BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia
di SD dapat mengembangkan kemampuan
siswa dalam menggunakan bahasa serta membentuk sikap
berbahasa yang positif.
Menurut KTSP
Depdiknas (2006: 318) pembelajaran
bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap
hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Keterampilan berbahasa Indonesia
mencakup keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca dan keterampilan menulis. Berdasarkan data hasil tes belajar
mata pelajaran bahasa Indonesia
materi menulis puisi bebas dengan
pilihan kata yang
tepat di kelas V ditemukan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Harapannya melalui pembelajaran bahasa Indonesia yang diberikan oleh guru siswa
dapat mencapai hasil belajar yang baik, kenyataannya masih banyak siswa yang
belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan. Nilai KKM
kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Dari daftar
perolehan nilai menunjukkan masih
rendahnya penguasaan materi. Jumlah siswa kelas V yang mencapai KKM pada penilaian
menulis puisi 8 siswa dari 19 siswa. Hal ini dapat diindikasikan bahwa 42,1%
siswa mencapai KKM dan 57,9% yang belum mencapai KKM.
Berdasarkan hasil analisis penyebab masalah adalah siswa mengalami
kesulitan dalam mengungkapkan ide, pikiran, perasaan ke dalam bentuk puisi.
Kesulitan yang dialami siswa dapat ditandai dengan siswa kesulitan dalam
menggunakan pilihan kata, menemukan kata pertama ke dalam bentuk puisi,
kesulitan mengolah kosakata, mengembangkan ide gagasan menjadi puisi. Permasalahan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang
menyebabkan rendahnya keterampilan menulis puisi adalah kecenderungan pembelajaran yang kurang
menarik, guru masih bersifat
monoton. Penyebab yang paling mendasar rendahnya nilai siswa dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia khususnya menulis puisi.
Terkait dengan permasalahan tersebut, peneliti mencoba melakukan upaya
perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan alternatif pemecahan masalah
menggunakan media gambar tiga dimensi pada pembelajaran menulis puisi.
1.2
Tujuan Penelitian
1.
Mendeskripsikan penggunaan
media gambar tiga dimensi untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas
siswa
2.
Mendeskripsikan hasil
belajar menulis puisi bebas dengan
menggunakan media gambar
tiga dimensi
3.
Mendeskripsikan kendala – kendala yang
muncul dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan
media gambar tiga dimensi untuk
meningkatkan keterampilan menulis
puisi bebas dan
cara mengatasi kendala – kendala tersebut.
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Menulis
Menurut Mc Crimmon (dalam Saddhono dan Slamet, 2012:
96), berpendapat bahwa menulis merupakan kegiatan menggali pikiran, ide, perasaan mengenai suatu
subjek, memilih hal- hal yang akan ditulis, menentukan cara
menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya
dengan mudah dan jelas.
Farris (dalam Resmini
dkk., 2006: 229), mengemukakan bahwa dalam konteks kiat berbahasa
(language art) menulis merupakan kegiatan yang paling
kompleks untuk dipelajari
siswa.
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan
bahwa pengertian menulis
adalah pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu ,
dan pengalaman hidup
dalam bahasa tulis. Menulis merupakan
kegiatan yang tidak sederhana,
tetapi justru harus
dikuasai . Menulis merupakan
komunikasi tidak langsung.
Menulis mengomunikasikan apa yang
ada dalam pikiran
penulis.
Di dalam proses menulis,
juga terdapat tahap – tahap menulis. Murray (dalam Saddhono
dan Slamet, 2012:106), ada lima
tahap atau kegiatan
yang dilakukan pada
proses penulisan yaitu:
- Prapenulisan (rewriting),
pada tahap ini merupakan langkah awal dalam menulis yang mencakup kegiatan
menentukan dan membatasi topik tulisan; merumuskan tujuan, menentukan
bentuk tulisan, dan menentukan pembaca yang akan ditujunya; memilih bahan;
serta menentukan generalisasi dan cara-cara mengorganisasi ide untuk
tulisannya.
- Pembuatan
draft (drafting), pada tahap menulis dimulai dengan menjabarkan ide
ke dalam tulisan, mengembangkan ide atau perasaannya dalam bentuk kata-kata,
kalimat-kalimat, hingga menjadi sebuah wacana sementara (draft).
- Perevisian (revising),
pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan. Koreksi
dilakukan terhadap berbagai aspek kebahasaan meliputi pilihan kata,
struktur bahasa, ejaan.
- Pengeditan (editing),
pada tahap ini perhatian difokuskan pada aspek mekanis bahasa, sehingga
dapat memperbaiki tulisannya dengan membetulkan kesalahan penulisan kata maupun
kesalahan mekanis lainnya.
- Pemublikasian
(publishing/sharing), pada tahap akhir proses penulisan, siswa
mempublikasikan tulisan mereka dan menyempurnakannya dengan membaca
pendapat dan komentar yang diberikan teman atau siswa lain.
2.2
Pengertian Puisi
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’
atau poeisis ‘pembuatan’, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau
poetry. Puisi diartikan“membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada
dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi
pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah
(Aminuddin, 2011: 134).
Menurut Hudson (dalam Aminuddin, 2011: 134), puisi adalah salah satu
cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk
membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis
dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya.
Luxemburg (dalam Siswanto, 2008: 108), puisi adalah teks-teks monolog
yang isinya bukan pertama-tama merupakan sebuah alur.
Nurgiyantoro (2010: 312), puisi adalah sebuah genre sastra yang amat
memperhatikan pemilihan aspek kebahasaan sehingga tidak salah jika dikatakan
bahwa puisi adalah bahasa yang “tersaring” penggunaannya.
Dari definisi para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan
pesan atau gambaran suasana tertentu
baik fisik maupun batiniah yang diucapkan dengan bahasa yang indah. Puisi
merupakan ekspresi untuk membangkitkan perasaan yang mengandung unsur- unsur
berupa: emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indera,
susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan dan perasaan.
2.3
Unsur – unsur Puisi
Menurut Dick Hartoko (dalam Mihardja, 2012: 19), adalah puisi terdiri
dari dua unsur, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur
sintaksis puisi.
Kosasih (2012: 97), mengemukakan bahwa secara garis besar, unsur-unsur
puisi terbagi ke dalam dua macam, yakni struktur fisik dan struktur batin.
unsur- unsur puisi
terdiri dari unsur fisik meliputi diksi (pemilihan kata), pengimajian, kata
konkret, bahasa figuratif (majas), rima/ritma, tata wajah (tipografi),
sedangkan unsur batin meliputi tema (sense), perasaan penyair (feeling),
nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention).
Dalam pembelajaran menulis puisi, siswa diminta untuk menulis
puisi yang mencakup
unsur puisi meliputi tema, diksi
(pemilihan kata),
pengimajian, kata konkret, bahasa
figuratif (majas),
dan rima/ritma. Selain itu terdapat jenis – jenis puisi.
Nur’aini dan Indriyani (2008: 31), mengelompokkan 3 jenis puisi yang
berdasarkan bentuk, zaman, dan isinya.
Jenis-jenis puisi
berdasarkan bentuknya:
(a) puisi yang
terikat aturan-aturan bait dan baris,
(b) puisi bebas
yaitu puisi yang tidak terikat oleh
aturan- aturan bait, baris maupun rima.
Jenis puisi
berdasarkan zamannya:
(a) puisi lama,
yaitu puisi yang merupakan peninggalan sastra melayu lama,
(b) puisi baru,
yaitu puisi yang lahir pada tahun dua puluhan.
Jenis puisi
berdasarkan isinya:
(a)
romansa,
(b)
elegy,
(c)
ode,
(d)
himme,
(e)
epigram,
(f)
balada
(g)
satire.
2.4
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa
Latin medius yang secara
harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’.
Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2010: 3). Adapun Gagne’ dan Briggs
(dalam Arsyad, 2010: 4), secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran
meliputi alat yang
secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi, pesan, informasi dari suatu
materi pelajaran siswa, yang terdiri dari misalnya buku, tape recorder, kaset,
video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar,
grafik, televisi, dan komputer.
Gagne’ dan Briggs, Criticos
(dalam Daryanto, 2010:5) menyatakan bahwa, media merupakan salah satu bentuk
komponen komunikasi antara pembawa pesan dari komunikator yang berarti guru
menuju komunikan yang berarti siswa. Media adalah alat-alat grafis atau gambar,
photografis, atau
elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media
hendaknya dapat dilihat, didengar atau dibaca. Media pembelajaran merupakan
sarana untuk mempermudah kegiatan proses belajar mengajar di kelas.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan
isi atau pesan materi pelajaran dan berfungsi untuk mempermudah proses belajar
mengajar, menumbuhkan motivasi belajar siswa dan memperjelas materi yang
disampaikan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik. Media
pembelajaran dapat berupa gambar, model, video, film, buku dan sebagainya.
Media diciptakan secara terencana oleh guru.
2.5
Manfaat Media
Penggunaan media dalam suatu pembelajaran mempunyai manfaat tertentu.
Menurut Sudjana dan Rivai (2010: 2) mengemukakan bahwa manfaat media pengajaran
dalam proses belajar siswa antara lain:
a)
Pengajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b)
Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat
lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan
siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
c)
Metode mengajar akan lebih
bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata
oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi
bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
d)
Siswa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Dari beberapa pendapat di atas,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa manfaat
media pembelajaran adalah untuk
memperjelas penyajian materi kepada peserta didik sehingga menarik perhatian
siswa serta memotivasi siswa dalam belajar.
2.6
Jenis- Jenis Media
Media pembelajaran terbagi menjadi beberapa jenis. Menurut Sudjana dan Rivai (2010:3) beberapa
jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran meliputi
media grafis, media tiga dimensi, media proyeksi dan penggunaan lingkungan sebagai media
pengajaran.
Menurut Ibrahim (dalam Daryanto, 2010: 18), media dikelompokkan
berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima
kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga
dimensi, media audio, media proyeksi, televisi, video, komputer.
2.7
Kriteria – kriteria Pemilihan Media
Kriteria pemilihan media menurut pendapat Sudjana dan Rivai (2010:4)
meliputi:
a)
Ketepatan dengan tujuan
pengajaran.
b)
Dukungan terhadap isi bahan
pengajaran.
c)
Kemudahan memperoleh media.
d)
Keterampilan guru dalam
menggunakannya.
e)
Tersedia waktu untuk
menggunakannya.
f)
Sesuai dengan taraf
berpikir siswa.
2.8
Media Gambar Tiga Dimensi
Media gambar tiga dimensi
termasuk dalam jenis perpaduan antara grafis dan tiga dimensi. Menurut Sadiman,
dkk., (2010: 28) gambar merupakan salah satu
bentuk media grafis
yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran
yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Secara khusus gambar
berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau
diabaikan bila tidak digrafiskan.
Menurut Daryanto (2010: 29) tiga dimensi
ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual
tiga dimensional yang memiliki panjang, lebar dan tinggi. Kelompok media ini
dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula
berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.
Dari pendapat tersebut, diperoleh penjelasan bahwa media gambar tiga
dimensi adalah media yang berfungsi untuk menyampaikan pesan atau informasi
dalam bentuk gambar melalui indera penglihatan yang penyajiannya secara visual
tiga dimensional dan memiliki panjang, lebar dan tinggi. Yang siswa dan memperjelas
materi. Kelebihan media gambar tiga dimensi adalah media yang sesuai untuk
mengajarkan pembelajaran menulis puisi karena siswa dapat menuangkan ide sesuai
dengan tema gambar yang ada, sifatnya konkret; gambar tiga dimensi lebih
realistis menunjukkan pokok masalah (menunjukkan tema tertentu), media gambar
tiga dimensi bentuknya sederhana tetapi dapat menarik perhatian siswa apabila
digunakan dalam pembelajaran, bahan yang digunakan untuk membuat gambar tiga dimensi mudah didapat,
gambar tiga dimensi dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, media gambar tiga
dimensi praktis atau mudah dibawa kemana- mana.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Metode
Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Sanjaya (2012: 26) PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah
pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan
masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana
dalam situasi nyata serta menganalisis
setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Adapun Arikunto (2010: 3) penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
penelitian yang dilakukan di dalam kelas melalui refleksi diri untuk memecahkan
suatu masalah dengan cara tindakan yang terencana serta menganalisis setiap
pengaruh dari perlakuan tersebut. Rancangan PTK digunakan oleh penelliti karena
penelitian ini dilakukan di dalam kelas dan bertujuan untuk memecahkan masalah
yang ada di kelas yakni masalah penggunaan media dan hasil belajar siswa.
3.2
Populasi
Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SDN Kunci 3
Bojonegoro.
3.3
Sampel
Perwakilan dari siswa kelas V di SDN Kunci 3 Bojonegoro, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 12 siswa dan
siswa
perempuan sebanyak 7 siswa.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
observasi, tes, catatan lapangan. Adapun penjelasan dari masing-masing teknik
pengumpulan data tersebut adalah: a) observasi dilakukan terhadap
keterlaksanaan pembelajaran selama proses pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan media gambar tiga dimensi, (b) tes yang digunakan adalah tes uji
keterampilan siswa untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis puisi, dan (c)
catatan lapangan yang digunakan oleh guru adalah untuk mencatat kendala-kendala
yang ditemukan dalam proses belajar mengajar.
3.5
Rumus Pengolahan Data
Keterangan:
P = persentase
f = jumlah kegiatan
yang terlaksana
N = jumlah nilai
maksimal keseluruhan aktivitas
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Berikut ini akan dipaparkan data hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
pada pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis puisi bebas dengan
menggunakan media gambar tiga dimensi yang telah dilaksanakan sebanyak 2 siklus
dengan setiap siklusnya 2 kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas
V
SDN Kunci 3 Bojonegoro. Data pelaksanaan PTK meliputi tiga data yang
diolah yaitu keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa, kendala- kendala
dalam
pelaksanaan pembelajaran
dan cara mengatasinya.
Hasil keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar tiga
dimensi siklus I pertemuan 1 yaitu mencapai 88,89 dengan nilai 72,22.Kegiatan
guru dalam pelaksanaan pembelajaran diamati oleh dua observer yang terdiri dari
guru kelas V dan teman sejawat. Hasil observasi dari kedua observer di jumlah
dan dirata-rata kemudian ditentukan kriterianya berdasarkan rata-rata tersebut.
Keterlaksanaan pembelajaran yang mendapatkan nilai 5 meliputi membuka
pelajaran, mengondisikan dan apersepsi; mendemonstrasikan langkah-langkah
menyusun puisi; memberikan bimbingan kepada siswa. Keterlaksanaan pembelajaran
yang mendapat nilai 4 meliputi melakukan kontrak belajar, menyampaikan tujuan
pembelajaran,
menjelaskan materi
tentang puisi, memberikan tindak lanjut (PR). Keterlaksanaan pembelajaran yang
memperoleh nilai 3 meliputi pengelolaan waktu dengan tepat. Dan keterlaksanaan
pembelajaran yang memperolehnilai 1 yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengomunikasikan hasil yang mereka peroleh.
Sedangkan pada pertemuan 2, mengalami kenaikan dalam keterlaksanaan
pembelajaran yaitu sebesar 100% dengan nilai 77,78. Keterlaksanaan pembelajaran
yang mendapatkan nilai 5 meliputi membuka pelajaran, mengondisikan dan
apersepsi; memberi bimbingan kepada siswa. Keterlaksanaan pembelajaran yang mendapatkan
nilai 4 meliputi melakukan kontrak belajar, menyampaikan tujuan pembelajaran,
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengomunikasikan hasil yang mereka
peroleh, memberi tes tertulis, menyimpulkan materi pelajaran. Sedangkan
keterlaksanaan pembelajaranyang mendapatkan nilai 3 meliputi mendemonstrasikan
langkah-langkah mengembangkan kerangka puisi,pengelolaan waktu yang tepat.
Hasil keterlaksanaan pembelajaran sudah mencapai target penelitian yaitu 80%,
akan tetapi belum mencapai skor ketercapaian. Oleh sebab itu, peneliti akan
melanjutkan ke siklus II .
Hasil keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar tiga
dimensi siklus II pertemuan 1 yaitu mencapai 100% dengan nilai 78,89. Hasil
observasi dari kedua observer di jumlah dan diratarata
kemudian ditentukan
kriterianya berdasarkan rata-rata tersebut. Keterlaksanaan pembelajaran yang
mendapat nilai 5 meliputi membuka pelajaran; mengondisikan dan apersepsi;
mendemonstrasikan langkah- langkah menyusun puisi; memberikan bimbingan kepada
siswa. Keterlaksanaan pembelajaran yang mendapatkan nilai 4 meliputi melakukan
kontrak belajar, menyampaikan tujuan pembelajaran, penjelaskan materi tentang
puisi, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengomunikasikan hasil yang mereka
peroleh, memberikan tindak lanjut (PR). Sedangkan keterlaksanaan pembelajaran
yang memperoleh nilai 3 adalah pengelolaan waktu yang tepat.
Sedangkan pada pertemuan 2, nilai keterlaksanaan pembelajaran sebesar
100% dengan nilai 88,89. Keterlaksanaan pembelajaran yang mendapatkan nilai 5 meliputi
membuka pelajaran, mengondisikan dan apersepsi; menyampaikan tujuan
pembelajaran; mendemonstrasikan langkah- langkah mengembangkan kerangka puisi;
memberi bimbingan kepada siswa; memberi kesempatan kepada siswa untuk mengomunikasikan
hasil yang mereka peroleh; memberikan tes tertulis kepada siswa. Keterlaksanaan
pembelajaran yang mendapatkan nilai 4 meliputi melakukan kontrak belajar,
menyimpulkan materi pelajaran, pengelolaan waktu yang tepat.
Hasil keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I dan
siklus II disajikan
dalam grafik 1.
Grafik 1
Keterlaksanaan Pembelajaran
Siklus I dan Siklus II
Grafik 1
menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media
gambar tiga dimensi sebagai sumber belajar mengalami peningkatan pada siklus I
pertemuan 1 dari 88,89% menjadi 100% pada pertemuan 2. Sedangkan pada siklus II
keterlaksanaan pembelajaran pertemuan 1 mencapai 100% dan pertemuan 2 juga
mencapai 100%. Hasil tersebut sudah mencapai target penelitian yaitu 80%. Hal
ini menunjukkan bahwa guru bekerja semaksimal mungkin agar pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai presentase yang memuaskan. Guru juga melaksanakan
proses pembelajaran sesuai dengan sintaks pada model pembelajaran yang
digunakan yaitu model pembelajaran langsung.
Grafik 2
Ketercapaian Skor Siklus I
dan Siklus II
Grafik 2
menunjukkan ketercapaian skor menulis puisi dengan penggunaan media gambar tiga
dimensi sebagai sumber belajar mengalami peningkatan pada siklus I pertemuan 1
dari nilai 72,22 menjadi 77,78 pada
pertemuan 2.
Sedangkan pada siklus II, pertemuan 1dengan nilai 78,89 menjadi 88,89 pada
pertemuan II. Hasil tersebut sudah mencapai target penelitian yaitu skor
ketercapaian ≥ 80.
Grafik 3
Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Grafik 3 menunjukkan hasil belajar siswa dalam menggunakan media gambar
tiga dimensi sebagai sumber belajar mengalami peningkatan. Dalam siklus I nilai
rata-rata yang diperoleh ialah 70,53. Pada siklus I hasil nilai belajar siswa
sudah mencapai KKM yaitu ≥70, namun hasil tersebut terlalu mendekati batas minimal KKM yang telah
ditentukan. Maka dari itu, penelitian akan tetap melanjutkan pada siklus II.
Hal ini diharapkan pada siklus II hasil belajar siswa semakin baik dan siswa
dapat semakin paham materi tentang menulis puisi bebas dengan penggunaan media
gambar tiga dimensi.
Dari hasil yang diperoleh pada siklus I, maka peneliti mengadakan
refleksi dan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II ini nilai rata-rata yang
diperoleh siswa
mengalami
peningkatan dari 70,53 pada siklus I menjadi 82,46. Hal ini menunjukkan bahwa
penelitian tindakan kelas terhadap terhadap penggunaan media gambar tiga
dimensi sebagai sumber belajar untuk meningkatkan
keterampilan
menulis puisi bebas mengalami keberhasilan sehingga penelitian dirasa cukup
hingga siklus II ini.
Grafik 4
Ketuntasan Klasikal Pembelajaran Siklus I dan
Siklus II
Dari grafik 4, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar tiga
dimensi sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam
siklus I ketuntasan klasikal sebesar 63,16%. Hasil tersebut dikatakan belum
tuntas karena belum mencapai target
ketuntasan klasikal yaitu ≥80% sehingga peneliti tetap melanjutkan pada siklus II. Hasil yang
diperoleh dari
siklus II mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil dari siklus I. Dalam siklus II ini,
ketuntasan klasikal mencapai 89,47%. Hasil tersebut dikategorikan tuntas dengan
sangat tinggi karena sudah melebihi target
ketuntasan klasikal
yaitu ≥80%. Oleh karena itu, peneliti menganggap bahwa penelitian cukup
dilaksanakan sampai dengan siklus II.
Kendala-kendala yang muncul selama berlangsungnya proses pembelajaran
dengan menggunakan media gambar tiga dimensi adalah guru kurang maksimal dalam
menyampaikan
materi, guru juga kurang memotivasi siswa agar aktif dalam proses pembelajaran,
guru kurang menerapkan kontrak belajar pada proses pembelajaran,
guru juga kurang
dalam membimbing siswa secara utuh dan menyeluruh. Guru juga kurang dalam
pengelolaan waktu yang tepat sesuai dengan jadwal rencana yang sudah
direncanakan.
4.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian pembelajaran menulis
puisi bebas dengan menggunakan media gambar tiga dimensi. Pembahasan ini
meliputi: keterlaksanaan pembelajaran, ketercapaian skor, hasil belajar siswa
menulis menulis puisi, dan ketuntasan klasikal.
Grafik 5
Rekapitulasi Hasil
Penelitian
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa guru melakukan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan media gambar tiga dimensi sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang.Penelitian dilakukan dengan dua
siklus melalui berbagai perencanaan dan perbaikan. Keterlaksanaan pembelajaran
pada siklus I belum mencapai keberhasilan yangdiharapkan karena guru kurang
maksimal dalam menerapkan fase-fase pada kegiatan pembelajaran, sehingga
pembelajaran pada siklus I belum berhasil. Halini dapat dilihat pada grafik 5
keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar tiga dimensi
sebagai sumber belajar pada pertemuan 1 mencapai 88,89%, dan pada pertemuan 2
mencapai 100%. Hasil rata-rata dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 adalah 94,45%.
Pada siklus II terjadi peningkatan, keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan
1 mencapai 100% dan pada pertemuan 2 keterlaksanaan pembelajaran mencapai 100%.
Hasil rata-rata dari keterlaksanaan pembelajaran pertemuan 1 dan pertemuan 2
adalah 100%. Penelitian dikatakan berhasil pada siklus II.
Pada siklus I, skor ketercapaian keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
pada pertemuan 1 mencapai 72,22 dan pada pertemuan 2 mencapai 77,78. Hasil
rata-rata dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 adalah 75. Hal ini menunjukkan
peningkatan skor ketercapaian pada siklus Idari pertemuan 1 ke pertemuan 2 .
Peningkatan tersebut
belum mencapai skor
ketercapaian indikator keberhasilan yaitu ≥80 sehingga peneliti melanjutkan ke siklus II. Pada siklus II, skor
ketercapaian pada pertemuan 1 mencapai 78,89 dan pertemuan 2 mencapai 88,89.
Hasil rata-ratadari pertemuan 1 dan pertemuan 2 yaitu 83,89. Dari pertemuan 1
ke pertemuan 2 mengalami peningkatan. Peningkatan skor ketercapaian juga
ditunjukkan pada siklus I ke siklus II dan mencapai indikator keberhasilan
yaitu ≥80, sehingga peneliti dikatakan berhasil pada siklus II. Hal ini
menunjukkan bahwa guru bekerja secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran.
Guru melaksanakan secara urut sintaks-sintaks yang ada pada
model pembelajaran
yaitu model pembelajaran langsung sehingga tercapai indikator keberhasilan.
Hasil belajar siswa dapat dilihat pada siklus I nilai rata-rata yang
diperoleh adalah 70,53. Pada siklus I hasil belajar siswa sudah mencapai KKM,
namun hasil tersebut masih dianggap mendekati batas minimal dari KKM yang telah
ditentukan. Maka dari itu, penelitian akan tetap melanjutkan pada siklus II.
Hal ini diharapkan pada siklus II hasil pembelajaran menjadi semakin baik dan
materi tentang menulis puisi bebas dengan penggunaan media gambar tiga dimensi
dapat meningkatkan hasil belajarsiswa. Dari hasil belajar yang diperoleh pada
siklus I, maka peneliti mengadakan refleksi dan perbaikan padasiklus II.
Sehingga pada siklus II ini nilai rata-rata siswa
mengalami
peningkatan menjadi 82,46. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas
terhadap penggunaan media gambar tiga dimensi sebagai sumber belajar untuk
meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas terhadap siswa kelas V mengalami
keberhasilan sehingga penelitian dirasa cukup hingga siklus II.
Pada siklus I, hasil belajar diperoleh ketuntasan klasikal 63,16% dengan
12 siswa tuntas belajar dari 19 jumlah siswa seluruhnya di kelas. Pada siklus
II, hasil belajar diperoleh ketuntasan klasikal 89,47% dengan 17 siswa tuntas
belajar dari 19 jumlah siswa keseluruhan. Peningkatan ketuntasan klasikal
tersebut dikarenakan guru
memaksimalkan
kegiatan membimbing siswa dalam mengembangkan kerangka puisi menjadi sebuah
puisi sehingga siswa lebih paham dalam menulis puisi.
Secara umum keterlaksanaan pembelajaran sudah baik, bahkan seluruh
aktivitas pembelajaran sudah terlaksana secara keseluruhan. Namun, pada
beberapa fase
belum terlaksana
secara maksimal. Berdasarkan catatan lapangan yang diperoleh, pada fase 2
pertemuan 1 dan 2, guru kurang maksimal dalam mendemonstrasikan
langkah- langkah
menyusun puisi. Sehingga dalam setiap pertemuan, guru memaksimalkan kegiatan
mendemonstrasikan langkah-langkah dalam menyusun
puisi. Guru juga
kurang dalam memotivasi siswa, sehingga banyak siswa yang masih takut dan malu
dalam mengemukakan pendapat, bertanya dan menjawab
pertanyaan dari
guru. Siswa juga kurang berani untuk membacakan puisinya di depan kelas. Guru
juga kurang maksimal dalam membimbing siswa sehingga banyak
siswa yang masih
bingung dalam menulis puisi. Guru juga kurang dalam mengelola waktu yang tepat
sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Guru juga kurang dalam
menerapkan kontrak
belajar karena masih ada siswa yang mengganggu temannya keika mengerjakan
evaluasi. Disamping itu, siswa juga sangat antusias dalam
menggunakan media
gambar tiga dimensi, siswa mengamati gambar tiga dimensi kemudian dari hasil
pengamatan tersebut siswa menulis puisi.
Namun secara keseluruhan kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media
gambar tiga dimensi sebagai sumber belajar menunjukkan adanya peningkatan dalam
keterlaksanaan pembelajaran, skor ketercapaian, hasil belajar siswa dalam
menulis puisi bebas, dan ketuntasan klasikal sudah mencapai target penelitian.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar
tiga dimensi sebagai sumber belajar mempermudah siswa dalam keterampilan
menulis puisi. Sehingga nilai yang diperoleh siswa dalam menulis mengalami
peningkatan pada tiap siklusnya. Selain itu, dengan menggunakan media gambar
tiga dimensi siswa menjadi antusias dalam menulis puisi. Keterlaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan media gambar tiga dimensi mengalami peningkatan
pada tiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan presentase
keterlaksanaan pembelajaran dengan penggunaan media gambar tiga dimensi sebagai
sumber belajar rata- rata hasil pada siklus I 94,45% dengan nilai 75. Sedangkan
pada siklus II rata- rata hasil keterlaksanaan pembelajaran 100% dengan nilai
83,89%.
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi diperoleh melalui
tes menulis puisi. Nilai rata- rata menulis puisi dari siklus I mendapatkan
hasil 70,53 dengan ketuntasan klasikal sebesar 63,16% dan kemudian pada siklus
II mendapatkan hasil 82,46 dengan ketuntasan klasikal 89,47%. Hasil tersebut
sudah memenuhi KKM yaitu ≥70 dan ketuntasan klasikal yaitu ≥80%. Peningkatan nilai dalam menulis puisi ini menunjukkan bahwa dengan
penggunaan media gambar tiga dimensi sebagai sumber belajar menjadikan keterampilan
siswa dalam menulis puisi menjadi sangat baik. Hal tersebut dapat ditandai
dengan kemampuan siswa dalam mengerjakan tes yang diberikan mencapai hasil yang
memuaskan.
Kendala-kendala yang muncul
selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar tiga
dimensi adalah guru kurang maksimal dalam menjelaskan materi sehingga masih
banyak siswa yang bingung. Guru kurang memotivasi siswa pada saat proses pembelajaran
sehingga masih banyak siswa yang malu mengemukakan pendapat, bertanya dan
menjawab pertanyaan dari guru. Pengelolaan waktu yang kurang tepat. Cara
mengatasi kendala-kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran adalah guru
hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa dalam menyampaikan
materi serta memberikan contoh-contoh dengan menggunakan kalimat yang sederhana
dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Guru hendaknya memberikan
motivasi secara terus menerus kepada siswa yang masih malu dan takut dalam
bertanya, mengungkapkan pendapat maupun menjawab pertanyaan guru. Guru
sebaiknya selalu memberikan penghargaan berupa kata-kata yang positif,
membangun dan pujian kepada siswa yang menjawab pertanyaan walaupun jawaban
dari siswa tersebut salah. Guru hendaknya mengelola waktu sebaik mungkin agar
pengelolaan waktu dapat tepat sesuai jadwal yang sudah direncanakan.
Namun secara keseluruhan kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media
gambar tiga dimensi sebagai sumber belajar menunjukkan adanya peningkatan dalam
aktivitas guru atau keterlaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa berupa
menulis puisi bebas sudah mencapai target penelitian.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa
penggunaan media gambar tiga dimensi sebagai sumber belajar dapat meningkatkan
keterampilan menulis puisi dengan materi pembelajaran menulis puisi bebas
dengan pilihan kata yang tepat. Oleh karena itu penulis menyarankan, (1) guru
hendaknya mengembangkan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran inovatif
dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Dalam
pembelajaran menulis puisi, penggunaan media gambar tiga dimensi sebagai sumber
belajar merupakan sebuah solusi yang sangat membantu dan mempermudah untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi, (2) sekolah hendaknya mampu memperbaiki pembelajaran
bahasa Indonesia yaitu dengan pembelajaran yang aktif, inovatif,kreatif, efektif dan menyenangkan
serta menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi, (3) dalam
setiap pembelajaran hendaknya melibatkan siswa secara aktif dalam menggunakan
media pembelajaran agar siswa mempunyai pengalaman yang nyata dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2011. Pengantar
Apresiasi Karya Sastra.Bandung: Sinar Baru Algesindo
Aqib, Zainal dkk. 2011. Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya
Arikunto, Suharsimi dkk.,
2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. 2010. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Indarti, Titik. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dan Penulisan
Ilmiah: Prinsip- Prinsip Dasar, Langkah-
Langkah dan Implementasinya. Surabaya: FBS UNESA.
Kosasih, E. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: CV.
Yrama Widya
Mihardja, Ratih. 2012. Buku
Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar Aksara
Nur’aini, Umri. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD Kelas V. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia
Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor : 22
Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Resmini, Novi dkk. 2006. Membaca dan Menulis di SD: Teori dan
Pengajarannya. Bandung: UPI PRESS
No comments:
Post a Comment