Tuesday, 13 March 2018

PEMBELAJARAN MIKRO (KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN

PEMBELAJARAN MIKRO
(KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN)


KATA PENGANTAR
            Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang keterampilan memberikan penguatan.
            Makalah  ini telah kami susun dengan maksimal dan kami saling bekerjasama dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada anggota kelompok yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. 
             Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
            Akhir kata kami berharap semoga makalah  tentang keterampilan memberikan penguatan dapat bermanfaat untuk masyarakat, dan dapat menjadi inspirasi terhadap pembaca.


Bandar Lampung, Oktober 2017

Penulis






DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................        i
KATA PENGANTAR.........................................................................        ii
DAFTAR ISI.........................................................................................        iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang..................................................................................        1
1.2  Rumusan Masalah.............................................................................        2
1.3  Tujuan................................................................................................        2

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Definisi Dualisme..............................................................................        3
2.2 Jenis –jenis Dualisme.........................................................................        5
2.3 Pengaruh Dualisme dalam Pembangunan Perekonomian Indonesia
...........................................................................................................        7
2.4 Cara Penggunaan Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran.........        10
2.5 Kelebihan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran..........        11
2.6 Kelemahan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran........        11

BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan........................................................................................        12
3.2  Saran..................................................................................................        12

DAFTAR PUSTSAKA









BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
      Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara siswa di dalam suatu kelas.

      Semua usaha yang dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu pada bagaimana memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu guru mestinya merencsiswaan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif di dalam proses pembelajaran.

      Partisipasi siswa di dalam pembelajaran sebaiknya diberikan tanggapan balik oleh guru sehingga siswa termotivasi untuk mengulangi aktivitas tersebut dengan kualitas yang lebih baik. Tanggapan yang diberikan guru sesaat setelah siswa berpartisipasi disebut penguatan atau reinforcement. Reinforcement berbeda dengan reward. Reward merupakan hadiah keberhasilan siswa yang mencapai hasil memuaskan dalam kegiatan pembelajaran. Berbagai bentuk penguatan dapat dikombinasikan oleh guru, sehingga tidak terkesan mengada-ada, tidak alami atau tidak spontan.

      Keterampilan dasar memberikan penguatan perlu dimiliki oleh seorang guru, karena terkadang guru suka bersikap dingin terhadap respon yang diberikan siswa ketika di kelas. Sepertinya pemikiran tersebut tidak dihargai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan melemahnya motivasi dalam belajar. Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta pembelajaran yang kondusif.

      Dengan demikian, seorang guru harus mampu untuk menjaga motivasi belajar siswanya agar dapat mencapai suatu hasil yang optimal ketika melakukan suatu proses pembelajaran.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan penguatan dalam pembelajaran?
2.      Apakah komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan?
3.      Bagaimana prinsip penggunaan penguatan?
4.      Bagaimana cara penggunaan pemberian penguatan dalam pembelajaran?
5.          Apa saja kelebihan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?
6.          Apa saja kelemahan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?

1.3  Tujuan
1.        Untuk mengetahui pengertian dari penguatan dalam pembelajaran.
2.        Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian                           penguatan.
3.        Untuk mengetahui prinsip penggunaan penguatan.
4.        Untuk mengetahui cara penggunaan pemberian penguatan dalam pembelajaran.
5.        Untuk mengetahui kelebihan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran.
6.        Untuk mengetahui kelemahan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran.





















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Penguatan
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif adalah penguatan yang bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Misalnya dalam penguatan negatif, guru memberikan sindiran kepada siswa yang tidak memperhatikan saat guru tersebut menerangkan suatu materi pelajaran.
2.1.1  Manfaat penguatan bagi siswa, antara lain.
1.      Meningkatnya perhatian dalam belajar.
2.      Membangkitkan dan memelihara perilaku.
3.      Menumbuhkan rasa percaya diri.
4.      Memelihara suasana belajar yang kondusif.
5.      Meningkatkan perhatian siswa
6.       Membangkitkan dan memelihara motivasi siswa;
7.        Memudahkan siswa belajar
8.      Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.

Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan membangkitkan semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Semangat siswa yang tinggi akan meningkatkan daya tangkap ilmu sehingga nantinya tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat diraih dengan baik.
Penguatan harus dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun kurang baik perilakunya. Guru tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan penguatan.
Sedangkan menurut beberapa ahli diantaranya menurut Moh. Uzer Usman (2013: 81), penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar dan bertujuan sebagai berikut:
a)      Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
b)      Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
c)      Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.

Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Marno & M. Idris (2014: 130 131), mengemukakan beberapa tujuan pemberian penguatan yaitu:
a)      Meningkatkan perhatian siswa dalam proses belajar.
b)      Membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
c)      Mengarahkan pengembangan berfikir siswa ke arah berfikir yang baik atau divergen.
d)     Mengatur dan mengembangkan diri anak dalam proses belajar.
e)      Mengendalikan serta memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif dan mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.

Menurut pendapat Saidiman dalam (Hamzah B. Uno, 2010:65) keterampilan memberi penguatan bertujuan untuk:
a)      Meningkatkan perhatian siswa.
b)      Melancarkan atau memudahkan proses belajar.
c)      Membangkitkan dan mempertahankan motivasi.
d)     Mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku belajar yang produktif.
e)      Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar.
f)       Mengarahkan pada cara berfikir yang baik/divergen dan inisiatif pribadi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan memberi penguatan perlu mendapat perhatian, sebab penguatan yang diberikan guru berpengaruh besar terhadap motivasi siswa untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut.

2.2 Komponen-Komponen yang Terdapat Dalam Pemberian  Penguatan
2.2.1  Penguatan Verbal
Salah satu bentuk penguatan yang bisa diberikan oleh guru untuk memotivasi siswa agar berpartisipasi dalam pembelajaran adalah lewat ucapan. Segala ungkapan kata-kata yang dilontarkan guru untuk menanggapi balik aktivitas siswa termasuk ke dalam penguatan verbal.
Tanggapan guru yang berupa kata-kata pujian, dukungan, dan pengakuan dapat digunakan untuk memberikan penguatan atas kinerja peserta didik. Peserta didik yang telah mendapatkan penguatan akan merasa bangga dan termotivasi untuk meningkatkan kembali prestasi belajarnya..
Penguatan verbal dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu melalui kata-kata dan melalui kalimat. Penguatan dalam bentuk kata-kata dapat berupa: benar, bagus, tepat, bagus sekali, ya, baik, dan lain sebagainya. Sedangkan penguatan dalam bentuk kalimat dapat berupa kalimat:
a)      “Pekerjaanmu baik sekali”.
b)      “Saya sengang dengan pekerjaanmu”.
c)      “Pekerjaanmu makin lama makin baik”.
d)     “Contoh yang kamu berikan tepat sekali”.
e)      “Jawaban kamu lengkap sekali”.

2.2.2  Penguatan Non Verbal
Memberikan tanggapan balik yang bertujuan agar siswa terdorong untuk lebih berprestasi, tidak terbatas dalam bentuk ucapan saja. Banyak bentuk pemberian penguatan yang dapat dipilih oleh guru, sehingga tidak membosankan bagi siswa. Bentuk-bentuk perbuatan tersebut dapat dibedakan dalam kategori berikut.
1) Mimik dan gerak badan
Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila dua orang atau lebih yang berinteraksi saling berhadapan. Selama proses interaksi tersebut dipertahankan agar mimik muka atau wajah tidak cemberut, dingin, tanpa ekspresi, dan tampilan-tampilan lain yang menimbulkan kesan tidak simpatik. Selama proses pembelajaran, interaksi antara siswa dengan guru berlangsung terus menerus selama waktu 2 x 40 menit atau 2 x 45 menit.
Selama selang waktu yang relatif panjang tersebut diharapkan siswa berpartisipasi secara aktif dan untuk mempertahankan kondisi positif tersebut guru secara berkesinambungan memberikan berbagai penguatan. Salah satu bentuk penguatan tersebut adalah mimik. Senyuman, anggukan, gelengan yang mengisyaratkan rasa takjub dengan tanggapan siswa, mengangkat kedua alis, acungan jempol, dan lain-lain. Variasi-variasi tersebut dapat dipilih dan divariasikan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
2) Mendekati
Setiap siswa memiliki kecenderungan yang sangat mungkin berbeda dengan temannya. Ada siswa yang senang dipuji dan dibesarkan hatinya dengan kata-kata manis dan simpatik, ada siswa yang puas hanya dengan senyuman atau tatapan bangga sesaat dari gurunya. Tapi ada siswa yang berharap lebih dari itu. Mereka lebih senang kalau guru berada di sampingnya saat memberikan penguatan.
Tipe siswa yang lebih suka didekati tersebut. Sebaiknya guru berusaha memenuhi harapan tersebut. Karena tidak berat bagi guru untuk berpindah dari depan ke tempat siswa yang baru saja memberi tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan, atau memberi penjelasan. Mendekati di sini bukan sekedar berdekatan secara fisik, tetapi digabung dengan bentuk penguatan yang lain, sehingga tidak terkesan hambar atau dingin.
3) Sentuhan
Kontak fisik atau sentuhan yang diberikan oleh guru suatu kebanggaan tersendiri bagi sekelompok siswa. Bagi siswa yang sudah memberikan jawaban pertanyaan, melengkapi jawaban temannya atau memberi penjelasan, tanggapan bahkan kritikan atau meralat argumentasi temannya, guru dapat memberikan penguatan dengan menyalami, menepuk-nepuk pundak siswa, membelai kepala siswa atau sentuhan lain yang membuat siswa bangga dan ingin tampil lebih baik lagi.
4) Kegiatan yang menyenangkan hati siswa
Guru yang profesional berusaha mengenal kecenderungan dan karakter semua siswanya. Guru berusaha mengetahui hal-hal seperti apa yang lebih disenangi oleh siswa. Sehingga apabila diberikan suatu tugas, mereka merasa senang melakukannya.
Sehubungan dengan pemberian penguatan di dalam pembelajaran fisika guru juga dapat memilih aktivitas yang membuat siswa senang. Misalnya, mengajukan pertanyaan yang bersifat kompetisi dalam menjawab, memperagakan sesuatu di depan kelas, mengerjakan latihan berbentuk teka-teki silang, melakukan studi tour, atau memberikan tugas proyek dan banyak lagi aktivitas lain yang dapat dipilih dan divariasikan.
Bentuk kegiatan yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan kesenangan siswa di dalam belajar fisika. Misalnya, apabila kelas tersebut dinominasi oleh siswa yang senang berolahraga. Pada saat mempelajari gerak dalam bidang, guru membawa siswa ke lapangan untuk memperagakan berbagai bentuk gerak parabola, gerak melingkar, ataupun gerak pada bidang miring.
5) Simbol atau benda
Bentuk lain dari penguatan non verbal adalah simbol atau pemberian hadiah berbentuk benda. Misalnya guru mempersiapkan mainan kecil dan lucu atau alat tulis, atau mungkin hanya permen untuk dibagikan kepada siswa yang berpartisipasi secara aktif di dalam pembelajaran.
Bagi siswa yang mendapatkan  hadiah, pemberian tersebut  akan mendorong dia untuk tampil lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan siswa yang lain menjadi lebih bersemangat, juga ingin mendapat hadiah. Karena hadiah tersebut melambangkan prestasi mereka dalam belajar fisika. Hadiah dapat memberi kebanggaan dan mendorong semangat mereka untuk lebih baik lagi pada kesempatan berikutnya.
6) Penguatan tak penuh
Pada penguatan ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang kurang benar atau tidak benar tidak langsung disalahkan secara kasar tetapi dengan memberikan penguatan tetapi tidak penuh, misalnya “Jawabanmu sudah baik, tetapi masih kurang tepat”. Kemudian guru meminta siswa lain untuk menyempurnakan atau menambahkan sehingga siswa tadi mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya benar, namun juga tidak salah.
2.3  Prinsip Penggunaan Penguatan
Supaya penguatan yang diberikan oleh guru tepat sasaran. Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan, sebagai berikut.
1.       Hangat dan Antusias
Guru adalah pemberi semangat bagi siswanya. Semangat tentu saja tidak mampu diberikan oleh orang yang kurang atau tidak bersemangat. Aktivitas yang bertujuan memberikan semangat tersebut juga tidak akan sampai pada sasaran, apabila pemberiannya dilakukan tanpa dukungan kehangatan. Kehangatan yang ditampilkan oleh guru secara psikologis berdampak positif terhadap siswa. Kehangatan tersebut dapat mencairkan suasana kaku, diam, ramai, dan tegang menjadi kondusif.
Sikap antusias dalam batas kewajaran atau tidak berlebihan punya makna sendiri di hati siswa. Melihat gurunya antusias, siswa yang tadinya malas, mengantuk, capek, atau melakukan aktivitas lain menjadi tertarik ikut di dalam pembelajaran. Jadi apabila sebelumnya hanya sebagian siswa yang aktif di dalam pembelajaran, sikap antusias yang ditampilkan guru dapat menarik yang belum aktif menjadi aktif.
2.       Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan oleh guru sangat berarti atau bermakna bagi siswa. Mereka merasa lebih percaya diri, merasa dihargai, merasa diperhatikan, merasa berhasil dalam belajar, merasa terpuji dan tersanjung. Perasaan ini berdampak terhadap mental mereka. Siswa jadi lebih berani mengemukakan pendapatnya, meningkat rasa ingin tahunya, dan lebih percaya diri. Dengan demikian diharapkan partisipasinya menjadi lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Bila guru melakukan penguatan secara tepat dan terus menerus, rasa ingin tahu siswa terpenuhi, akibatnya mereka merasakan bahwa belajar fisika membuat mereka jadi tahu banyak hal. Apa yang mereka ketahui tersebut membantu mereka menjawab pertanyaan tentang suatu kejadian, yang mungkin sebelumnya membuat mereka penasaran atau bingung.
3.      Menghindari respon negatif
Kadangkala siswa kurang baik dalam mengungkapkan buah pikirannya di dalam kelas atau bahkan bisa jadi pendapat tersebut keliru. Seorang guru profesional berusaha membesarkan hati siswa dengan tanggapan yang positif. Tidak langsung menyalahkan atau menghakimi siswa di hadapan teman-temannya. Contoh.
Guru tahu ada siswa yang kurang memperhatikan pada saat memperagakan. Guru berpikir mungkin si siswa sudah paham, jadi demonstrasi itu tidak menarik buat dia.
Guru menganggap semua siswa sudah paham dan bersiap untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan jangka sorong.
Guru menunjuk siswa yang tadinya tidak memperhatikan untuk membaca hasil pengukuran dan menyampaikan kepada teman-temannya. Siswa tersebut tidak tahu cara membacanya, sehingga kebingungan.
Pada kejadian seperti ini, seorang guru professional guru tidak langsung menyalahkan atau memarahi siswa karena tidak memperhatikan sewaktu guru menerangkan pelajaran. Guru bisa menunjuk siswa lain untuk melaksanakan tugas itu dan siswa tadi disuruh memperhatikan. Kepada siswa yang menggantikan tugas tadi guru memberi penguatan dan kepada siswa pertama. Guru memberikan dorongan agar belajar lebih tekun atau lebih serius dari sebelumnya. Guru tidak perlu mengeluarkan ucapan, “Makanya perhatikan saat saya menerangkan, jangan sok tahu!!”
Ucapan atau tanggapan negatif dapat merusak kondisi kelas. Tidak hanya siswa yang mendapat perlakuan tidak enak saja yang terpengaruh, siswa lain akan ikut terkena dampaknya. Perasaan tenang yang dirasakan siswa-siswa lain bisa berubah menjadi tertekan, takut, cemas, dan was-was akan menghantui mereka. Suasana yang tadinya santai dan nyaman bagi sebagian siswa berubah menjadi menegangkan. Akibatnya mereka tidak konsentrasi lagi mengikuti pelajaran. Khawatir hal yang sama menimpa mereka.
Siswa yang menerima perlakuan atau tanggapan yang tidak mengenakan atau bersifat negatif, bukannya akan menjadi bersemangat. Tetapi malah semakin mundur. Dia malu dengan guru dan teman-temannya. Merasa diadili, dipersalahkan, dinilai tidak mampu, dan berbagai perasaan lainnya. Ini dapat berakibat tumbuhnya rasa antipati terhadap guru dan pelajaran fisika dan menimbulkan ketidaknyamanan dan lebih ekstrim lagi menimbulkan dendam dan rasa benci. Jadi sebaiknya guru tidak pernah memberikan tanggapan negatif terhadap siswa. Guru boleh menghukum atau memarahi siswa, tetapi harus dengan santun dan penuh rasa kasih orang tua kepada siswanya.
4.       Pemberian penguatan dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan dengan segera setelah muncul tingkah laku atau respon dari siswa. Penguatan yang ditunda pemberiannya, cenderung menyebabkan menjadi kurang efektif. Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan respon yang diharapkan. Dengan kata lain, tidak ada waktu tunggu antara respon yang ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan.


5.      Variasi bentuk penguatan
Proses pembelajaran yang bersifat tatap muka berlangsung 1  atau 2 jam pelajaran, sekitar 40 atau 45 sampai 80 atau 90 menit. Waktu yang cukup lama untuk menjaga interaksi positif berlangsung secara terus menerus, atau untuk mempertahankan semangat belajar.

Banyak aktivitas dan tugas yang bisa diberikan guru selama selang waktu tersebut. Tentu saja beragam pula pertisipasi yang bisa diberikan oleh siswa. Setiap sumbangan pikiran siswa layak diberikan penghargaan, semua siswa berhak mendapatkan penguatan. Agar tidak membosankan dan selalu hidup, guru harus pintar memvariasikan berbagai bentuk penguatan. Kadang mengatakan bagus, pada kesempatan lain mengacungkan jempol, berikutnya tersenyum sambil menganggukan kepala, lalu mendekati siswa, begitu seterusnya. Sehingga ucapan atau tanggapan yang sama tidak keluar berulang-ulang dalam waktu terbatas.

2.4 Cara Penggunaan Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Pada umumnya penghargaan mempunyai pengaruh yang positif dalam kegiatan belajar mengajar, yakni mendorong siswa memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan prestasinya. Menurut pendapat Barnawi dan Mohammad Arifin (2012: 211 – 212), menyebutkan beberapa cara yang dapat digunakan untuk memberi penguatan (reinforcement), yaitu:
1.       Penguatan kepada pribadi tertentu
Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan. Karena apabila tidak, akan kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya.
2.      Penguatan kepada kelompok
Penguatan dapat pula diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya “Bapak sangat senang kalian menyelesaikan tugas ini dengan baik”. Dapat juga memberikan sebuah penghargaan lain.
3.      Pemberian penguatan dengan cara segera
Penguatan dengan cara segera adalah penguatan yang diberikan sesegera mungkin setelah muncul respons peserta didik yang diharapkan. Penguatan yang sempat tertunda tidak akan efektif. Bahkan, dapat menimbulkan kesan kepada peserta didik bahwa guru kurang peduli terhadap mereka.


4.           Variasi dalam penggunaannya
Guru hendaknya memberikan penguatan yang bervariasi. Tidak tebatas pada satu jenis saja. Apabila penguatan yang diberikan hanya sejenis saja, akan menimbulkan kebosanan dan lama kelamaan penguatan tersebut tidak akan efektif. Di samping itu, apabila guru menggunakan penguatan yang itu-itu saja, peserta didik akan menjadikannya sebagai bahan tertawaan. Biasanya peserta didik akan ikut-ikutan menggunakan penguatan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa cara yang dapat digunakan memberikan penguatan, yaitu penguatan kepada pribadi tertentu, penguatan kepada kelompok peserta didik, pemberian penguatan dengan cara segera dan variasi dalam penggunaannya. Penghargaan diberikan sebagai respon guru terhadap hasil perilaku siswa atau sekelompok siswa, seperti siswa memperoleh nilai tertinggi di kelas, siswa dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat, siswa atau sekelompok siswa telah berani maju ke depan kelas. Penghargaan yang diberikan guru tidak hanya terbatas pada pemberian ucapan atau kata-kata tetapi juga dapat diwujudkan dengan tindakan guru kepada siswa seperti memberikan tepuk tangan, memberi senyuman, memberikan tanda bintang dan sebagainya. Penghargaan yang diberikan dalam pembelajaran diberikan kepada siswa maupun sekelompok siswa sesuai dengan prestasinya.

2.5  Kelebihan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain.
1.      Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.
2.      Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
3.      Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
4.      Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
5.      Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada guru yang memberikan penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam memberikan penguatan, maka proses pembelajaran akan tercapai secara maksimal.
2.6  Kelemahan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut.
Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.

























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu.
Komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan, antara lain penguatan verbal dan penguatan non verbal. Penguatan verbal adalah respon yang ditunjukkan secara lisan atau ucapan terhadap suatu perilaku. Penguatan non verbal adalah respon yang ditunjukkan dengan perbuatan-perbuatan yang berupa mimik, gerak badan, mendekati siswa, menyentuh, hal yang menyenangkan hati siswa, simbol atau benda, dan penguatan tak penuh.
Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan, antara lain memberikan kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, menghindari respon negatif, pemberian penguatan dengan segera, dan memvariasikan bermacam-macam bentuk penguatan.
Ada dua cara dalam menggunakan penguatan, antara lain penguatan kepada pribadi tertentu dan penguatan kepada kelompok.
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi, dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif, dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri, dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif, dan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
Pemberian penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut akan menyebabkan siswa enggan belajar. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal.

3.2 Saran
3.2.1 Saran untuk Pembaca
Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca terutama untuk para calon guru atau pendidik dapat lebih mengetahui keterampilan dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Sehingga hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik, dan suasana di dalam kelas tercipta menyenangkan dan tidak tegang.


3.2.2 Saran untuk Pendidik

Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pendidik yang sebelumnya tidak pernah atau jarang dalam memberikan penguatan menjadi tahu bahwa penguatan dalam proses pembelajaran sangat penting dikarenakan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Sebaiknya para pendidik menghindari respon negatif, karena hal tersebut dapat membuat siswa tertekan.

No comments:

Post a Comment