Saturday, 31 March 2018

SKENARIO PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN METODE – METODE BELAJAR


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Yang melatar belakangi masalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas sesuai dengan mata kuliah yang sedang dipelajari dan ditugaskan oleh dosen pembimbing dengan judul “ Skenario Pembelajaran Yang Menggunakan Metode Belajar”.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan maka pembelajaran itu harus memiliki skenario yang baik, karena skenario merupakan salah satu diantara yang paling penting untuk kelancaran dalam proses pembelajaran. Dengan adanya skenario seorang pendidik akan lebih mudah melakukan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Sehingga pembelajaran akan lebih efektif.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana skenario “Skenario Pembelajaran Yang Menggunakan Metode Belajar”, sehingga mempermudah seorang guru untuk melakukan suatu pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Pembelajaran
Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam  Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Depag RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam (2001:19)  Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Menurut  WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode merupakan jalan atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Mengajar  adalah  suatu  usaha  yang  sangat  kompleks,  sehingga  sulit menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah salah satu  alat  untuk  mencapai  tujuan.  Sedangkan  pembelajaran  adalah  suatu kegiatan  yang  dilakukan  oleh  guru  sedemikian  rupa  sehingga  tingkah  laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24). Menurut Ahmadi (1997:  52) metode  pembelajaran  adalah  suatu  pengetahuan  tentang  cara-cara mengajar  yang  dipergunakan  oleh  guru  atau  instruktur.  Pengertian  lain mengatakan  bahwa  metode  pembelajaran  merupakan  teknik  penyajian  yang dikuasai  oleh  guru  untuk  mengajar  atau  menyajikan  bahan  pelajaran  kepada siswa  di  dalam  kelas,  baik  secara  individual  ataupun  secara  kelompok  agar pelajaran  itu  dapat  diserap,  dipahami  dan  dimanfaatkan  oleh  siswa  dengan baik. 


Adapun yang dimaksud pembelajaran Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) dalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar.
Jadi pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Jadi dapat dikatakan Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Dapat juga disimpulkan  bahwa  metode  pembelajaran  adalah  strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran  yang  telah  ditetapkan. Hal  ini  mendorong  seorang  guru  untuk mencari metode  yang tepat dalam penyampaian  materinya agar dapat diserap dengan  baik  oleh  siswa.  Mengajar  secara  efektif  sangat  bergantung  pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar. 

2.2  Pengertian Skenario
Pengertian secara umum, skenario adalah urutan cerita yang disusun oleh seseorang agar suatu peristiwa terjadi sesuai yang diinginkan. Pengertian Khusus , Skenario adalah naskah cerita yang ditulis dengan istilah-istilah kamera yang digunakan sebagai panduan untuk pembuatan sebuah tayangan ( Film, Sinema , Elektronik/Sinetron Drama).
Menurut Peter Scwartz, skenario adalah a tool (for) ordering one’s perseption about alternative future environments in which one’s decision might be played out right. Jadi skenario adalah sebuah gambaran yang konsisten tentang berbagai kemungkinan (keadaan) yang dapat terjadi di masa yang akan datang. Jika melihat definisi di atas maka dapat dijabarkan bahwa skenario bukanlah sebuah forecasting (ramalan) dalam pengertian bahwa skenario bukanlah sebuah proyeksi masa depan dari data yang ada pada masa kini. Skenario juga bukan sebuah visi (vision) atau kondisi masa depan yang diinginkan.
Pengertian Pembelajaran  dengan Metode Ceramah. Salah Satu Metode Pembelajaran Adalah metode ceramah ( lecture method) yang merupakan tehnik pengajaran yang dilakukan oleh guru secara monolog dan hubungan satu arah (one way communication), metode ini dipandang paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya tangkap siswa.

2.3 Metode Ceramah
Secara Umum Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Menurut Gage dan Berliner metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sulit untuk didapatkan.
Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang Sudah sejak lama digunakan dalam sejarah pendidikan. Cara ini terkadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan ketrampilan tertentu, agar penyajiannya tidak membosankan dan dapat menarik perhatian siswa. Namun kita masih mengakui bahwa metode ceramah ini tetap penting dengan tujuan agar siswa mendapatkan informasi tentang suatu pokok atau persoalan tertentu.


2.3.1 Keuntungan Pembelajaran dengan Metode Ceramah
Keadaan kelas berjalan dengan tenang, karena semua siswa melakukan aktivitas yang sama, sehingga pendidk dapat mengawasi siswa sekaligus secara komprehensif.
·         Belajar Siswa Menjadi Terfokus, Dengan waktu relatif  singkat siswa dapat menerima pelajaran secara bersama.
·         Bahan Ajar yang Banyak Dapat Diuraikan Menjadi singkat dan jelas.
·         Siswa Dapat melatih menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat.
2.3.2 Kekurangan Pembelajaran dengan Metode Ceramah
·         Interaksi Selalu Berpusat kepada Pendidik Atau Pembawa Materi
·         Pendidik tidak dapat mengetahui secara pasti  sejauh mana siswa telah menguasai bahan ceramah.
·         Adanya Perbedaan tentang pemahaman materi oleh siswa dengan apa yang dimaksudkan oleh pendidik.
·         Siswa kurang menangkap apa yang dimaksud oleh pendidik, jika ceramah berisi ceramah-ceramah yang kurang atau tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah verbalisme.
Namun perlu diketahui juga bahwa untuk menggunakan metode ceramah secara murni itu tidaklah mudah, maka dalam pelaksanaannya perlu menaruh perhatian untuk mengkombinasikan dengan teknik-teknik penyajian lain sehingga proses belajar mengajar yang dilaksanakan dapat berlangsung dengan intensif.
Ø  Tujuan
·         Metode ceramah digunakan dengan tujuan untuk:
·         menyampaikan informasi atau materi pelajaran
·         membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar
·         memperjelas materi pelajaran

Ø  Manfaat
·         Metode ceramah dapat digunakan dalam hal:
·         jumlah siswa cukup besar
·         sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari
·         waktu yang tersedia terbatas, sedang materi yang disampaikan cukup banyak
Tujuan dan manfaat penggunaan metode ceramah dan ceramah bervariasi adalah untuk mengurangi kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:
·         siswa pasif, kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru,  sehingga mengurangi  daya kreativitas dan aktivitas siswa
·         mudah menimbulkan salah tafsir, salah faham tentang istilah tertentu tanpa mengetahui artinya (verbalisme)
·         melemahkan perhatian dan membosankan siswa, apabila ceramah diberikan dalam waktu yang cukup lama
·         guru tidak segera memperoleh umpan balik tentang penguasaan materi yang disampaikan


2.4 Metode Diskusi
Diskusi adalah aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, dimana setiap anak ingin mencari jawaban/penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: 1994)
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain : 2006). Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapai (Semiwan, 9990:76).Sedangkan menurut Suryosubroto (1997:179) mengemukakan metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun ke berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.
Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya.Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.
2.4.1 Jenis- jenis Diskusi
·         Seminar
Pengertian Seminar merupakan suatu pembahasan masalah secara ilmiah, walaupun topik yang dibahas adalah masalah sehari-hari. Dalam membahas masalah, tujuannya adalah mencari suatu pemecahan, oleh karena itu suatu seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan yang merupakan hasil pendapat bersama, yang kadang-kadang diikuti dengan resolusi atau rekomendasi.
Pembahasan dalam seminar berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang telah disusun sebelumnya oleh beberapa orang pembicara sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang diminta oleh sesuatu panitia penyelenggara. Pokok-pokok bahasan yang diminta oleh suatu penitia penyelenggara. Pokok bahasan yang telah ditentukan, akan dibahas secara teoritis dan dibagi menjadi beberapa subpokok bahasan bila masalahnya sangat luas. Pada awal seminar, dapat dibuka dengan suatu pandangan umum oleh orang berwenang (yang ditunjuk panitia) sehingga tujuan seminar terarah. Kemudian hadirin (massa) dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas permasalahan lebih lanjut. Tiap kelompok dapat diserahi tugas membahas suatu sub pokok bahasan untuk dibahas dalam kelompok yang biasanya juga disebut seksi/komisi, di bawah pimpinan seorang ketua komisi (kelompok). Dari hasil-hasil kelompok, disusun suatu perumusan yang merupakan suatu kesimpulan yang dirumuskan oleh suatu tim perumus yang ditunjuk.
Pembahasan dalam seminar memakan waktu yang lebih lama karena sifatnya yang ilmiah. Apabila para pembicara tidak dapat mengendalikan diri biasanya waktu banyak dipergunakan untuk pembahasan yang kurang penting. Oleh karena itu dibutuhkan pimpinan kelompok yang menguasai persoalan sehingga penyimpangan dari pokok persoalan dapat dicegah. Penyimpangan ini dapat diatasi bila setiap kali ketua sidang menyimpulkan hasil pembicaraan sehingga apa yang akan dibicarakan selanjutnya sudah terarah.
Ø  Penggunaan Seminar
Seminar akan efektif bila:
·         Tersedia waktu yang cukup untuk membahas persoalan.
·         Problema sudah dirumuskan dengan jelas.
·         Para peserta dapat diajak berfikir logis.
·         Problema memerlukan pemecahan yang sistematis.
·         Problema akan dipecahkan secara menyeluruh.
·         Pimpmnan sidang cukup terampil dalam mcnggunakan metode ini.
·         Kelompok tidak terlalu besar sehingga memungkinkan setiap peserta mengambil bagian dalam berpendapat.
Kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan :
·         Membangkitkan pemikiran yang logis.
·         Mendorong pada analisa menyeluruh.
·         Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problema.
·         Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri peserta.
·         Meningkatkan keterampilan dalam mengenal problema.
Kelemahan :
·         Membutuhkan banyak waktu.
·         Memerlukan pimpinan yang terampil.
·         Sulit dipakai bila kelompok terlalu besar.
·         Mengharuskan setiap anggota kelornpok untuk mempelajari terlebih dahulu.
·         Mungkin perlu dilanjutkan pada diskusi yang lain.
Contohnya :
Seminar; pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu masalah.
·         Diskusi Panel
Panel merupakan salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan tentang suatu topik di depan para pengunjung. Diskusi panel dibawakan oleb 3 – 6 orang yang dianggap ahli yang dipimpin oleh seorang moderator.
Para panelis berdiskusi sedemikian rupa, sehingga para pengunjung dapat mengikuti pembicaraan mereka. Pengunjung hanya berfungsi sebagai pendengar, oleh karena itu pengunjung yang begitu besar jumlahnya dianggap sebagai kelompok yang diajar oleh suatu regu guru. Tetapi panel tidak boleh hanya sekedar merupakan pengajaran informatif, melainkan harus dapat merangsang cara berpikir massa dengan memberikan berbagai perspektif.
Pelaksanaan panel dimulai dari perkenalan para panelis oleh moderator, kemudian disampaikan persoalan umum kepada para panelis tersebut, untuk didiskusikan. Mereka seharusnya adalah orang-orang yang pandai berbicara dengan lancar dan menarik. Moderator juga memegang penanan dalam diskusi ini, sebagai pengatur jalannya pembicaraan dengan sekali-kali menyimpulkan apa yang dikemukakan oleh para panelis. Perbedaan pendapat tidak menjadi persoalan, karena pada diskusi panel tidak perlu dicapai suatu kesatuan pendapat atau keputusan. Bahkan perbedaan pendapat itulah yang diharapkan dapat memberikan stimulus bagi pendengar untuk dapat berpikir lebih jauh. Pendengar tidak hanya akan menelan pesan yang sudah jadi, melainkan dapat mengikuti proses pemikiran para panelis jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai, pendengar dapat membentuk kelompok-kelompok untuk mendiskusikannya lebih lanjut. Akan tetapi selama diskusi panel, pendengar tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pandangan.

Anda dapat menggunakan panel kalau :
·         Ingin mengemukakan pandapat yang berbeda-beda.
·         Ingin memberi stimulus para pendengar akan adanya suatu persoalan yang perlu dipecahkan.
·         Ada panelis yang memenuhi syarat.
·         Pembicaraan terlalu luas untuk didiskusikan dalam kelompok itu.
·         Ingin mengajak pendengar melihat “ke dalam” tetapi tidak menginginkan tanggapan secara verbal.
·         Ada moderator yang cakap, yang dapat menguasai segala aspek dan persoalan yang dibicarakan.
Kelebihan dan Kelemahan :
Kelemahan :
·         Membangkitkan pikiran.
·         Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda.
·         Mendorong ke analisis lebih lanjut.
·         Memanfaatkan para ahli untuk berpendapat dan proses pemikirannya dapat membelajarkan orang lain.
Kelebihan  :
·         Mudah tersesat bila moderator tidak terampil.
·         Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.
·         Tidak memberi kesempatan peserta untuk berbicara.
·         Cenderung menjadi serial pidato pendek.
·         Membutuhkan persiapan yang cukup masak.
Contohnya :
Diskusi Panel; diskusi yang diselenggarakan oleh sekelompok orang yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum di hadapan hadirin, pendengar (siaran radio), atau penonton (siaran TV).
Langkah-langkah penggunaan metode diskusi
Langkah-langkah penggunaan metode diskusi adalah sebagai berikut:
·         Taraf persiapan, yang terdiri dari:
·         Memilih dan menetapkan topik atau tema sekurang-kurangnya: mengidentifikasi masalah yang merupakan alternative untuk dipilih dan didiskusikan.
·         Mengidentifikasi dan menetapkan satu atau beberapa sumber bahan bacaan atau informasi yang hendak dipelajari oleh siswa, sehingga kalau memasuki arena diskusi  diharapkan telah membawa bahan pemikiran
·         Menetapkan atau menyediakan alternatif komposisi dan struktur komonikasi kelompok diskusi.
·         Menetapkan atau menyediakan alternatif pemimpin diskusi pada guru atau siswa
·         Siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, yang terdiri dari:
·         Memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor)
·         Mengatur tempat duduk, ruangan, dan sebagainya dengan bimbingan guru.
Siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masng, sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar anggota kelompok berpartisipasi aktif dan diskusi dapat berjalan lancar. Setiap siswa hendaknya, mengetahui secara persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi.
Setiap  kelompok  harus melaporkan hasil diskusinya. Hasil diskusi dilaporkan ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut
Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, sedangkan guru menyimpulkan laporan hasil diskus


1.      Kelebihan metode diskusi
·         Dapat merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
·         Dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
·         Mampu memperluas wawasan
·         Membina untuk terbiasa musyawarah untuk memperkuat dalam memecahkan masalah
Kekurangan metode diskusi
·         Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
·         Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang
·         Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri
Metode percobaan adalah pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000).
Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah : (a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen. (b) memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat. (c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Ø  Merumuskan Masalah
Sebelum melakukan penelitian, langkah-langkah metode eksperimen paling awal yang harus dikerjakan adalah merumuskan masalah. Apakah yang dimaksud dengan masalah? Masalah adalah kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Dengan kata lain, masalah adalah peristiwa atau keadaan yang tidak kita inginkan sehingga kita berusaha untuk mengatasinya.
Masalah penelitian dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari literatur (dapat berupa buku, majalah, artikel, jurnal ilmiah, atau skripsi). Masalah dapat pula ditemukan dari pengamatan sehari-hari, misalnya mengapa padi di sawah terserang hama wereng, mengapa ikan di kolam terserang penyakit, dan mengapa tanaman di kebun sulit tumbuh.
Masalah yang ada selanjutnya kita buat rumusan sehingga disebut rumusan masalah. Rumusan masalah merupakan suatu pernyataan rinci, lengkap, dan jelas mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Masalah penelitian harus dirumuskan secara jelas dan lengkap agar dapat dicari jalan penyelesaiannya dengan tepat.
Rumusan masalah biasanya dibuat dengan cara membuat pertanyaan dari masalah yang akan diteliti. Pertanyaan tersebut dapat berupa apakah, bagaimana, mengapa, dan di mana. Rumusan masalah yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain sebagai berikut.
Ø  Membuat Hipotesis
Langkah-Langkah Metode Eksperimen yang kedua yaitu hipotesis. Hipotesis adalah dugaan atau “jawaban” sementara mengenai suatu hal atau permasalahan yang akan dibuktikan kebenarannya melalui data-data atau fakta-fakta hasil penelitian. Pada umumnya, hipotesis menunjuk pada hubungan antara dua variabel atau lebih. Misalnya, dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Dosis Vitamin C terhadap Pertumbuhan Anak Ayam”, hipotesis yang dibuat harus menunjukkan adanya hubungan antara dosis vitamin C dan pertumbuhan anak ayam.
Hipotesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
a. Hipotesis Nol (H0)
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara satu variabel dan variabel yang lain. Hipotesis ini sering ditulis H0. Jadi, untuk judul penelitian “Pengaruh Pemberian Dosis Vitamin C Pertumbuhan Anak Ayam”, bunyi hipotesis nol (H0)-nya adalah tidak ada pengaruh pemberian dosis vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan vitamin D terhadap pertumbuhan anak ayam.
Hipotesis Alternatif (H1)
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variabel yang satu dan variabel yang lain. Hipotesis ini ditulis H1. Dengan demikian, hipotesis alternatif (H1) untuk judul penelitian di atas adalah ada pengaruh pemberian dosis vitamin C terhadap pertumbuhan anak ayam.
Contoh
Rumusan masalah : Apakah pemberian dosis vitamin C berpengaruh terhadap pertumbuhan anak ayam?
Variabel bebas : Dosis vitamin C
Variabel terikat : Pertumbuhan anak ayam
Hipotesis nol (H0) : Tidak ada pengaruh pemberian dosis vitamin C terhadap pertumbuhan anak ayam
Hipotesis alternatif (H1) : Ada pengaruh pemberian dosis vitamin C terhadap pertumbuhan anak ayam.
Hipotesis tidak boleh dibuat secara asal-asalan. Hipotesis yang dirumuskan harus berdasarkan dasar teori atau hasil penelitian terdahulu. Jadi, walaupun hipotesis yang kita ajukan itu hanya merupakan dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya, peneliti tidak boleh asal menduga tanpa alasan. Hipotesis yang kita buat harus ditulis dengan singkat dan jelas serta dapat diuji. Ada banyak sekali metode pengujian hipotesis, salah satunya dengan cara analisis statistik. Namun, cara menguji hipotesis dengan analisis statistik akan Anda pelajari di perguruan tinggi nanti.
Apakah setiap penelitian harus ada hipotesisnya? Jawabnya tidak. Hal tersebut terjadi jika peneliti belum dapat menentukan dugaan sementara terhadap hasil yang akan diperoleh sehingga dia tidak perlu membuat hipotesis. Beberapa penelitian yang tidak perlu menggunakan hipotesis, antara lain penelitian deskriptif, penelitian historis, pelacakan, dan penelitian eksploratif. Sebagai contoh adalah penelitian tentang inventarisasi tumbuh-tumbuhan di suatu cagar alam. Di sini peneliti hanya mendata jenis-jenis tanaman yang hidup di cagar alam tersebut.
Ø  Mengumpulkan Data
Setelah membuat hipotesis, Langkah-Langkah Metode Eksperimen selanjutnya adalah mengumpulkan data. Penelitian dilakukan untuk memperoleh data yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Data adalah informasi atau keterangan, baik kuantitatif maupun kualitatif, yang menunjukkan fakta. Data diperoleh melalui pengamatan. Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan alat indra atau menggunakan alat ukur. Hasil pengamatan dengan menggunakan alat indra menghasilkan data berupa warna, bau/ aroma, rasa, dan tekstur objek. Semua itu merupakan deskripsi ciri-ciri objek yang diamati. Data yang demikian itu disebut data kualitatif, yaitu data yang berbentuk bukan angka dan tidak dapat dinyatakan dengan angka.
Data yang diperoleh melalui pengamatan dengan menggunakan alat ukur merupakan data yang dapat dinyatakan dengan angka. Data tersebut dinamakan data kuantitatif. Pengambilan data kuantitatif harus menggunakan alat ukur dan satuan pengukuran yang bersifat universal, artinya berlaku dan dapat diterima di seluruh dunia. Sebagai contoh, untuk mengukur panjang digunakan satuan meter dan untuk mengukur berat digunakan satuan kilogram.


Ø  Mengolah Data
Nilai-nilai hasil pengamatan atau pengukuran disebut data. Data yang belum diolah dinamakan data mentah. Seluruh data yang diperoleh dari hasil pengukuran dan pengamatan harus disusun dan ditampilkan sesuai dengan bagian-bagiannya. Hal tersebut bertujuan agar kita lebih mudah membacanya. Setelah itu, data-data tersebut harus diolah agar dapat ditafsirkan atau diartikan. Penafsiran data berguna untuk pengambilan simpulan. Pengambilan simpulan berhubungan dengan hipotesis karena hal itu menentukan diterima atau tidaknya hipotesis.
Tahap pengolahan data diawali dengan pengelompokan dan penyajian data sesuai dengan kelompoknya. Kemudian, data diolah dengan cara membuat diagram (batang, garis, atau lingkaran) serta analisis statistik. Pengerjaan analisis statistik ada yang rumit dan ada pula yang sederhana. Untuk tingkat SMA, cukup menggunakan analisis statistik sederhana yang hanya menggunakan nilai rata-rata (mean), nilai yang sering muncul (modus), dan nilai tengah (median). Jadi, sekarang Anda cukup belajar bagaimana mengolah dan menampilkan data yang diperoleh agar mudah dibaca, dipahami, dan diartikan sehingga Anda mudah membuat simpulan.
Ø  Membuat Simpulan
Setelah melakukan pengolahan data, Langkah-Langkah Metode Eksperimen selanjutnya adalah membuat kesimpulan. Dalam membuat simpulan, peneliti harus memerhatikan hipotesis yang diajukan serta data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Data-data penelitian yang telah dianalisis digunakan untuk menguji hipotesis mana yang diterima sehingga kita dapat menarik simpulan dengan benar.
Diterima atau tidaknya hipotesis untuk menarik sebuah simpulan sangat bergantung pada tujuan yang diinginkan oleh peneliti. Tidak sesuainya hipotesis dengan apa yang diharapkan oleh peneliti bukan berarti penelitian tersebut gagal. Justru sebaliknya, hal itu akan menambah khazanah pengetahuan kita.

Ø  Membuat Laporan Penelitian
Langkah-Langkah Metode Eksperimen yang terakhir yaitu membuat laporan penelitian. Salah satu kewajiban peneliti adalah membuat laporan atas penelitian yang dikerjakannya. Laporan penelitian merupakan karya tulis ilmiah sehingga harus ditulis dengan aturan tertentu serta menggunakan bahasa dan kosakata ilmiah yang baku. Laporan penelitian memuat informasi penting yang berkaitan dengan penelitian yang dikerjakan. Secara garis besar, laporan penelitian berisi hal-hal sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Pendahuluan berisi uraian singkat tentang latar belakang dilakukannya penelitian tersebut, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian tersebut.
b. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi dasar teori yang berkaitan dengan penelitian yang dapat digunakan sebagai landasan dilakukannya penelitian tersebut. Dasar teori dapat diperoleh dari buku literatur, artikel ilmiah, atau hasil-hasil penelitian terdahulu (jurnal), surat kabar, majalah, dan internet.
c. Hipotesis (Jika Ada/ Perlu)
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang akan diuji melalui hasil penelitian. Hipotesis tidak selalu ada dalam setiap penelitian.
d. Metode Penelitian
Metode penelitian berisi uraian tentang tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, alat dan bahan yang dipakai, serta desain penelitian atau cara kerja yang dilakukan.
e. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan berisi hasil-hasil yang didapat dari penelitian. Hasil yang dicantumkan merupakan data yang sudah diolah, baik dalam bentuk tabel, grafik, atau gambar. Pembahasan berisi ulasan dan argumentasi dari peneliti tentang hasil yang diperoleh jika dihubungkan dengan teori yang ada. Untuk dapat melakukan pembahasan yang baik, diperlukan dukungan literatur yang relevan.
Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
·         Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
·         Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
·         Anak didik memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen
·         Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan untuk percobaan.
·         Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah.
·         Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif, realitas dan menghilangkan verbalisme.
·         Melalui eksperimen siswa dapat menghayati sepenuh hati dan mendalam, mengenai pelajaran yang diberikan.
·         Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya, dan tidak hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan.
·         Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Jalan ini dilakukan melalui pengumpulan data-data observasi, memberikan penafsiran serta kesimpulan.

 Ø  Kekurangan metode Eksperimen:
·         Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
·         Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
·         Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil kesimpulan.
·         Sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperimen karena guru dan siswa kurang berpengalaman melakukan eksperimen.
·         Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil keputusan.
·         Memerlukan keterampilan/kemahiran dari pihak guru dalam menggunakan serta membuat alat-alat eksperimen
·         Bagi guru yang telah terbiasa dengan metode ceramah secara rutin misalnya. Cenderung memadang metode eksperimen sebagai suatu pemborosan dan memberatkan.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam  Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian secara umum, skenario adalah urutan cerita yang disusun oleh seseorang agar suatu peristiwa terjadi sesuai yang diinginkan.
Secara Umum Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Keadaan kelas berjalan dengan tenang, karena semua siswa melakukan aktivitas yang sama, sehingga pendidk dapat mengawasi siswa sekaligus secara komprehensif.
·         Belajar Siswa Menjadi Terfokus, Dengan waktu relatif  singkat siswa dapat menerima pelajaran secara bersama.
·         Bahan Ajar yang Banyak Dapat Diuraikan Menjadi singkat dan jelas.
·         Siswa Dapat melatih menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat.
Kekurangan Pembelajaran dengan Metode Ceramah
·         Interaksi Selalu Berpusat kepada Pendidik Atau Pembawa Materi
·         Pendidik tidak dapat mengetahui secara pasti  sejauh mana siswa telah menguasai bahan ceramah.
·         Adanya Perbedaan tentang pemahaman materi oleh siswa dengan apa yang dimaksudkan oleh pendidik.
·         Siswa kurang menangkap apa yang dimaksud oleh pendidik, jika ceramah berisi ceramah-ceramah yang kurang atau tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah verbalisme.
Diskusi adalah aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, dimana setiap anak ingin mencari jawaban/penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada.


No comments:

Post a Comment