MAKALAH
TEORI PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA
Teaching Language Skills
(Pengintegrasian Empat
Keterampilan Berbahasa)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keterampilan berbahasa
terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahsa lisan.
Klasifikasi seperti ini, dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif.
Implikasinya, pembelajaran berbahasa ini harus difokuskan pada kemampuan siswa
memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan
sehari-hari. Pembelajaran keterampilan berbahasa tidak boleh ditafsirkan
sebagai mengajarkan memahami dan menggunakan bahasa, tetapi harus dipahami
sebagai mengajak siswa berlatih memahami dan menggunakan bahasa. Dengan
pemahaman seperti ini, guru akan terdorong untuk merancang dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran membaca, menulis, menyimak, dan berbicara dengan lebih bervariasi
lagi sehingga pengalaman belajar dari kegiatan
pembelajaran ini tambah bermakna bagi siswa.
Sehubungan dengan uraian tersebut,
fokus kajian tulisan ini adalah pengintegrasian empat keterampilan berbahasa
yang meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang terlingkup dalam
ranah teaching language skills. Secara
terhadap penulisan akan menyajikan peran dari masing-masing keterampilan
berbahasa yang secara garis besarnya terbagi dalam dua kelompok, yakni kategori
berbahasa tulis dan kategori berbahasa lisan dan kemudian melihat
keintegrasiannya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Menjelaskan
pembelajaran keterampilan membaca
2.
Menjelaskan
pembelajaran keterampilan menulis
3.
Menjelaskan
pembelajaran keterampilan menyimak
4.
Menjelaskan
pembelajaran keterampilan berbicara
5.
Menjelaskan
hubungan antara empat keterampilan berbahasa
C.
Tujuan
Adapun tujuan
yang diharapkan penulis yaitu agar pembaca mengerti ataupun mengetahui
keterampilan berbahasa yang baik dan benar yang meliputi keterampilan membaca,
menulis, menyimak, berbicara dan menjelaskan antara hubungan empat keterampilan
berbahasa.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pembelajaran
Keterampilan Membaca
1.
Hakikat
Membaca
Pada
hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai
proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada
aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada
konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.
Proses
membaca sendiri terdiri dari atas bebrapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah
aspek sensorik (kemampuan memahami simbol), aspek preseptual (kemampuan
menginterpretasikan apa yang dilihat sebagai simbol), aspek skema (kemampuan
menghubungkan informasi tertulis dengan pengetahuan yang telah ada), aspek
berpikir (kemampuan membuat inferensi dan evaluasi), aspek afektif (minat
membaca yang berpengaruh terhatap kegiatan membaca).
2.
Tujuan
Membaca
Setiap
pembaca memahami bacaan yang dibacanya. Dengan demikian, pemahaman menjadi
faktor penting dalam membaca. Adapun tujuan membaca meliputi:
a.
Menikmati
keindahan yang terkandung dalam bacaan.
b.
Membaca
bersuara.
c.
Menggunakan
strategi untuk memahami bacaan.
d.
Menggali
simpanan pengetahuan atau skemata.
e.
Menghubungkan
pengetahuan baru dengan skemata.
f.
Mencari
informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan baik lisan atau
tertulis.
g.
Melakukan
penguatan atau penolakan terhadap ramalan siswa sebelum membaca.
h.
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bereksperementasi.
i.
Mempelajari
struktur bacaan
j.
Menjawab
pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau penulis.
3.
Teks
Bacaan
a.
Pemahaman
kalimat
Pada saat
membaca siswa dihadapkan pada kalimat majemuk yang kompleks sehingga sulit
mereka memahami. Guru hendaknya mengatasi hal tersebut dengan menyusun kalimat
yang dipotong dan mencari kata kerja, serta menyuruh siswa mencari bagian
penting dan menuliskannya.
b.
Pola-pola
organisasi paragraf
Susunan
paragraf mengandung berbagai pola pengorganisasian, yaitu membuat daftar dari
sesuatu, menerapkan secara kronologis, perbandingan, kontras dan sebab akibat.
4.
Teknik
Strategi Pembelajaran Membaca
Untuk
meningkatkan pemahaman terhadap keseluruhan teks, biasanya guru menerapkan
kegiatan prabaca, kegiatan inti membaca, dan kegiatan pascabaca.
1.
Kegiatan
prabaca
Dalam kegiatan
prabaca dimaksudkan untuk mengunggah perilaku siswa dalam menyelesaikan masalah
dan motivasi penelaahan materi.
a.
Gambaran
awal yang berisi informasi berkaitan dengan isi cerita yang akan dibaca.
b.
Petunjuk
melakukan antisipasi yang berisi pertanyaan-pertanyaan deklaratif, sebagian
mungkin ada yang tidak benar.
c.
Pemetaan
semantik yaitu kegiatan yang memperkenalkan kosakata yang akan ditemukan dalam
bacaan.
d.
Menulis
sebelum membaca yaitu pengalaman pribadi yang relevan yang membantu siswa untuk
membantu siswa merespon dan bereaksi yang lebih positif.
e.
Drama
atau simulator yaitu menggambarkan situasi yang dikembangkan dalam cerita.
2.
Kegiatan
inti membaca
Bebrapa
strategi dapat digunakan yaitu:
a.
Strategi
metakognitif.
b. Cloze
Procedure.
c. Pertanyaan pemandu.
3.
Kegiatan
pascabaca
Adapun kegiatan
dan strategi yang dapat dilakukan oleh siswa setelah membaca, yakni:
a.
Memperluas
kesempatan belajar.
b.
Mengajukan
pertanyaan.
c.
Mengadakan
pameran visual.
d.
Pementasan
teater aktual.
e.
Menceritakan
kembali.
f.
Penerapan
hasil membaca.
B.
Pembelajan
Keterampilan Menulis
1.Hakikat
Menulis
Menulis
merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan.
Dilihat
dari prosesnya, menulis dimulai dari sesuatu yang tidak tampak sebab masih
berbentuk pikiran, bersifat sangat pribadi.
2.
Teknik dan strategi pembelajaran menulis
a. pembelajaran menulis di dalam kelas
- bermain-main
dengan bahasa dan tulisan
- kuis
- memberi atau
mengganti akhir cerita
- menulis
meniru model: copy the master
b.
pembelajaran
menulis di luar kelas
kegiatan yang
dapat mendorong minat siswa untuk menulis adalah majalah dinding (mading).
C.
Pembelajaran
Keterampilan Menyimak
1.Hakikat
Menyimak
Menyimak
dapat dipandang sebagai suatu sarana, sebagai keterampilan, seni, sebagai suatu
proses, sebagai suatu respon dan pengalaman kreatif.
Menyimak
bertujuan untuk berkomunikasi karena melibatkan keterampilan yang bersifat
aural dan oral. Sebagai suatu proses menyimak berkaitan dengan proses
keterampilan yang kompleks, yaitu keterampialn mendengarkan, memahami,
menilai dan merespon. Menyimak dikatakan
sebagai respon, sebab respon merupakan unsur utama dalam menyimak. Penyimak
dapat merespon dengan efektif jika ia memiliki panca indra yang cukup baik dan
mempunyai menginterpretasikan pesan yang terkandung dalam tuturan yang
disimiaknya,
2.
Bahan Pembelajaran Menyimak
Tujuan
menyimak, melatih siswa memahami bahasa lisan. Secara umum bahan pembelajaran
menyimak dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca, menulis, kosakata, karya
sastra, dan bahan yang disusun guru sendiri atau diambil dari media cetak.
D.
Berbicara
1.Hakikat
Berbicara
Berbicara
diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi bahasa untuk mengespresikan atau
menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan.
2.
Jenis-Jenis Berbicara
a. berdasarkan tujuan
- berbicara memberitahukan,
melaporkan, dan menginformasikan.
- berbicara menghibur.
- berbicara mengajak,
membujuk, meyakinkan dan menggerakan.
b. berdasarkan situasi
- berbicara formal
(ceramah, wawancara)
- berbicara informal
(bertelepon)
c. berdasarkan cara
penyampaian
- berbicara mendadak, tanpa
direncanakan berbicara didepan umum.
- berbicara
berdasarkan catatan, pembicaraan menggunakan catatan kecil yang disiapkan
sebelumnya serta telah menguasai materi.
- berbicara
berdasarkan hafalan, pembicara menyiapkan dengan cermat dan menulis dengan
lengkap kemudian, dihafalkan kata demi kata dan kalimat demi kalimat sebelum
berbicara.
- berbicara
berdasarkan naskah
pembicara telah
menyusun naskah pembicaraan secara tertulis dan membacakannya pada saat
berbicara.
d.
Berdasarkan
jumlah pendengar
-berbicara
antar pribadi
-berbicara
dalam kelompok kecil
Berbicara dalam
kelompok besar
3.Bahan dan
Strategi Pembelajaran Berbicara
Keterampilan
berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa
lisan. Klasifikasi seperti ini, dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif.
Implikasinya, pembelajaran harus difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
4.Program
pembelajaran bahasa terpadu
Pembelajaran bahasa yang efektif tidak
akan terlaksana tanpa adanya perencanaan dan penggunaan sumber-sumber secara
benar. Para pendidik telah mengidentifikasi banyak perencanaan pembelajaran
yang baik digunakan oleh guru untuk membantu murid-muridnya mempelajari bahasa.
E.
Hubungan
antara Empat Keterampilan Berbahasa
1.Hubungan
menyimak dengan berbicara
Menyimak dan berbicara merupakan
kegiatan komunikasi dua arah yang langsung. Menyimak bersifat reseptif, sedangkan
berbicara bersifat produktif. Kegiatan menyimak diawali dengan mendengarkan dan
pada akhirnya memahami apa yang disimak. Untuk memahami isi bahan simakan
diperlukan suatu proses, yaitu: mendengarkan, mengidentifikasikan,
menginterpretasi atau menafsirkan, memahami, menilai, dan menanggapi apa yang
disimak.
2.
Hubungan antara menyimak dan membaca
Menyimak dan membaca merupakan
keterampilan yang bisa diserap. Keduanya memungkinkan seseorang menerima
informasi dari sumber-sumber. Menyimak dan membaca membutuhkan simbol-simbol
juga. Menyimak bersifat lisan sedangkan membaca bersifat tulisan detail,
urutan, hubungan sebab akibat, mengevaluasi secara kritis dan menangkap pesan
secara lisan.
3.Hubungan
berbicara dan menulis
Kegiatan berbicara maupun menulis,
pengelolaan pikiran sangat penting. Pengelolaan pikiran ini lebih mudah dalam
menulis karena informasi dapat disusun kembali secara mudah telah ditulis
sebelum disampaikan kepada orang lain untuk dibaca.
4.
Hubungan
antara membaca dan menulis
Membaca dan
menulis adalah keterampilan yang saling melengkapi. Dalam menulis orang lebih
suka menggunakan kata kata yang dikenal, yang dirasakan sudah dipahami dengan
baik dalam bahan bacaan yang telah dibacanya.
F.
Prinsip
untuk Mencapai Keterpaduan
Prinsip
pertama, keefektifan komunikasi secara luas sebagai tujuan pembelajaran bahasa
disekolah dasar.
Prinsip
kedua, situasi pembelajaran bahasa menurut konteks. Mungkin prinsip keterpaduan
yang paling mendasar ialah bahwa pembelajaran bahasa akan menjadi optimal jika
diusahakan berada dalam konteks yang bermakna.
Prinsip
ketiga, memaksimalkan hubungan antar keterampilan berbahasa untuk mencapai
keterpaduan dengan memaksimalkan hubungan antara berbagai cara komunikasi
G.
Keterpaduan
Pembelajaran Berbahasa
Keterpaduan
pembelajaran berbahasa dapat terjadi melalui 3 macam cara yaitu:
1.keterpaduan
dalam satu keterampilan berbahasa.
2.
Keterpaduan antar keterampilan berbahasa
3.
Keterpaduan lintas kurikulum
H.
Desain
Pembelajaran
Dari
uraian tentang konsep bahasa (whole language)
maka tujuan model pembelajaran bahasa indonesia berdasarkan pendekatan tersebut
sebagai berikut. Mengintegrasikan seluruh keterampilan berbahasa (mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis) dan komponen kebahasaan (tata bunyi, tata
bentuk, tata kalimat, dan tata makna) juga menggunakan multimedia selanjutnya
dikaitkan dengan pengalaman lingkungan dan pengembangan fisik, sosial, mental,
intelektual, dan emosi anak).
Jadi,
whole language adalah suatu
pendekatan pembelajaran bahasa yang secara utuh (menyeluruh) melalui pendekatan
ini pembelajaran dilaksanakan secara kontekstual, logis, kronologis, dan
komunikatif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teaching
language skills adalah bentuk pembelajaran
keterampilan berbahsa yang mengedepankan adanya sinergisitas antar
keempat keterampilam berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Untuk dapat mewujudkannya perlu strategi dan pendekatan pembelajaran
yang tepat. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, meliputi
sifat, lingkup, urutan kegiatan yang dapat memberi pengalaman belajar bagi
siswa. Untuk meningkatkan keterampulan berbahasa, perlu adanya pembelajaran yang
sesuai. Pendekatan whole language menjadi salah sau cara dalam upaya menanamkan
pemahan yang utuh dalam pembelajaran bahasa. Keterampilan berbahasa bermanfaat
dalam melakukan komunikasi dan interaksi dalam masyarakat. Dalam komunikasi,
baik lisan maupun tulisan menuntut adanya kecakaoan keterampilan ini.
B. Saran
Agar
pembaca dapat lebih memahami isi dari makalah ini, Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih kapada
para pembaca makalah ini yang telah berkanan membaca makalah ini, khususnya
mahasiswa mahasiswi yang mempelajari makalah ini. Mungkin makalah ini masih
jauh dari sempurna karena masih banyak di temukan banyak kesalahan di sana
sini.
Untuk itu kami sebagai penulis
mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya dan juga kami memohon kritik serta sarannya
yang bersifat membangun.