Thursday, 12 January 2017

MAKALAH TEORI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

MAKALAH
TEORI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Teaching Language Skills
(Pengintegrasian Empat Keterampilan Berbahasa)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahsa lisan. Klasifikasi seperti ini, dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif. Implikasinya, pembelajaran berbahasa ini harus difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran keterampilan berbahasa tidak boleh ditafsirkan sebagai mengajarkan memahami dan menggunakan bahasa, tetapi harus dipahami sebagai mengajak siswa berlatih memahami dan menggunakan bahasa. Dengan pemahaman seperti ini, guru akan terdorong untuk merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca, menulis, menyimak, dan berbicara dengan lebih bervariasi lagi sehingga pengalaman belajar dari kegiatan  pembelajaran ini tambah bermakna bagi siswa.
            Sehubungan dengan uraian tersebut, fokus kajian tulisan ini adalah pengintegrasian empat keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang terlingkup dalam ranah teaching language skills. Secara terhadap penulisan akan menyajikan peran dari masing-masing keterampilan berbahasa yang secara garis besarnya terbagi dalam dua kelompok, yakni kategori berbahasa tulis dan kategori berbahasa lisan dan kemudian melihat keintegrasiannya.

B.    Rumusan Masalah
1.    Menjelaskan pembelajaran keterampilan membaca
2.    Menjelaskan pembelajaran keterampilan menulis
3.    Menjelaskan pembelajaran keterampilan menyimak
4.    Menjelaskan pembelajaran keterampilan berbicara
5.    Menjelaskan hubungan antara empat keterampilan berbahasa

C.   Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan penulis yaitu agar pembaca mengerti ataupun mengetahui keterampilan berbahasa yang baik dan benar yang meliputi keterampilan membaca, menulis, menyimak, berbicara dan menjelaskan antara hubungan empat keterampilan berbahasa.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pembelajaran Keterampilan Membaca
1.    Hakikat Membaca
Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.
Proses membaca sendiri terdiri dari atas bebrapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah aspek sensorik (kemampuan memahami simbol), aspek preseptual (kemampuan menginterpretasikan apa yang dilihat sebagai simbol), aspek skema (kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan pengetahuan yang telah ada), aspek berpikir (kemampuan membuat inferensi dan evaluasi), aspek afektif (minat membaca yang berpengaruh terhatap kegiatan membaca).

2.    Tujuan Membaca
Setiap pembaca memahami bacaan yang dibacanya. Dengan demikian, pemahaman menjadi faktor penting dalam membaca. Adapun tujuan membaca meliputi:
a.    Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan.
b.    Membaca bersuara.
c.    Menggunakan strategi untuk memahami bacaan.
d.    Menggali simpanan pengetahuan atau skemata.
e.    Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata.
f.     Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan baik lisan atau tertulis.
g.    Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan siswa sebelum membaca.
h.    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksperementasi.
i.      Mempelajari struktur bacaan
j.      Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau penulis.

3.    Teks Bacaan
a.    Pemahaman kalimat
Pada saat membaca siswa dihadapkan pada kalimat majemuk yang kompleks sehingga sulit mereka memahami. Guru hendaknya mengatasi hal tersebut dengan menyusun kalimat yang dipotong dan mencari kata kerja, serta menyuruh siswa mencari bagian penting dan menuliskannya.
b.    Pola-pola organisasi paragraf
Susunan paragraf mengandung berbagai pola pengorganisasian, yaitu membuat daftar dari sesuatu, menerapkan secara kronologis, perbandingan, kontras dan sebab akibat.



4.    Teknik Strategi Pembelajaran Membaca
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap keseluruhan teks, biasanya guru menerapkan kegiatan prabaca, kegiatan inti membaca, dan kegiatan pascabaca.
1.    Kegiatan prabaca
Dalam kegiatan prabaca dimaksudkan untuk mengunggah perilaku siswa dalam menyelesaikan masalah dan motivasi penelaahan materi.
a.    Gambaran awal yang berisi informasi berkaitan dengan isi cerita yang akan dibaca.
b.    Petunjuk melakukan antisipasi yang berisi pertanyaan-pertanyaan deklaratif, sebagian mungkin ada yang tidak benar.
c.    Pemetaan semantik yaitu kegiatan yang memperkenalkan kosakata yang akan ditemukan dalam bacaan.
d.    Menulis sebelum membaca yaitu pengalaman pribadi yang relevan yang membantu siswa untuk membantu siswa merespon dan bereaksi yang lebih positif.
e.    Drama atau simulator yaitu menggambarkan situasi yang dikembangkan dalam cerita.

2.    Kegiatan inti membaca
Bebrapa strategi dapat digunakan yaitu:
a.    Strategi metakognitif.
b.    Cloze Procedure.
c.    Pertanyaan pemandu.

3.    Kegiatan pascabaca
Adapun kegiatan dan strategi yang dapat dilakukan oleh siswa setelah membaca, yakni:
a.    Memperluas kesempatan belajar.
b.    Mengajukan pertanyaan.
c.    Mengadakan pameran visual.
d.    Pementasan teater aktual.
e.    Menceritakan kembali.
f.     Penerapan hasil membaca.



B.    Pembelajan Keterampilan Menulis
1.Hakikat Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan.
Dilihat dari prosesnya, menulis dimulai dari sesuatu yang tidak tampak sebab masih berbentuk pikiran, bersifat sangat pribadi.
2. Teknik dan strategi pembelajaran menulis
a.   pembelajaran menulis di dalam kelas
- bermain-main dengan bahasa dan tulisan
- kuis
- memberi atau mengganti akhir cerita
- menulis meniru model: copy the master
b.    pembelajaran menulis di luar kelas
kegiatan yang dapat mendorong minat siswa untuk menulis adalah majalah dinding (mading).

C.   Pembelajaran Keterampilan Menyimak
1.Hakikat Menyimak
Menyimak dapat dipandang sebagai suatu sarana, sebagai keterampilan, seni, sebagai suatu proses, sebagai suatu respon dan pengalaman kreatif.
Menyimak bertujuan untuk berkomunikasi karena melibatkan keterampilan yang bersifat aural dan oral. Sebagai suatu proses menyimak berkaitan dengan proses keterampilan yang kompleks, yaitu keterampialn mendengarkan, memahami, menilai  dan merespon. Menyimak dikatakan sebagai respon, sebab respon merupakan unsur utama dalam menyimak. Penyimak dapat merespon dengan efektif jika ia memiliki panca indra yang cukup baik dan mempunyai menginterpretasikan pesan yang terkandung dalam tuturan yang disimiaknya,
2. Bahan Pembelajaran Menyimak
Tujuan menyimak, melatih siswa memahami bahasa lisan. Secara umum bahan pembelajaran menyimak dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca, menulis, kosakata, karya sastra, dan bahan yang disusun guru sendiri atau diambil dari media cetak.

D.   Berbicara
1.Hakikat Berbicara
Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi bahasa untuk mengespresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan.
2. Jenis-Jenis Berbicara
a. berdasarkan tujuan
- berbicara memberitahukan, melaporkan, dan menginformasikan.
- berbicara menghibur.
- berbicara mengajak, membujuk, meyakinkan dan menggerakan.
b. berdasarkan situasi
- berbicara formal (ceramah, wawancara)
- berbicara informal (bertelepon)
c. berdasarkan cara penyampaian
- berbicara mendadak, tanpa direncanakan berbicara didepan umum.
- berbicara berdasarkan catatan, pembicaraan menggunakan catatan kecil yang disiapkan sebelumnya serta telah menguasai materi.
- berbicara berdasarkan hafalan, pembicara menyiapkan dengan cermat dan menulis dengan lengkap kemudian, dihafalkan kata demi kata dan kalimat demi kalimat sebelum berbicara.
- berbicara berdasarkan naskah
pembicara telah menyusun naskah pembicaraan secara tertulis dan membacakannya pada saat berbicara.
d.    Berdasarkan jumlah pendengar
-berbicara antar pribadi
-berbicara dalam kelompok kecil
Berbicara dalam kelompok besar
3.Bahan dan Strategi  Pembelajaran Berbicara
      Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Klasifikasi seperti ini, dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif. Implikasinya, pembelajaran harus difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
4.Program pembelajaran bahasa terpadu
      Pembelajaran bahasa yang efektif tidak akan terlaksana tanpa adanya perencanaan dan penggunaan sumber-sumber secara benar. Para pendidik telah mengidentifikasi banyak perencanaan pembelajaran yang baik digunakan oleh guru untuk membantu murid-muridnya mempelajari bahasa.
E.    Hubungan antara Empat Keterampilan Berbahasa
1.Hubungan menyimak dengan berbicara
            Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung. Menyimak bersifat reseptif, sedangkan berbicara bersifat produktif. Kegiatan menyimak diawali dengan mendengarkan dan pada akhirnya memahami apa yang disimak. Untuk memahami isi bahan simakan diperlukan suatu proses, yaitu: mendengarkan, mengidentifikasikan, menginterpretasi atau menafsirkan, memahami, menilai, dan menanggapi apa yang disimak.
2. Hubungan antara menyimak dan membaca
            Menyimak dan membaca merupakan keterampilan yang bisa diserap. Keduanya memungkinkan seseorang menerima informasi dari sumber-sumber. Menyimak dan membaca membutuhkan simbol-simbol juga. Menyimak bersifat lisan sedangkan membaca bersifat tulisan detail, urutan, hubungan sebab akibat, mengevaluasi secara kritis dan menangkap pesan secara lisan.
3.Hubungan berbicara dan menulis
            Kegiatan berbicara maupun menulis, pengelolaan pikiran sangat penting. Pengelolaan pikiran ini lebih mudah dalam menulis karena informasi dapat disusun kembali secara mudah telah ditulis sebelum disampaikan kepada orang lain untuk dibaca.

4.    Hubungan antara membaca dan menulis
Membaca dan menulis adalah keterampilan yang saling melengkapi. Dalam menulis orang lebih suka menggunakan kata kata yang dikenal, yang dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam bahan bacaan yang telah dibacanya.

F.    Prinsip untuk Mencapai Keterpaduan
Prinsip pertama, keefektifan komunikasi secara luas sebagai tujuan pembelajaran bahasa disekolah dasar.
Prinsip kedua, situasi pembelajaran bahasa menurut konteks. Mungkin prinsip keterpaduan yang paling mendasar ialah bahwa pembelajaran bahasa akan menjadi optimal jika diusahakan berada dalam konteks yang bermakna.
Prinsip ketiga, memaksimalkan hubungan antar keterampilan berbahasa untuk mencapai keterpaduan dengan memaksimalkan hubungan antara berbagai cara komunikasi

G.   Keterpaduan Pembelajaran Berbahasa
Keterpaduan pembelajaran berbahasa dapat terjadi melalui 3 macam cara yaitu:
1.keterpaduan dalam satu keterampilan berbahasa.
2. Keterpaduan antar keterampilan berbahasa
3. Keterpaduan lintas kurikulum

H.   Desain Pembelajaran
Dari uraian tentang konsep bahasa (whole language) maka tujuan model pembelajaran bahasa indonesia berdasarkan pendekatan tersebut sebagai berikut. Mengintegrasikan seluruh keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) dan komponen kebahasaan (tata bunyi, tata bentuk, tata kalimat, dan tata makna) juga menggunakan multimedia selanjutnya dikaitkan dengan pengalaman lingkungan dan pengembangan fisik, sosial, mental, intelektual, dan emosi anak).
Jadi, whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang secara utuh (menyeluruh) melalui pendekatan ini pembelajaran dilaksanakan secara kontekstual, logis, kronologis, dan komunikatif.




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teaching language skills adalah bentuk pembelajaran  keterampilan berbahsa yang mengedepankan adanya sinergisitas antar keempat keterampilam berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Untuk dapat mewujudkannya perlu strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, urutan kegiatan yang dapat memberi pengalaman belajar bagi siswa. Untuk meningkatkan keterampulan berbahasa, perlu adanya pembelajaran yang sesuai. Pendekatan whole language menjadi salah sau cara dalam upaya menanamkan pemahan yang utuh dalam pembelajaran bahasa. Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan komunikasi dan interaksi dalam masyarakat. Dalam komunikasi, baik lisan maupun tulisan menuntut adanya kecakaoan keterampilan ini.

B. Saran
Agar pembaca dapat lebih memahami isi dari makalah ini, Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih kapada para pembaca makalah ini yang telah berkanan membaca makalah ini, khususnya mahasiswa mahasiswi yang mempelajari makalah ini. Mungkin makalah ini masih jauh dari sempurna karena masih banyak di temukan banyak kesalahan di sana sini.
Untuk itu kami sebagai penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya dan juga kami memohon kritik serta sarannya yang bersifat membangun.