaca). Sebagai akibatnya, studi ini lebih banyak berhubungan dengan
analisis tentang apa yang dimaksudkan orang dengan tuturan-tuturannya daripada
makna yang terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan ituu sendiri.
Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar definisi
pragmatik tidak dapat dilepaskan dari tindak
tutur dan konteks. Oleh karena itu, pragmatik adalah cabang ilmu bahasa
yang mengkaji penutur untuk menyesuaikan kalimat yang diujarkan sesuai dengan
konteksnya, sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Dalam hal ini
perlu dipahami, bahwa kemampuan berbahasa yang baik tidak terletak pada hanya
kesesuaian gramatikal tetapi juga pada aturan pragmatik.
2.2 Tindak Tutur dan Bentuk
Tindak Tutur
Tindak
Tutur adalah aktivitas atau tindakan dalam ujran yang memiliki makna. Dari
pengertian tersebut memiliki bentuk-bentuk tindak tutur, sebagai berikut:
1. Tindak
Tutur Lokusi
Tindak
tutur lokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk menyatakan atau
menginformasikan sesuatu, yaitu dengan mengucapkan sesuatu dengan makna kata
dan makna kalimat yang sesuai dengan makna kata itu sendiri dengan lawan tutur.
Bentuk
tutur lokusi sangat bergantung pada kategori gramatikal. Berdasarkan kategori
gramatikal, bentuk ini dibedakan menjadi tiga, yaitu kalimat berita, kalimat
perintah, dan kalimat tanya.
2. Tindak
Tutur Ilokusi
Tindak
tutur ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi menyampaikan sesuatu dengan
maksud untuk melakukan tindakan yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu
menuturkan sesuatu pada mitra tutur.
Berdasarkan
klafikasi dasar tuturan yang membentuk tindak tutur ilokusi menjadi lima jenis,
yaitu:
a. Asertif
(Assertives), pada ilokusi ini
penutur terikat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya menyatakan,
mengusulkan, membual, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan.
b. Direktif
(Directives), ilokusi ini bertujuan
menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur, misalnya
memesan, memerintah, memohon, menuntut, dan memberi nasihat.
c. Ekspresif
(Ekspressives), fungsi ilokusi ini
adalah mengungkap atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan
yang tersirat dalam ilokusi, yaitu mengucapkan terima kasih, mengucapkan
selamat, memberi maaf, mengecam, memuji, mengucapkan belangsungkawa, dan
sebagainya.
d. Deklrasi
(Declaration), berhasilnya
pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi antara
proposisi dan realitas, misalnya mengundurkan diri, membabtis, memecat, memberi
nama, menjatuhkan hukuman, menjatuhkan hukuman, mengucilkan/membuang,
menangkat, dan sebagainya.
3. Tindak
Tutur Perlokusi
Tindak
tutur perlokusi adalah efek atau daya pengaruh yang muncul ketika mendengar
tuturan dari penutur. Makna yang terkandung dalam suatu ujaran yang ditentukan
oleh penafsiran dari lawan tutur. Penafsiran setiap lawam tutur (pendengar)
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.Misalnya membujuk, mendorong,
meniru, menakuti, menyenangkan, mengesankan, dan sebagainya.
2.3 Bentuk tindak tutur
ekspresif Mario Teguh pada Acara Golden Ways di
Metro TV
Bentuk
tindak tutur ekspresif Mario Teguh pada Acara Golden Ways Di Metro TV
ada 13 jenis tuturan, yaitu:
a. .
Mengungkapkan ketidaksetujuan 2 tuturan,
b. Mengungkapkan
rasa heran 2 tuturan,
c. Mengungkapkan
rasa kecewa 1 tuturan.
d. Mengungkapkan rasa prihatin 1 tuturan,
e. Memuji
2 tuturan,
f. Menyindir
3 tuturan,
g. Mengungkapkan
rasa jengkel 1 tuturan,
h. Berterima
kasih 1 tuturan.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
Sesuai dengan
permasalahan dan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah
penunjukkan makna, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya
masing-masing dan sering dilukiskan dalam bentuk kata-kata. Penelitian ini
termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut
sudaryanto (1993: 62) metode deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan
semata-mata berdasarkan fakta kebahasaan yang ada atau fenomena-fenomena yang
secara empiris hidup pada penuturnya. Dengan demikian, hasil analisisnya akan
berbentuk deskripsi fenomena tuturan-tuturan Mario Teguh yang mengandung tindak
tutur direktif dan ekspresif pada Acara Golden Ways. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan pragmatik yaitu pendekatan yang
mendasarkan diri pada reaksi atau tanggapan menurut mitra tutur.
Sumber data
diperoleh dari rekaman video dalam acara Golden Ways yang di unggah di
internet sebanyak empat kali tayang. Data dalam penelitian ini adalah
tuturan-tuturan Mario Teguh pada acara Golden Ways yang mengandung
tindak tutur direktif dan ekspresif edisi 9 Agustus 2015, 30 Agustus 2015, 06
September 2015, 27 September 2015. Adapun langkah yang dilakukan untuk
menjaring data adalah dengan Mengunduh video tayangan Golden Ways dari
internet dan menyimpan data. Kemudian melakukan observasi dengan mengamati dan
memahami objek yang dikaji kemudian melakukan penyimakan dan pencatatan
terhadap data relevan yang sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian (Edi
Subroto, 2007:47). Data akan diambil dari sesi curahan hati 6 pada tayangan Golden
Ways, dari data tersebut dipilah tindak tutur mana saja yang mengandung unsur
direktif dan ekspresif.
BAB
IV
HASIL
PEMBAHASAN PENELITIAN
3.1 Analisis bentuk tindak
tutur ekspresif Mario Teguh pada Acara Golden Ways
Di
Metro TV.
1. Mengungkapkan
ketidaksetujuan “salah,
saya gk punya apa-apa semua sudah di kuasai istri pak, jadi uang gak nempel di
pribadi, tapi dikebaikan hati. orang yang hatinya baik rezekinya baik” (Data 1)
Latarbelakang
Tuturan pada data 1 terbut adalah jawaban Andri (Mitra tutur) yang menyatakan
bahwa Uang menempel pada orangnya. Tuturan Mario Teguh pada Data 1 bermaksud
menyangkal pernyataan dari Andri (mitra tutur) dengan tujuan agar Andri
menerima pendapat dari Mario teguh dan mencari wanita yang baik hatinya bukan
karena kekayaaannya.
2. Mengungkapkan
rasa heran “Loh kok gak mau minta
izin itu ?” (Data 1) maksud dari tuturan
Data 1 adalah mengungkapkan rasa heran Mario Teguh (penutur) karena Lana (mitra
tutur) menceritakan bahwa dalam hubungannya mereka menyatakan cinta, kasih,
sayang namun anehnya mereka tidak meminta izin kepada orang tuanya.
3. Mengungkapkan
rasa kecewa “lah itu dia, gak bisa ditolong ini, banyangkan dia menderita dua
tahun gak bisa move on, menagabaikan laki-laki lain, lalu saya Tanya
menyesal? sedikit. Sedikit aja, dua tahun belum bisa move on loh.”(Data
1)
Tuturan
Mario Teguh (penutur) pada Data 1 bermaksud mengungkapkan rasa kecewanya
terhadap Lana (mitra tutur). Mario Teguh berharap agar Lana menyesali
perbuataannya, namun Lana menjawab hanya sedik menyesal saja yang membuat Mario
Teguh tidak puas akan jawaban tersebut.
4. Mengungkapkan
rasa prihatin “ katakan saja ini
berangkat sama neneknya datang ke bandung, trus dia bilang aku sayang sama
kamu, trus anda teng pergi, sampai hati.” (Data 1)
Maksud
dari tuturan pada data 1 Mario Teguh (penutur) mengungkapkan rasa prihatinnya
atas nasib wanita itu yang susah payah datang ke Bandung bersama neneknya namun
dikecewakan oleh Dedi Gunawan (mitra tutur).
5. Memuji
“hebat sekali banyak laki-laki tidak ingat tanggal pernikahannya” (Data 1)
Tindak
tutur ekspresif memuji pada data 1 tersebut dilatarbelakangi tuturan Sapto yang
menyebutkan tanggal pernikahannya. Ekspresif memuji pada data 1 tampak pada
tuturan “hebat sekali”. Maksud dari tuturan tersebut adalah untuk mengungkapkan
kekaguman Mario Teguh (penutur) kepada Sapto (mitra tutur) yang mengingat
tanggal pernikahannya.
6. Menyindir
“nanti dulu cerita tentang anak yang dilahirkan belum selesai, bapak itu aktif
sekali.”(Data 1)
Tuturan
data 1 tersebut dilatarbelakangi oleh tuturan sapto (mitra tutur) yang
mengatakan: “belum, terus kemudian istri hamil lagi pak Mario, jadi anak yang
keempat cowok, nah setelah itu, istri hamil lagi”. Mario Teguh (penutur)
Menyindir Sapto (mitra tutur) karena memiliki anak banyak sekali. Sindiran ini
dapat kita lihat dari tuturan “bapak itu aktif sekali” yang bermaksud mengejek
secara tidak langsung.
7. Mengungkapkan
rasa jengkel “saya belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya, ini udah
pake taksido, ulang tahun golden ways bayangin.” (Data 1)
Tuturan
pada data 1 tersebut dilatarbelakangi oleh tuturan sapto (mitra tutur) yang
mengatakan “kekecewaan karena anaknya belum tumbuh rambut. Tuturan Sapto
tersebut membuat Mario Teguh (penutur) Merasa Tersinggung karena tidak memiliki
rambut juga. Ungkapan rasa jengkel Mario Teguh (penutur) tersebut dapat dilihat
pada tuturan “saya belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya”.
8. Berterima
kasih “Terimakasih
banyak pak.”(Data 1)
Tuturan
Mario Teguh (penutur) pada data 1 bermaksud untuk berterimakasih kepada Sapto
(mitra tutur) karena mau mencurahkan isi hatinya pada acara Golden Ways sehingga
kisah pak Sapto dapat menjadi inspirasi bagi penonton lainnya.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
analisis data dalam Acara Mario Teguh Golden Ways dapat disimpulkan
bahwa jawaban dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Berikut
merupakan simpulan dari penelitian ini: Pada tuturan ekspresif, ditemukan 9
jenis tindak tutur ekspresif. Tindak tutur ekspresif tersebut meliputi tindak
tutur: Mengungkapkan Ketidaksetujuan, Mengungkapkan Rasa Heran, Mengungkapkan
Rasa Kecewa. Mengungkapkan Rasa Prihatin, Memuji, Menyindir, Mengungkapkan Rasa
Jengkel, Berterima Kasih.
5.2
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian ini penulis memberikan saran sebagai berikut: Pertama peneliti
bisa menggali lebih dalam tentang berbagai macam tindak tutur seperti tindak
tutur ekspresif, karena jumlah tindak tutur sangat banyak. Bagi peminat
pragmatik dapat meneliti jenis tindak tutur ekpresif pada acara lain di stasiun
televisi lain, mengingat banyak acara televisi yang di dalamnya terdapat
fenomena kebahasaan yang menarik dan layak untuk dijadikan bahan penelitian.
Kedua,Penelitian
tentang tindak tutur ekspresif Mario Teguh pada Acara Golden Ways ini
merupakan salah satu penelitian yang hendaknya akan dianalisis lebih luas lagi
dengan menggunakan pendekatan yang berbeda. Penulis berharap agar penelitian
mendatang lebih mendalam dan berkualitas demi pengetahuan mengenai penerapan
berbagai jenis kajian dalam analisis tindak tutur.
DAFTAR
PUSTAKA
Rohmadi,
Muhammad., I Dewa Putu. (2011). Analisis
Wacana Pragmatik-Kajian Teori dan Analisis. Bandung: Yuma Pustaka.
No comments:
Post a Comment