PEMBELAJARAN
MIKRO
(KETERAMPILAN MEMBERIKAN
PENGUATAN)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang keterampilan memberikan
penguatan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kami
saling bekerjasama dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
anggota kelompok yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah
tentang keterampilan memberikan penguatan dapat bermanfaat untuk
masyarakat, dan dapat menjadi inspirasi terhadap pembaca.
Bandar Lampung, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Definisi Dualisme.............................................................................. 3
2.2
Jenis –jenis Dualisme......................................................................... 5
2.3
Pengaruh Dualisme dalam Pembangunan Perekonomian Indonesia
........................................................................................................... 7
2.4
Cara Penggunaan Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran......... 10
2.5
Kelebihan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran.......... 11
2.6
Kelemahan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran........ 11
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan........................................................................................ 12
3.2
Saran.................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTSAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Guru merupakan sosok
yang digugu dan ditiru. Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak
diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena
kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara siswa di dalam suatu kelas.
Semua usaha yang
dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu pada bagaimana memfasilitasi siswa
mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin
terjadi tanpa melibatkan secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu
guru mestinya merencsiswaan pembelajaran yang mendorong siswa untuk
berpartisipasi secara aktif di dalam proses pembelajaran.
Partisipasi siswa di
dalam pembelajaran sebaiknya diberikan tanggapan balik oleh guru sehingga siswa
termotivasi untuk mengulangi aktivitas tersebut dengan kualitas yang lebih
baik. Tanggapan yang diberikan guru sesaat setelah siswa berpartisipasi disebut
penguatan atau reinforcement. Reinforcement berbeda dengan reward. Reward merupakan
hadiah keberhasilan siswa yang mencapai hasil memuaskan dalam kegiatan
pembelajaran. Berbagai bentuk penguatan dapat dikombinasikan oleh guru,
sehingga tidak terkesan mengada-ada, tidak alami atau tidak spontan.
Keterampilan dasar
memberikan penguatan perlu dimiliki oleh seorang guru, karena terkadang guru
suka bersikap dingin terhadap respon yang diberikan siswa ketika di kelas.
Sepertinya pemikiran tersebut tidak dihargai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan
melemahnya motivasi dalam belajar. Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta
pembelajaran yang kondusif.
Dengan demikian,
seorang guru harus mampu untuk menjaga motivasi belajar siswanya agar dapat
mencapai suatu hasil yang optimal ketika melakukan suatu proses pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan penguatan
dalam pembelajaran?
2.
Apakah komponen-komponen yang terdapat
dalam pemberian penguatan?
3.
Bagaimana prinsip penggunaan penguatan?
4.
Bagaimana cara penggunaan pemberian
penguatan dalam pembelajaran?
5.
Apa saja kelebihan dalam pemberian
penguatan dalam pembelajaran?
6.
Apa saja kelemahan dalam pemberian
penguatan dalam pembelajaran?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari penguatan
dalam pembelajaran.
2. Untuk
mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan.
3. Untuk mengetahui prinsip penggunaan
penguatan.
4. Untuk mengetahui cara penggunaan pemberian
penguatan dalam pembelajaran.
5. Untuk mengetahui kelebihan dalam pemberian
penguatan dalam pembelajaran.
6. Untuk mengetahui kelemahan dalam pemberian
penguatan dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penguatan
Penguatan adalah respon terhadap
suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku
itu. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan
negatif. Penguatan positif adalah penguatan yang bertujuan untuk mempertahankan
dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan
penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang
tidak menyenangkan. Misalnya dalam penguatan negatif, guru memberikan sindiran
kepada siswa yang tidak memperhatikan saat guru tersebut menerangkan suatu
materi pelajaran.
2.1.1 Manfaat penguatan bagi siswa, antara lain.
1. Meningkatnya
perhatian dalam belajar.
2. Membangkitkan
dan memelihara perilaku.
3. Menumbuhkan
rasa percaya diri.
4. Memelihara
suasana belajar yang kondusif.
5.
Meningkatkan perhatian siswa
6.
Membangkitkan
dan memelihara motivasi siswa;
7.
Memudahkan siswa belajar
8.
Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang
kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.
Keterampilan
memberikan penguatan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru
karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan membangkitkan semangat dalam
melakukan kegiatan pembelajaran. Semangat siswa yang tinggi akan meningkatkan
daya tangkap ilmu sehingga nantinya tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat
diraih dengan baik.
Penguatan harus
dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun kurang baik perilakunya.
Guru tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan penguatan.
Sedangkan menurut beberapa ahli diantaranya menurut
Moh. Uzer Usman (2013: 81), penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap
positif terhadap proses belajar dan bertujuan sebagai berikut:
a)
Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
b)
Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
c) Meningkatkan kegiatan
belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Marno &
M. Idris (2014: 130 131), mengemukakan beberapa tujuan pemberian penguatan
yaitu:
a)
Meningkatkan perhatian siswa dalam proses belajar.
b)
Membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
c)
Mengarahkan pengembangan berfikir siswa ke arah berfikir yang baik atau
divergen.
d) Mengatur
dan mengembangkan diri anak dalam proses belajar.
e) Mengendalikan serta
memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif dan mendorong munculnya
tingkah laku yang produktif.
Menurut pendapat Saidiman dalam (Hamzah B. Uno,
2010:65) keterampilan memberi penguatan bertujuan untuk:
a)
Meningkatkan perhatian siswa.
b)
Melancarkan atau memudahkan proses belajar.
c)
Membangkitkan dan mempertahankan motivasi.
d)
Mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku belajar
yang produktif.
e)
Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar.
f) Mengarahkan
pada cara berfikir yang baik/divergen dan inisiatif pribadi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan memberi penguatan perlu mendapat perhatian, sebab penguatan yang
diberikan guru berpengaruh besar terhadap motivasi siswa untuk mempertahankan
dan meningkatkan perilaku tersebut.
2.2 Komponen-Komponen yang Terdapat
Dalam
Pemberian Penguatan
2.2.1 Penguatan Verbal
Salah satu
bentuk penguatan yang bisa diberikan oleh guru untuk memotivasi siswa agar
berpartisipasi dalam pembelajaran adalah lewat ucapan. Segala ungkapan
kata-kata yang dilontarkan guru untuk menanggapi balik aktivitas siswa termasuk
ke dalam penguatan verbal.
Tanggapan
guru yang berupa kata-kata pujian, dukungan, dan pengakuan dapat digunakan
untuk memberikan penguatan atas kinerja peserta didik. Peserta didik yang telah
mendapatkan penguatan akan merasa bangga dan termotivasi untuk meningkatkan
kembali prestasi belajarnya..
Penguatan
verbal dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu melalui kata-kata dan melalui
kalimat. Penguatan dalam bentuk kata-kata dapat berupa: benar, bagus, tepat,
bagus sekali, ya, baik, dan lain sebagainya. Sedangkan penguatan dalam bentuk
kalimat dapat berupa kalimat:
a)
“Pekerjaanmu baik sekali”.
b)
“Saya sengang dengan pekerjaanmu”.
c)
“Pekerjaanmu makin lama makin baik”.
d)
“Contoh yang kamu berikan tepat sekali”.
e)
“Jawaban kamu lengkap sekali”.
2.2.2 Penguatan Non Verbal
Memberikan
tanggapan balik yang bertujuan agar siswa terdorong untuk lebih berprestasi,
tidak terbatas dalam bentuk ucapan saja. Banyak bentuk pemberian penguatan yang
dapat dipilih oleh guru, sehingga tidak membosankan bagi siswa. Bentuk-bentuk
perbuatan tersebut dapat dibedakan dalam kategori berikut.
1) Mimik dan
gerak badan
Komunikasi akan
berjalan dengan baik apabila dua orang atau lebih yang berinteraksi saling
berhadapan. Selama proses interaksi tersebut dipertahankan agar mimik muka atau
wajah tidak cemberut, dingin, tanpa ekspresi, dan tampilan-tampilan lain yang
menimbulkan kesan tidak simpatik. Selama proses pembelajaran, interaksi antara
siswa dengan guru berlangsung terus menerus selama waktu 2 x 40 menit atau 2 x
45 menit.
Selama selang
waktu yang relatif panjang tersebut diharapkan siswa berpartisipasi secara
aktif dan untuk mempertahankan kondisi positif tersebut guru secara
berkesinambungan memberikan berbagai penguatan. Salah satu bentuk penguatan
tersebut adalah mimik. Senyuman, anggukan, gelengan yang mengisyaratkan rasa
takjub dengan tanggapan siswa, mengangkat kedua alis, acungan jempol, dan
lain-lain. Variasi-variasi tersebut dapat dipilih dan divariasikan guru selama
proses pembelajaran berlangsung.
2) Mendekati
Setiap siswa
memiliki kecenderungan yang sangat mungkin berbeda dengan temannya. Ada siswa
yang senang dipuji dan dibesarkan hatinya dengan kata-kata manis dan simpatik,
ada siswa yang puas hanya dengan senyuman atau tatapan bangga sesaat dari
gurunya. Tapi ada siswa yang berharap lebih dari itu. Mereka lebih senang kalau
guru berada di sampingnya saat memberikan penguatan.
Tipe siswa yang
lebih suka didekati tersebut. Sebaiknya guru berusaha memenuhi harapan
tersebut. Karena tidak berat bagi guru untuk berpindah dari depan ke tempat
siswa yang baru saja memberi tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang
diberikan, atau memberi penjelasan. Mendekati di sini bukan sekedar berdekatan
secara fisik, tetapi digabung dengan bentuk penguatan yang lain, sehingga tidak
terkesan hambar atau dingin.
3) Sentuhan
Kontak fisik
atau sentuhan yang diberikan oleh guru suatu kebanggaan tersendiri bagi
sekelompok siswa. Bagi siswa yang sudah memberikan jawaban pertanyaan,
melengkapi jawaban temannya atau memberi penjelasan, tanggapan bahkan kritikan
atau meralat argumentasi temannya, guru dapat memberikan penguatan dengan menyalami,
menepuk-nepuk pundak siswa, membelai kepala siswa atau sentuhan lain yang
membuat siswa bangga dan ingin tampil lebih baik lagi.
4) Kegiatan yang
menyenangkan hati siswa
Guru yang
profesional berusaha mengenal kecenderungan dan karakter semua siswanya. Guru
berusaha mengetahui hal-hal seperti apa yang lebih disenangi oleh siswa.
Sehingga apabila diberikan suatu tugas, mereka merasa senang melakukannya.
Sehubungan
dengan pemberian penguatan di dalam pembelajaran fisika guru juga dapat memilih
aktivitas yang membuat siswa senang. Misalnya, mengajukan pertanyaan yang
bersifat kompetisi dalam menjawab, memperagakan sesuatu di depan kelas,
mengerjakan latihan berbentuk teka-teki silang, melakukan studi tour, atau
memberikan tugas proyek dan banyak lagi aktivitas lain yang dapat dipilih dan
divariasikan.
Bentuk kegiatan
yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan kesenangan siswa di dalam belajar
fisika. Misalnya, apabila kelas tersebut dinominasi oleh siswa yang senang
berolahraga. Pada saat mempelajari gerak dalam bidang, guru membawa siswa ke
lapangan untuk memperagakan berbagai bentuk gerak parabola, gerak melingkar,
ataupun gerak pada bidang miring.
5) Simbol atau
benda
Bentuk lain dari
penguatan non verbal adalah simbol atau pemberian hadiah berbentuk benda.
Misalnya guru mempersiapkan mainan kecil dan lucu atau alat tulis, atau mungkin
hanya permen untuk dibagikan kepada siswa yang berpartisipasi secara aktif di
dalam pembelajaran.
Bagi siswa yang
mendapatkan hadiah, pemberian
tersebut akan mendorong dia untuk tampil
lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan siswa yang lain menjadi lebih
bersemangat, juga ingin mendapat hadiah. Karena hadiah tersebut melambangkan
prestasi mereka dalam belajar fisika. Hadiah dapat memberi kebanggaan dan
mendorong semangat mereka untuk lebih baik lagi pada kesempatan berikutnya.
6) Penguatan tak
penuh
Pada penguatan
ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang kurang benar atau tidak benar tidak
langsung disalahkan secara kasar tetapi dengan memberikan penguatan tetapi
tidak penuh, misalnya “Jawabanmu sudah baik, tetapi masih kurang tepat”.
Kemudian guru meminta siswa lain untuk menyempurnakan atau menambahkan sehingga
siswa tadi mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya benar, namun juga tidak
salah.
2.3 Prinsip Penggunaan Penguatan
Supaya penguatan
yang diberikan oleh guru tepat sasaran. Pemberian penguatan di dalam
pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan, sebagai
berikut.
1.
Hangat dan Antusias
Guru adalah
pemberi semangat bagi siswanya. Semangat tentu saja tidak mampu diberikan oleh
orang yang kurang atau tidak bersemangat. Aktivitas yang bertujuan memberikan
semangat tersebut juga tidak akan sampai pada sasaran, apabila pemberiannya
dilakukan tanpa dukungan kehangatan. Kehangatan yang ditampilkan oleh guru
secara psikologis berdampak positif terhadap siswa. Kehangatan tersebut dapat
mencairkan suasana kaku, diam, ramai, dan tegang menjadi kondusif.
Sikap antusias
dalam batas kewajaran atau tidak berlebihan punya makna sendiri di hati siswa.
Melihat gurunya antusias, siswa yang tadinya malas, mengantuk, capek, atau
melakukan aktivitas lain menjadi tertarik ikut di dalam pembelajaran. Jadi
apabila sebelumnya hanya sebagian siswa yang aktif di dalam pembelajaran, sikap
antusias yang ditampilkan guru dapat menarik yang belum aktif menjadi aktif.
2.
Kebermaknaan
Penguatan yang
diberikan oleh guru sangat berarti atau bermakna bagi siswa. Mereka merasa
lebih percaya diri, merasa dihargai, merasa diperhatikan, merasa berhasil dalam
belajar, merasa terpuji dan tersanjung. Perasaan ini berdampak terhadap mental
mereka. Siswa jadi lebih berani mengemukakan pendapatnya, meningkat rasa ingin
tahunya, dan lebih percaya diri. Dengan demikian diharapkan partisipasinya
menjadi lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Bila guru
melakukan penguatan secara tepat dan terus menerus, rasa ingin tahu siswa
terpenuhi, akibatnya mereka merasakan bahwa belajar fisika membuat mereka jadi
tahu banyak hal. Apa yang mereka ketahui tersebut membantu mereka menjawab
pertanyaan tentang suatu kejadian, yang mungkin sebelumnya membuat mereka
penasaran atau bingung.
3.
Menghindari respon negatif
Kadangkala siswa
kurang baik dalam mengungkapkan buah pikirannya di dalam kelas atau bahkan bisa
jadi pendapat tersebut keliru. Seorang guru profesional berusaha membesarkan
hati siswa dengan tanggapan yang positif. Tidak langsung menyalahkan atau
menghakimi siswa di hadapan teman-temannya. Contoh.
Guru tahu ada
siswa yang kurang memperhatikan pada saat memperagakan. Guru berpikir mungkin
si siswa sudah paham, jadi demonstrasi itu tidak menarik buat dia.
Guru menganggap
semua siswa sudah paham dan bersiap untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk
berlatih menggunakan jangka sorong.
Guru menunjuk
siswa yang tadinya tidak memperhatikan untuk membaca hasil pengukuran dan
menyampaikan kepada teman-temannya. Siswa tersebut tidak tahu cara membacanya,
sehingga kebingungan.
Pada kejadian
seperti ini, seorang guru professional guru tidak langsung menyalahkan atau
memarahi siswa karena tidak memperhatikan sewaktu guru menerangkan pelajaran.
Guru bisa menunjuk siswa lain untuk melaksanakan tugas itu dan siswa tadi
disuruh memperhatikan. Kepada siswa yang menggantikan tugas tadi guru memberi
penguatan dan kepada siswa pertama. Guru memberikan dorongan agar belajar lebih
tekun atau lebih serius dari sebelumnya. Guru tidak perlu mengeluarkan ucapan,
“Makanya perhatikan saat saya menerangkan, jangan sok tahu!!”
Ucapan atau
tanggapan negatif dapat merusak kondisi kelas. Tidak hanya siswa yang mendapat
perlakuan tidak enak saja yang terpengaruh, siswa lain akan ikut terkena
dampaknya. Perasaan tenang yang dirasakan siswa-siswa lain bisa berubah menjadi
tertekan, takut, cemas, dan was-was akan menghantui mereka. Suasana yang
tadinya santai dan nyaman bagi sebagian siswa berubah menjadi menegangkan.
Akibatnya mereka tidak konsentrasi lagi mengikuti pelajaran. Khawatir hal yang
sama menimpa mereka.
Siswa yang
menerima perlakuan atau tanggapan yang tidak mengenakan atau bersifat negatif,
bukannya akan menjadi bersemangat. Tetapi malah semakin mundur. Dia malu dengan
guru dan teman-temannya. Merasa diadili, dipersalahkan, dinilai tidak mampu,
dan berbagai perasaan lainnya. Ini dapat berakibat tumbuhnya rasa antipati
terhadap guru dan pelajaran fisika dan menimbulkan ketidaknyamanan dan lebih
ekstrim lagi menimbulkan dendam dan rasa benci. Jadi sebaiknya guru tidak
pernah memberikan tanggapan negatif terhadap siswa. Guru boleh menghukum atau
memarahi siswa, tetapi harus dengan santun dan penuh rasa kasih orang tua kepada
siswanya.
4.
Pemberian penguatan dengan segera
Penguatan
seharusnya diberikan dengan segera setelah muncul tingkah laku atau respon dari
siswa. Penguatan yang ditunda pemberiannya, cenderung menyebabkan menjadi
kurang efektif. Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan
hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan respon
yang diharapkan. Dengan kata lain, tidak ada waktu tunggu antara respon yang
ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan.
5.
Variasi bentuk penguatan
Proses
pembelajaran yang bersifat tatap muka berlangsung 1 atau 2 jam pelajaran, sekitar 40 atau 45
sampai 80 atau 90 menit. Waktu yang cukup lama untuk menjaga interaksi positif
berlangsung secara terus menerus, atau untuk mempertahankan semangat belajar.
Banyak aktivitas
dan tugas yang bisa diberikan guru selama selang waktu tersebut. Tentu saja
beragam pula pertisipasi yang bisa diberikan oleh siswa. Setiap sumbangan
pikiran siswa layak diberikan penghargaan, semua siswa berhak mendapatkan
penguatan. Agar tidak membosankan dan selalu hidup, guru harus pintar
memvariasikan berbagai bentuk penguatan. Kadang mengatakan bagus, pada
kesempatan lain mengacungkan jempol, berikutnya tersenyum sambil menganggukan
kepala, lalu mendekati siswa, begitu seterusnya. Sehingga ucapan atau tanggapan
yang sama tidak keluar berulang-ulang dalam waktu terbatas.
2.4 Cara
Penggunaan
Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Pada umumnya
penghargaan mempunyai pengaruh yang positif dalam kegiatan belajar mengajar,
yakni mendorong siswa memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan prestasinya.
Menurut pendapat Barnawi dan Mohammad Arifin (2012: 211 – 212), menyebutkan
beberapa cara yang dapat digunakan untuk memberi penguatan (reinforcement),
yaitu:
1.
Penguatan kepada pribadi tertentu
Penguatan harus
jelas kepada siapa ditujukan. Karena apabila tidak, akan kurang efektif. Oleh
karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama
siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya.
2.
Penguatan kepada kelompok
Penguatan dapat
pula diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya “Bapak sangat senang kalian
menyelesaikan tugas ini dengan baik”. Dapat juga memberikan sebuah penghargaan
lain.
3. Pemberian penguatan dengan cara segera
Penguatan
dengan cara segera adalah penguatan yang diberikan sesegera mungkin setelah
muncul respons peserta didik yang diharapkan. Penguatan yang sempat tertunda
tidak akan efektif. Bahkan, dapat menimbulkan kesan kepada peserta didik bahwa
guru kurang peduli terhadap mereka.
4.
Variasi dalam penggunaannya
Guru
hendaknya memberikan penguatan yang bervariasi. Tidak tebatas pada satu jenis
saja. Apabila penguatan yang diberikan hanya sejenis saja, akan menimbulkan
kebosanan dan lama kelamaan penguatan tersebut tidak akan efektif. Di samping
itu, apabila guru menggunakan penguatan yang itu-itu saja, peserta didik akan
menjadikannya sebagai bahan tertawaan. Biasanya peserta didik akan ikut-ikutan
menggunakan penguatan.
Dari uraian
di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa cara yang dapat digunakan
memberikan penguatan, yaitu penguatan kepada pribadi tertentu, penguatan kepada
kelompok peserta didik, pemberian penguatan dengan cara segera dan variasi
dalam penggunaannya. Penghargaan diberikan sebagai respon guru terhadap hasil
perilaku siswa atau sekelompok siswa, seperti siswa memperoleh nilai tertinggi
di kelas, siswa dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat, siswa atau
sekelompok siswa telah berani maju ke depan kelas. Penghargaan yang diberikan
guru tidak hanya terbatas pada pemberian ucapan atau kata-kata tetapi juga
dapat diwujudkan dengan tindakan guru kepada siswa seperti memberikan tepuk
tangan, memberi senyuman, memberikan tanda bintang dan sebagainya. Penghargaan
yang diberikan dalam pembelajaran diberikan kepada siswa maupun sekelompok
siswa sesuai dengan prestasinya.
2.5 Kelebihan
Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Pemberian
penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan atau manfaat
apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain.
1.
Dapat meningkatkan perhatian dan
motivasi siswa terhadap materi.
2.
Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik
dan produktif.
3.
Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri
siswa itu sendiri.
4.
Dapat meningkatkan cara belajar siswa
menjadi aktif.
5.
Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan
belajarnya secara mandiri.
Kelebihan-kelebihan
dalam memberikan penguatan bergantung pada guru yang memberikan penguatan.
Apabila guru tersebut sesuai dalam memberikan penguatan, maka proses
pembelajaran akan tercapai secara maksimal.
2.6 Kelemahan
Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Walaupun
pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula
pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan
belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang
dilakukan siswa tersebut.
Pemberian
penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal. Misalnya, pemberian
penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat mengakibatkan siswa menjadi
bersifat materialistis.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penguatan adalah
respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali perilaku itu.
Komponen-komponen
yang terdapat dalam pemberian penguatan, antara lain penguatan verbal dan
penguatan non verbal. Penguatan verbal adalah respon yang ditunjukkan secara
lisan atau ucapan terhadap suatu perilaku. Penguatan non verbal adalah respon
yang ditunjukkan dengan perbuatan-perbuatan yang berupa mimik, gerak badan,
mendekati siswa, menyentuh, hal yang menyenangkan hati siswa, simbol atau
benda, dan penguatan tak penuh.
Pemberian
penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian
penguatan, antara lain memberikan kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan,
menghindari respon negatif, pemberian penguatan dengan segera, dan
memvariasikan bermacam-macam bentuk penguatan.
Ada dua cara
dalam menggunakan penguatan, antara lain penguatan kepada pribadi tertentu dan
penguatan kepada kelompok.
Pemberian
penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan apabila dapat
dilakukan dengan tepat, antara lain dapat meningkatkan perhatian dan motivasi
siswa terhadap materi, dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif,
dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri, dapat meningkatkan
cara belajar siswa menjadi aktif, dan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan
belajarnya secara mandiri.
Pemberian
penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa
tersebut akan menyebabkan siswa enggan belajar. Pemberian penguatan yang
berlebihan juga akan berakibat fatal.
3.2
Saran
3.2.1
Saran untuk Pembaca
Diharapkan
setelah membaca makalah ini, para pembaca terutama untuk para calon guru atau
pendidik dapat lebih mengetahui keterampilan dalam memberikan penguatan dalam
proses pembelajaran. Sehingga hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin
dengan baik, dan suasana di dalam kelas tercipta menyenangkan dan tidak tegang.
3.2.2
Saran untuk Pendidik
Diharapkan
setelah membaca makalah ini, para pendidik yang sebelumnya tidak pernah atau
jarang dalam memberikan penguatan menjadi tahu bahwa penguatan dalam proses
pembelajaran sangat penting dikarenakan dapat memotivasi siswa dalam belajar.
Sebaiknya para pendidik menghindari respon negatif, karena hal tersebut dapat
membuat siswa tertekan.
No comments:
Post a Comment