Saturday, 31 March 2018

KAPITA SELEKTA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Televisi merupakan salah satu media yang kuat pengaruhnya dalam pembentukan pola pikir, sikap tingkah laku, menambah pengetahuan, juga dapat memperluas pengetahuan, dan juga dapat memperluas wawasan masyarakat. Siaran televisi memiliki daya pengaruh yang sangat kuat terhadap kehidupan manusia, sehingga televisi mampu mengubah sikap, pendapat, dan perilaku seseorang dalam rentang waktu yang relatif singkat. Siaran televisi juga memiliki potensi untuk mempengaruhi sikap, pandangan, gaya hidup, orientasi, dan motivasi. Oleh karena itu stasiun Metro TV menyajikan acara motivasi bernama Golden Ways dengan seorang motivator bernama Mario Teguh.
Acara Golden Ways memberikan motivasi yang dilakukan melalui media lisan yang merupakan salah satu bentuk tindak tutur yang termasuk retorika interpersonal. Retorika memusatkan diri pada situasi ujar yang berorientasi tujuan dalam pemakaian bahasa, dengan tujuan menghasilkan suatu efek tertentu pada pikiran (mind) petutur.
Tuturan yang digunakan Mario Teguh sebagai motivator untuk menghasilkan efek pada fikiran petutur memiliki kekhasan, hal ini terlihat dari tuturannya yang mengandung implikatur, pertanyaan penonton dijawab dengan tuturan tidak langsung yang dimungkinkan untuk tidak memberikan kesan menggurui agar fungsi motivasi dapat tercapai. Hal ini dilakukan karena faktor sosial, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, dan usia serta faktor situasional yang mencakup siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, di mana, dan masalah apa yang dibicarakan.
Motivasi yang diberikan Mario Teguh untuk mempengaruhi penonton dalam memandang suatu permasalahan dan cara penyelesaiannya serta mendorong penonton bertindak seperti yang diharapkan motivator dengan materi bahasa, ulasan, dan strategi bertutur. Kajian penelitian ini terfokus pada tindak tutur ekspresif yang di gunakan Mario Teguh dalam acara Golden Ways. Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang di gunakan Mario Teguh agar ujarannya sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Tuturan yang dimaksudkan seperti memuji, mengkritik, mengeluh, mengucapkan terima kasih, menyalahkan, menyanjung, dan mengucapkan selamat. Tuturan tersebut merupakan fungsi ilokusi yang mengungkapkan psikologis seseorang dalam mengungkapkan sesuatu untuk memberi respon.
Adapun teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah defenisi pragmatik yang diutarakan Leech Dalam buku Prinsip-Prinsip Pragmatik (edisi terjemahan M.D.D.Oka, 1993:8), Leech mengatakan “pragmatik adalah studi tentang makna ujaran di dalam situasi-situasi ujar (speech situation)”. Sebagai lanjutan dari pembatasan di atas Leech (1993:18) menunjukkan perbedaan yang tersirat antara semantik ( sebagai bagian dari tata bahasa) dengan pragmatik (sebagai bagian dari penggunaan tata bahasa). Oleh sebab itu untuk membedakan fenomena semantik dan pragmatik, acuannya adalah aspek situasi ujar berikut ini: yang menyapa atau yang disapa (pesapa), konteks sebuah tuturan, tujuan sebuah tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan (tindak ujar), tuturan sebagai produk tindak verbal.
Data yang diambil penulis berasal dari tuturan Mario Teguh pada acara Golden Ways yang merupakan sebuah tayangan yang disiarkan di Metro TV setiap hari Minggu pukul 19.00 sampai 21.00. Acara yang mulai ditayangkan tahun 2009 ini diselenggarakan atas kerjasama Mario Teguh Super Club (MTSC) dan Metro TV.Dalam setiap episodenya, motivator Mario Teguh datang langsung ke studio untuk memberikan motivasi, dengan dipandu oleh pembawa acara Hilbram Dunar.Tema-tema yang sering diusung di dalam Mario Teguh Golden Ways adalah tentang kesuksesan karir, cinta, dan kebahagiaan hidup. Selain menyampaikan motivasi secara klasikal (ceramah), di dalam tayangan Mario Teguh Golden Ways juga terdapat sesi curahan hati, sesi polling, dan sesi simulasi interaktif.
Berdasarkan tinjauan kajian di atas terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan. Penelitian tindak tutur, tindak tutur ilokusif, tindak tutur direktif, dan tindak tutur ekspresif memang pernah dilakukan, namun tidak sama dengan penelitian ini yang dimaksudkan untuk mengungkapkan tindak tutur pada acara motivasi dalam bentuk ekspresif, dan mendeskripsikan jenis tindak tutur tersebut, dan menggali implikatur dalam acara tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang diangkat dalam penelitian adalah:
a.       Bagaimanakah bentuk tindak tutur ekspresif yang digunakan Mario Teguh pada Acara Golden Ways di Metro TV?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari penelitian tindak tutur ekspresif yang digunakan Mario Teguh dalam acara Golden Ways dalam episode Motivasi di METRO TV adalah:
Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif yang terjadi pada Acara Golden Ways dalam episode Motivasi di Metro TV.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tindak tutur ekspresif yang digunakan Mario Teguh dalam acara Golden Ways dalam episode Motivasi di METRO TV, baik secara teoretis maupun praktis:
a.       Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu deskripsi mengenai kajian pragmatik, khususnya yang menyangkut bentuk tindak tutur ekspresif yang digunakan Mario Teguh dalam acara Golden Ways dalam episode Motivasi di Metro Tv.

b.      Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini mempunyai manfaat untuk melengkapi penelitian sebelumnya tentang pragmatik, khususnya tentang tindak tutur ekspresif. Melalui penelitian ini akan diperoleh gambaran tentang kekhasan tuturan dalam acara Golden Ways episode Motivasi di Metro Tv. Kekhasan tersebut terlihat dalam tuturan-tuturan yang terjadi antara peserta dengan Hilbram Dunar sebagai pembawa acara.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pragmatik
Ketika sebuah ujaran didengar oleh seseorang, biasanya ia tidak saja mencoba memahami makna kata-kata dalam ujaran tersebut, tetapi juga makna yang dikehendaki penutur. Untuk memahami makna tersebut, penutur perlu memperhatikan konteks yang ada agar komunikasi yang terjalin dapat berjalan berlancar, tetapi jika konteks tidak dipaham, terjadi kesalahpahaman sehingga komunikasi tidak berjalan dengan lancar. Sehubungan dengan hal di atas, diperlukan suatu bidang ilmu yang mempelajari dengan ujaran dengan konteksnya yang disebut pragmatik.
            Pragmatik adalah cabang ilmu yang mempelajari atruktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasan itu digunakan di dalam komunikasi (Wijana, 1996: 1). Pendapat lain disampaikan oleh Yule (2006: 3) bahwa pragmatik adalah studi makna yang disampaikan oleh penutur (penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (pembaca). Sebagai akibatnya, studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksudkan orang dengan tuturan-tuturannya daripada makna yang terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan ituu sendiri.
            Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar definisi pragmatik tidak dapat dilepaskan dari tindak  tutur dan konteks. Oleh karena itu, pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji penutur untuk menyesuaikan kalimat yang diujarkan sesuai dengan konteksnya, sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Dalam hal ini perlu dipahami, bahwa kemampuan berbahasa yang baik tidak terletak pada hanya kesesuaian gramatikal tetapi juga pada aturan pragmatik.




2.2 Tindak Tutur dan Bentuk Tindak Tutur
            Tindak Tutur adalah aktivitas atau tindakan dalam ujran yang memiliki makna. Dari pengertian tersebut memiliki bentuk-bentuk tindak tutur, sebagai berikut:
1.      Tindak Tutur Lokusi
Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu, yaitu dengan mengucapkan sesuatu dengan makna kata dan makna kalimat yang sesuai dengan makna kata itu sendiri dengan lawan tutur.
Bentuk tutur lokusi sangat bergantung pada kategori gramatikal. Berdasarkan kategori gramatikal, bentuk ini dibedakan menjadi tiga, yaitu kalimat berita, kalimat perintah, dan kalimat tanya.

2.      Tindak Tutur Ilokusi
Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi menyampaikan sesuatu dengan maksud untuk melakukan tindakan yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu menuturkan sesuatu pada mitra tutur.
Berdasarkan klafikasi dasar tuturan yang membentuk tindak tutur ilokusi menjadi lima jenis, yaitu:
a.       Asertif (Assertives), pada ilokusi ini penutur terikat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya menyatakan, mengusulkan, membual, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan.
b.      Direktif (Directives), ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur, misalnya memesan, memerintah, memohon, menuntut, dan memberi nasihat.
c.       Ekspresif (Ekspressives), fungsi ilokusi ini adalah mengungkap atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, yaitu mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji, mengucapkan belangsungkawa, dan sebagainya.
d.      Deklrasi (Declaration), berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi antara proposisi dan realitas, misalnya mengundurkan diri, membabtis, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman, menjatuhkan hukuman, mengucilkan/membuang, menangkat, dan sebagainya.
3.      Tindak Tutur Perlokusi
Tindak tutur perlokusi adalah efek atau daya pengaruh yang muncul ketika mendengar tuturan dari penutur. Makna yang terkandung dalam suatu ujaran yang ditentukan oleh penafsiran dari lawan tutur. Penafsiran setiap lawam tutur (pendengar) berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.Misalnya membujuk, mendorong, meniru, menakuti, menyenangkan, mengesankan, dan sebagainya.

2.3 Bentuk tindak tutur ekspresif Mario Teguh pada Acara Golden Ways di
      Metro TV
Bentuk tindak tutur ekspresif Mario Teguh pada Acara Golden Ways Di Metro TV ada 13 jenis tuturan, yaitu:
a.       . Mengungkapkan ketidaksetujuan 2 tuturan,
b.      Mengungkapkan rasa heran 2 tuturan,
c.       Mengungkapkan rasa kecewa 1 tuturan.
d.       Mengungkapkan rasa prihatin 1 tuturan,
e.       Memuji 2 tuturan,
f.       Menyindir 3 tuturan,
g.      Mengungkapkan rasa jengkel 1 tuturan,
h.      Berterima kasih 1 tuturan.


BAB III
METODE PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah penunjukkan makna, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan sering dilukiskan dalam bentuk kata-kata. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut sudaryanto (1993: 62) metode deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan semata-mata berdasarkan fakta kebahasaan yang ada atau fenomena-fenomena yang secara empiris hidup pada penuturnya. Dengan demikian, hasil analisisnya akan berbentuk deskripsi fenomena tuturan-tuturan Mario Teguh yang mengandung tindak tutur direktif dan ekspresif pada Acara Golden Ways. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pragmatik yaitu pendekatan yang mendasarkan diri pada reaksi atau tanggapan menurut mitra tutur.
Sumber data diperoleh dari rekaman video dalam acara Golden Ways yang di unggah di internet sebanyak empat kali tayang. Data dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan Mario Teguh pada acara Golden Ways yang mengandung tindak tutur direktif dan ekspresif edisi 9 Agustus 2015, 30 Agustus 2015, 06 September 2015, 27 September 2015. Adapun langkah yang dilakukan untuk menjaring data adalah dengan Mengunduh video tayangan Golden Ways dari internet dan menyimpan data. Kemudian melakukan observasi dengan mengamati dan memahami objek yang dikaji kemudian melakukan penyimakan dan pencatatan terhadap data relevan yang sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian (Edi Subroto, 2007:47). Data akan diambil dari sesi curahan hati 6 pada tayangan Golden Ways, dari data tersebut dipilah tindak tutur mana saja yang mengandung unsur direktif dan ekspresif.




BAB IV
HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

3.1  Analisis bentuk tindak tutur ekspresif Mario Teguh pada Acara Golden Ways Di Metro TV.
1.      Mengungkapkan ketidaksetujuan “salah, saya gk punya apa-apa semua sudah di kuasai istri pak, jadi uang gak nempel di pribadi, tapi dikebaikan hati. orang yang hatinya baik rezekinya baik” (Data 1)
Latarbelakang Tuturan pada data 1 terbut adalah jawaban Andri (Mitra tutur) yang menyatakan bahwa Uang menempel pada orangnya. Tuturan Mario Teguh pada Data 1 bermaksud menyangkal pernyataan dari Andri (mitra tutur) dengan tujuan agar Andri menerima pendapat dari Mario teguh dan mencari wanita yang baik hatinya bukan karena kekayaaannya.

2.      Mengungkapkan rasa heran  “Loh kok gak mau minta izin itu ?” (Data 1)  maksud dari tuturan Data 1 adalah mengungkapkan rasa heran Mario Teguh (penutur) karena Lana (mitra tutur) menceritakan bahwa dalam hubungannya mereka menyatakan cinta, kasih, sayang namun anehnya mereka tidak meminta izin kepada orang tuanya.

3.      Mengungkapkan rasa kecewa “lah itu dia, gak bisa ditolong ini, banyangkan dia menderita dua tahun gak bisa move on, menagabaikan laki-laki lain, lalu saya Tanya menyesal? sedikit. Sedikit aja, dua tahun belum bisa move on loh.”(Data 1)
Tuturan Mario Teguh (penutur) pada Data 1 bermaksud mengungkapkan rasa kecewanya terhadap Lana (mitra tutur). Mario Teguh berharap agar Lana menyesali perbuataannya, namun Lana menjawab hanya sedik menyesal saja yang membuat Mario Teguh tidak puas akan jawaban tersebut.



4.      Mengungkapkan rasa prihatin katakan saja ini berangkat sama neneknya datang ke bandung, trus dia bilang aku sayang sama kamu, trus anda teng pergi, sampai hati.” (Data 1)
Maksud dari tuturan pada data 1 Mario Teguh (penutur) mengungkapkan rasa prihatinnya atas nasib wanita itu yang susah payah datang ke Bandung bersama neneknya namun dikecewakan oleh Dedi Gunawan (mitra tutur).

5.      Memuji “hebat sekali banyak laki-laki tidak ingat tanggal pernikahannya” (Data 1)
Tindak tutur ekspresif memuji pada data 1 tersebut dilatarbelakangi tuturan Sapto yang menyebutkan tanggal pernikahannya. Ekspresif memuji pada data 1 tampak pada tuturan “hebat sekali”. Maksud dari tuturan tersebut adalah untuk mengungkapkan kekaguman Mario Teguh (penutur) kepada Sapto (mitra tutur) yang mengingat tanggal pernikahannya.

6.      Menyindir “nanti dulu cerita tentang anak yang dilahirkan belum selesai, bapak itu aktif sekali.”(Data 1)
Tuturan data 1 tersebut dilatarbelakangi oleh tuturan sapto (mitra tutur) yang mengatakan: “belum, terus kemudian istri hamil lagi pak Mario, jadi anak yang keempat cowok, nah setelah itu, istri hamil lagi”. Mario Teguh (penutur) Menyindir Sapto (mitra tutur) karena memiliki anak banyak sekali. Sindiran ini dapat kita lihat dari tuturan “bapak itu aktif sekali” yang bermaksud mengejek secara tidak langsung.

7.      Mengungkapkan rasa jengkel “saya belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya, ini udah pake taksido, ulang tahun golden ways bayangin.” (Data 1)
Tuturan pada data 1 tersebut dilatarbelakangi oleh tuturan sapto (mitra tutur) yang mengatakan “kekecewaan karena anaknya belum tumbuh rambut. Tuturan Sapto tersebut membuat Mario Teguh (penutur) Merasa Tersinggung karena tidak memiliki rambut juga. Ungkapan rasa jengkel Mario Teguh (penutur) tersebut dapat dilihat pada tuturan “saya belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya”.

8.      Berterima kasih “Terimakasih banyak pak.”(Data 1)
Tuturan Mario Teguh (penutur) pada data 1 bermaksud untuk berterimakasih kepada Sapto (mitra tutur) karena mau mencurahkan isi hatinya pada acara Golden Ways sehingga kisah pak Sapto dapat menjadi inspirasi bagi penonton lainnya.







BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan analisis data dalam Acara Mario Teguh Golden Ways dapat disimpulkan bahwa jawaban dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Berikut merupakan simpulan dari penelitian ini: Pada tuturan ekspresif, ditemukan 9 jenis tindak tutur ekspresif. Tindak tutur ekspresif tersebut meliputi tindak tutur: Mengungkapkan Ketidaksetujuan, Mengungkapkan Rasa Heran, Mengungkapkan Rasa Kecewa. Mengungkapkan Rasa Prihatin, Memuji, Menyindir, Mengungkapkan Rasa Jengkel, Berterima Kasih.

5.2 Saran
            Berdasarkan hasil penelitian ini penulis memberikan saran sebagai berikut: Pertama peneliti bisa menggali lebih dalam tentang berbagai macam tindak tutur seperti tindak tutur ekspresif, karena jumlah tindak tutur sangat banyak. Bagi peminat pragmatik dapat meneliti jenis tindak tutur ekpresif pada acara lain di stasiun televisi lain, mengingat banyak acara televisi yang di dalamnya terdapat fenomena kebahasaan yang menarik dan layak untuk dijadikan bahan penelitian.
Kedua,Penelitian tentang tindak tutur ekspresif Mario Teguh pada Acara Golden Ways ini merupakan salah satu penelitian yang hendaknya akan dianalisis lebih luas lagi dengan menggunakan pendekatan yang berbeda. Penulis berharap agar penelitian mendatang lebih mendalam dan berkualitas demi pengetahuan mengenai penerapan berbagai jenis kajian dalam analisis tindak tutur.





DAFTAR PUSTAKA

Rohmadi, Muhammad., I Dewa Putu. (2011). Analisis Wacana Pragmatik-Kajian Teori dan Analisis. Bandung: Yuma Pustaka.


No comments:

Post a Comment